Autumn with Jennie #17

1K 168 15
                                    

Ketukan di tengah malam kembali membangunkan ku, aku menatap ke pintu itu saat seorang pria masuk dan menyalakan lampu, masih ku tutup mata ku karena terlalu silau untuk menatap nya.

"Sudah tidur?" Suara ayah membuat ku membuka mata perlahan, melirik nya dengan sedikit menyipitkan mata ku, ku lihat ia menutup pintu lalu duduk di ujung ranjang ku, aku duduk bersandar di ranjang ini tanpa menatap nya. Berhari-hari kami tidak bicara, suasana pun terasa canggung di tambah pertengkaran ku dengan ayah saat hari pertunagan ku dengan Willis waktu itu.

"Kau kemana saja seharian, hm?"

"Tidak ada.."

Ayah menghela nafas nya sambil menatap sekitar kamar ku, suasana yang sepi, lampu malam redup, warna dinding biru malam dengan beberapa poster The Beatles yang ku tempel di samping lemari baju ku.

"Kau masih memainkan gitar mu?" Ku lirik lagi ayah yang hanya diam sambil menatap gitar di samping meja belajar ku.

"Kadang-kadang.."

"Wae? Sejak menengah pertama rumah selalu penuh dengan bunyi gitar mu, sekarang bahkan ayah tidak pernah melihat mu menyentuh nya.."

"Ayah jarang di rumah.. Mungkin... karena itu.." jawab ku semakin memelan di akhir kalimat ku. Bisa ku lihat ayah yang tersenyum sambil sedikit mengacak rambut ku.

"Kau sudah besar, Rosie.. Mungkin karena itu rumah menjadi sepi.. Kau semakin diam pada ayah, bahkan pada bibi maid yang sering kau ajak bercanda.. Dia bahkan mengadu pada ayah.."

Mungkin karena masalah ku, ayah.. masalah yang juga sebenarnya ayah berikan untuk ku..
"Dengarkan ayah, jangan berbicara kasar dengan Willis.. Ayah mendengar kalian tadi.."

Mata kami kembali bertemu, sebenarnya aku tau ayah mengerti dengan ku, ekspresi wajah yang mengerti dengan perasaan ku dan kepala ku yang akhirnya menunduk karena kembali mendengar nama itu.

"Ayah.. Haruskah ini? Aku.. Tidak bisa.."
Aku tidak mengerti bagaimana aku bisa serapuh ini, aku menahan sesuatu yang akan keluar dari ekor mata ku, yah mungkin itu air mata yang terus ku tahan seharian ini, ayah yang mengerti dengan itu mulai memeluk ku dengan pelan.

"Perlahan Rosie.. Kau pasti akan menyukai nya.."

Ku gelengkan kepala ku dengan pasti, menutup wajah ku di pundak ayah dengan suara tangis yang semakin ku tahan.
"Aku.. tidak bisa ayah.."

Ayah hanya diam, begitu pula dengan ku, tak tau berapa lama dengan posisi itu.. bahkan tangis ku pun berhenti seiring dengan waktu, sebelah tangan nya masih mengusap rambut ku dan satu nya lagi masih kuat memeluk tubuh ku. Rasa nya aku sangat manja, seperti anak kecil yang harus dipeluk agar berhenti dari tangis nya.

"Ayah.."

"Hm?"

"Aku ingin bertemu ibu.."

Hela nafas ayah ku dengar, kali ini terdengar lebih putus asa. Tangan nya berhenti mengusap rambut ku, beralih memeluk tubuh ku kuat dengan kedua tangan nya.

"Mwo? Rocie ayah.. Merindukan ibu??"

"Uhh?! Aku serius ayah.."

"Hahah.. Baiklah.. Setelah pernikahan, nee.. Seminggu setelah pernikahan.."

"Aku tidak akan menikah.."

"Rocie.."

"Terserah saja.. Aku tidak akan menikah.."

"Sayang.. Ayah tidak mungkin bisa membatakan nya.."

"Jadi jika bisa.. Ayah akan membatalkan nya?" Ku angkat kepala ku, menatap ayah yang kini mimik ragu mulai terlihat disana.

Autumn with Jennie [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang