🍀 O4 🍀

3.1K 811 201
                                    

Jangan lupa vote sebelum baca 😋

Komenan kalian bonus buat aku. Thank you 👌

Happy reading 😘

***

Maksud Daniel saat mengajak Seongwoo tidur bersamanya dengan posisi Seongwoo di bawah dan Daniel di atas adalah Seongwoo di lantai dan Daniel di ranjang. Tapi semua itu tidak terjadi, pada akhirnya Daniel dan Seongwoo tidur pada satu ranjang yang sama dengan pembatas guling.

Pukul setengah 6 pagi, Seongwoo sudah terbangun dari tidurnya. Ia segera masuk ke dalam kamar mandi untuk buang air kecil, cuci muka dan sikat gigi supaya terlihat lebih segar. Kaki rampingnya berjalan keluar dari kamar mandi menuju lemari milik Daniel. Ia mencari baju yang kira-kira pas untuknya. Pagi ini ia berencana untuk melakukan jogging sebelum memulai kegiatan.

Matanya sibuk memilah dan tangannya sibuk menggeser gantung-gantungan pakaian itu sampai akhirnya ia menemukan sebuah hoodie hitam yang lebih kecil dari pada yang lainnya. Dengan senyum yang mengembang, Seongwoo segera mengenakannya. Celananya tidak ia ganti, karena ia sama sekali tidak membawa pakaian apapun ke masa lalu, hanya pakaian yang ia pakai saat ini saja.

Seongwoo berbalik untuk menatap Daniel yang masih bergelung dalam selimutnya. Ia mematikan AC yang masih menyala dan segera menghampiri Daniel yang masih tertidur.

"Niel, wake up!" Seongwoo menggoyang-goyangkan tubuh suaminya dan nyatanya sama sekali tidak berhasil.

"Daniel! Bangun, udah pagi! Nanti rezekimu, jodohmu dipatok ayam!" seru Seongwoo.

Daniel bergerak, laki-laki itu mengulet dalam selimutnya kemudian menyahut dengan suara serak. "Jodoh gue masa dipatok ayam? Toh udah berdiri di depan gue nih," balasnya kemudian ia menarik Seongwoo untuk tidur kembali ke dalam pelukannya.

"Udah, lu tidur aja lagi bareng gue."

Tapi sayang Seongwoo berontak dan segera menarik Daniel agar bangun dari tidurnya.

"Gue nggak mau bangun, Woo!" Daniel merengek dengan mata yang setengah terpejam dengan posisi duduknya. Kemudian ia kembali menidurkan tubuhnya ke ranjang.

"Bangun atau aku doain kamu tidur selamanya?" sarkas Seongwoo pada Daniel.

Dengan segera Daniel melompat dari ranjangnya ke hadapan Seongwoo.

"Kok lo ngomongnya gitu?!! Lo ngedoain gue cepet mati ya?! Nanti yang nemenin lo di masa depan siapa? Nanti siapa yang bisa ngurusin Mark?" omel Daniel pada Seongwoo.

"Ya aku tinggal cari lagi. Cepat bersihin muka kamu tuh, banyak pulau tuh. Aku tunggu di bawah."

Setelahnya Seongwoo pergi meninggalkan Daniel yang masih melongo di kamarnya.

"Wah...wah...wah! Bener-bener nih, gue berasa kaya nggak penting banget gitu ya buat hidup dia," sungut Daniel lalu ia masuk ke kamar mandi.

Seongwoo benar-benar menunggu di ruang tamu lengkap dengan sepatu yang ia kenakan. Tepat di sebelahnya ada sepatu olahraga milik Daniel. Tak lama kemudian Daniel turun dari lantai atas dan menghampiri Seongwoo.

"Mau kemana sih pagi-pagi buta begini? Gue tuh nanti mau kerja, Woo!" omel Daniel pada Seongwoo kemudian ia mendudukkan dirinya tepat di sebelah Seongwoo.

"Jogging dulu. Kamu tuh harus sering-sering olehraga biar metabolisme tubuhnya bagus. Biar ngeluarin toxic dari dalam tubuh juga lewat keringat. Perut kamu tuh udah buncit, pacaran sama Si Gendut 3 tahun dikasihnya fast food terus jadinya begini nih. Lemak semua isinya badanmu. Malas, jorok, nggak mikirin kesehatan, gendut pula," Seongwoo mengomentari segalanya.

Daniel berdecak, "Ngomongin Jihoon mulu, nanti kesal sendiri," balas Daniel.

"Aku nggak kesal sama Jihoon, Daniel. Aku kesal karena kamu malah nerima-nerima aja dikasih fast food sama dia. Kamu nggak mau tapi tetep aja kamu terima. Bucin boleh, goblok jangan. Kamu tuh udah bucin, goblok lagi. Pusing aku," ujar Seongwoo yang membuat Daniel membulatkan kedua matanya.

"Kok ngo---WOY!!! MAU KEMANA?!!"

Daniel segera mengenakan sepatunya kemudian mengejar Seongwoo yang sudah pergi keluar lebih dulu.

***

Kedua orang itu berlari mengelilingi komplek perumahan mewah yang ditinggali oleh Daniel. Seongwoo berniat mencari jogging track yang ada di sana. Masa perumahan mewah begini nggak punya taman dan jogging track.

Seongwoo berlari di depan Daniel, sedangkan Daniel sudah ngos-ngosan dan memilih duduk di pinggiran trotoar. Payah banget emang.

"Hey! Ngapain duduk disitu?!" Seongwoo akhirnya berbalik untuk menghampiri Daniel yang sedang duduk.

"Capek tau nggak! Pelan-pelan bisa nggak sih?" omel Daniel pada Seongwoo.

Si Manis hanya tertawa kemudian mengeluarkan sapu tangan putih bersih dari dalam saku celananya. Tangannya terulur untuk mengusap bulir keringat yang membasahi kening Daniel.

"Payah banget sih kamu, baru 200 meter dari rumah tapi keringatnya udah segede-gede biji jagung," ejek Seongwoo dengan senyuman menyebalkannya.

Daniel menatap Seongwoo dengan galak, "Heh! Gue nggak ngerti ya kenapa nanti pada akhirnya gue malah jatuh cinta sama lo dan nikahin lo sampe kita punya anak! Sumpah, lo ngeselin banget. Kalau dibandingin sama Jihoon tuh ya, lo itu..."

Daniel menggantungkan kalimatnya dan Seongwoo menaikkan sebelah alisnya menunggu kalimat Daniel selanjutnya.

"Lo itu...nggak ada apa-apanya dibandingin sama ngeselinnya Jihoon," lanjut Daniel dengan suara lesu lalu menunduk. Ucapan Daniel memancing tawa Seongwoo keluar.

"Udah ah, aku kaya gini juga supaya kamu bisa hidup sehat terus sampai nanti. Biar nanti pas aku udah nggak ada, aku bisa percayain Mark sama kamu sepenuhnya tanpa takut kamu bakalan bawa pengaruh buruk sama Mark," balas Seongwoo sambil tersenyum kemudian kembali menarik tangan Daniel agar berlari bersamanya.

Daniel tertegun dengan penuturan Seongwoo yang membuat seluruh jagad ranya ikut terdiam. Ia pasrah mau ditarik kemanapun oleh Seongwoo. Matanya tidak berhenti memperhatikan punggung kecil milik Seongwoo. Punggung itu yang akan menjadi tempatnya bersandar.

"Lo...nggak boleh ngomong gitu, Woo. Kita kan harus bisa jagain Mark sampai dia besar," lirih Daniel.

Daniel mengeratkan genggaman tangannya pada tangan Seongwoo dan berlari untuk mengejar Seongwoo yang berlari di depannya.

"Ayo lari! Gue mau liat lo terus dan gue mau ngebuktiin kalau setiap omongan lo benar! Gue mau fakta tentang gue yang akan berakhir sama lo dan pada akhirnya kita punya Mark!" seru Daniel yang sudah berlari di depan Seongwoo tanpa melepaskan genggaman tangan mereka.

Sudah 25 menit berlalu dan selama itu mereka terus berkeliling jogging track sambil mengobrol. Jiwa jahil Daniel juga mulai muncul, ia menjahili Seongwoo. Sesekali mendorong laki-laki yang lebih kecil darinya itu hingga sedikit terpelanting kemudian Seongwoo membalasnya dengan cara menyeruduk Daniel dari belakang.

"Duduk sini!" ajak Seongwoo pada Daniel yang sedang bersandar pada batang pohon mangga. Kemudian laki-laki itu menghampiri Seongwoo dan duduk di sebelahnya.

"Nih minum," Seongwoo menyodorkan minum pada Daniel dan segera diminum sampai habis oleh Daniel.

"Woo, lo kapan balik ke masa lo?" tanya Daniel yang membuat Seongwoo menoleh.

"Kenapa nanya kaya gitu?" tanya Seongwoo balik.

"Ya nggak apa-apa."

"Nggak usah dibahas, nanti kalau aku udah nggak ada kamu nyariin."

***

A/N:

Selamat hari minggu pagi ndee 😋👌

Pendek aja dulu ya hehehe. See you in next chapter 😋

Btw, buat Teenager 2.0 itu aku unpublish dulu. Aku lagi nyusun ulang alurnya karena aku jarang banget nulis yang modelan kaya gitu :( thank you guys

From The Future ➖ OngNiel ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang