1

2K 16 0
                                    

Istri yang tak mau mengurus suaminya
(1)

Penulis : Rita P

"Aku pulang. Assalamualaikum." Tak terdengar jawaban dari dalam rumah. Seorang lelaki usia tiga puluhan hanya bisa menghela napas. Pasti istrinya sedang sibuk nonton televisi.

Ia membuka pintu dan masuk. Benar saja, istrinya sedang tiduran manis di sofa sambil ngemil camilan. Mengabaikan dirinya yang baru pulang bekerja.Tak pernah ada sambutan plus senyuman hangat. Apalagi secangkir kopi panas. Tidak ada.

Bukan ia tak pernah protes dan mempertanyakan sikap istrinya. Pernah suatu ketika ia tanyakan. Kenapa tak pernah menyiapkan makanan atau kopi atau semacamnya. Jawabannya sungguh mengejutkan. "Mas itu tugas suami. Tugas istri hanya melayani di kasur saja. Selain itu, ya, Mas kerjakan sendiri. Emang aku babu kamu."

Ya. Ia sekarang paham kenapa istrinya tak ingin memasakan makanan untuknya, merapikan rumah, mencuci bajunya, mencuci piring, merapikan dan membereskan rumah. Bahkan semenjak mereka menikah hingga empat tahun berlalu. Ia sudah paham.

Ketika dirinya memprotes maka sang istri akan merajuk dan langsung pulang ke rumah orang tuanya. Maka yang bisa ia lakukan adalah menerima saja keadaan yang terjadi.

Seperti saat ini, keadaan rumah sungguh memprihatinkan. Kotor dan berdebu. Sampah berserakan di mana-mana, istrinya malah terkesan tak acuh. Asyik menonton televisi.

Penat sepulang kerja semakin bertambah ketika melihat keadaan rumah yang kotor. Ditambah tidak ada makanan apapun.

Ah, ia terlupa belum membeli makanan.

"Baiklah. Aku menyapu dulu saja. Baru nanti keluar lagi, pikirnya.

Ia pun mengambil sapu dan mulai membersihkan rumah, kemudian mengepelnya. Cucian piring menjadi target selanjutnya."Hemm, oke deh. Sudah selesai semuanya. Setidaknya nggak begitu kotor. Mandi dulu baru nyari makanan," ucapnya bermonolog.

Setelah selesai mandi, ia pun bersiap keluar mencari makanan. Perutnya sedari tadi sudah meronta minta diisi. Mau menunggu setelah Maghrib tapi perutnya sudah perih.

"Kamu mau makan apa, Dek? Mas mau keluar." tanya lelaki itu menghampiri istrinya yang masih asyik menonton sinetron. Bisa berjama-jam anteung di depan televisi.

"Sate daging, ya, Mas," jawabnya sambil matanya tetap fokus ke acara sinetron.

"Oke." Lelaki itu mengambil kunci motor dan bersiap pergi. Penjual sate daging terletak lumayan jauh dari rumahnya. Tapi perutnya juga sudah tak sabar meronta sedari tadi.

"Aku makan yang cepat dulu saja deh. Sudah perih gini." Celingukan ia mencari penjual makanan lain yang bisa langsung disantap. 

Tanpa sengaja netranya menangkap sebuah warung nasi yang baru dibuka. Dari balik etalase makanan itu terlihat menggiurkan selera, Apalagi bagi perutnya yang sudah tak sabar menanti makanan. Tanpa pikir panjang ia membelokan motornya ke warung tersebut.

Ada beberapa pengunjung yang sedang menikmati makanan jua. Kebanyakan para lelaki.

"Mbak, pesan makan dong," ucapnya kepada seorang wanita berusia sekitar dua puluh limaan.

"Makan sini atau dibungkus, Mas?" tanya wanita itu sambil tersenyum manis memperlihatkan gingsulnya.

Aih, wanita ini ternyata begitu ayu. Manis pula senyumnya. Membuat lelaki itu sedikit terkesima. "Makan sini saja. Saya mau opor ayam, tumis pare, hemm apalagi, ya. Gorengan tahu deh."

Dengan sigap wanita itu mengambilkan semua pesanan yang disebutkan. "Ada lagi?"

"Sementara cukup dulu. Minumnya es teh tawar, ya."

Istri Yang Tidak Mau Mengurus Suaminya (Ready Stok)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang