3: kesibukan raja

62.4K 6.5K 377
                                    

"you said that,
you don't know me,
you don't know who i am anymore."
you & me, james tw

SUDAH enam bulan berlalu sejak perpisahan Raja dan Ratu, sekarang, Raja menjalani semester dua perkuliahannya yang menyibukkan. Paris dan Singapura berbeda enam jam, lebih cepat Singapura. Maka dari itu, waktu mereka tidak pernah bisa bertemu.

Pagi hari, Raja sudah disibukkan dengan jadwal kuliah, sementara Ratu sedang makan siang bersama teman-temannya. Siangnya, Raja makan siang ditemani tablet tempatnya belajar dan mencari bahan riset, sementara Ratu sudah di apartemennya, menunggu Raja membalas pesan. Kemudian ketika malam hari, Raja masih harus berkutat dengan tugas-tugasnya, baru selesai jam sepuluh atau sebelas, dan tentu saja Ratu sudah tidur setelah lama menunggu Raja selesai dengan urusannya.

Ada hari-hari di mana Raja sangat ingin selalu ada untuk Ratu, ada juga hari di mana dirinya letih. Bahkan terlalu letih untuk tersenyum. Lingkaran matanya juga semakin melebar lebih parah dibanding semester satu.

Maka, isi obrolan mereka tidak jauh-jauh dari hal seperti ini:

06.34
Raja: ratu lagi makan?

12.34
Ratu: iya, raja jangan lupa sarapan ya

Setelah itu Raja tidak sempat membalas karena harus mengejar kelas. Barulah saat makan siang, Raja sempat mengirim pesan pada Ratunya.

12.17
Raja: ratu udah pulang?

18.17
Ratu: udah, ini lagi guling-guling aja di kasur. raja jangan lupa makan malem okey

Setelahnya Raja harus buru-buru menelan makanannya, kemudian ke musholla, lalu bergegas mengikuti kelas selanjutnya sampai sore. Raja baru bisa melepas lelah di apartemen, setelah bersih-bersih.

20.08
Raja: ratu udah tidur?

Tidak ada balasan. Jam dua pagi, Ratu pasti sudah tidur.

Saling mengingatkan seperti ini terus berulang-ulang hingga Raja merasa mereka hanya menjadi aplikasi pengingat masing-masing. Tidak ada obrolan berarti, tidak ada pembahasan yang sama lagi. Mereka terlalu rindu, tapi jarak membuat semua sulit dilalui. Bersikap biasa saja, tapi kadang tidak semudah itu melakukannya.

Karena, Raja selalu memikirkan Ratu. Apakah Ratu bahagia di sana? Apakah Ratu baik-baik saja? Apakah Raja terlalu lama pergi? Semua pertanyaan itu tidak mampu Raja jawab seorang diri, tapi Raja juga tidak berani menanyakannya pada Ratu.

Dan, memang lebih baik seperti ini saja. Toh, Raja akan berusaha lulus secepat yang ia bisa, dan kemudian menemani Ratu.

Siang ini, Raja akan berusaha menyelesaikan semua pekerjaannya agar bisa mengobrol dengan Ratu lebih lama, kalau bisa panggilan video! Raja kangen banget sama Ratu, pengin ngobrol banyak hal, dan pokoknya jauh-jauh dari tugas kuliahnya yang sepertinya tak ada habisnya.

"Kayak gak makan seminggu lo, ati-ati kesedek" suara Luvi membuat Raja mendongak dari aktivitas makan burgernya. Perempuan itu duduk di depan Raja sambil membuka bekal makannya di atas meja.

Raja membalas sama sinisnya. "Gak punya temen ya lo?"

Luvi tersenyum miring. "Gak punya. Sayangnya temennya lo doang."

Luvi adalah teman pertama Raja di kampus ini. Sama-sama dari Indonesia. Sama-sama ke sini dengan beasiswa. Pertama bertemu, Luvi adalah orang yang malu-malu dan bahkan sulit berkata sepatah dua kata dengan Raja. Namun, setelah pertemuan demi pertemuan, keluarlah sifat asli Luvi yang agak nyinyir tapi ada benarnya.

"Udah selesai belum tugas dari Miss Lily?" tanya Luvi setelah mengunyah makanannya dengan lahap.

"Udah lah, emangnya elo, ngerjainnya ngaret."

"Dih, najis lo ya," cibir Luvi. "Gue udah ngerjain kok, tapi..., nanti kalo lagi mood."

"Kalo beasiswa lo dicabut, jangan nangis-nangis cari gue."

Luvi terkekeh, "Sebelum beasiswa gue dicabut, lo duluan yang dicabut, kita pulang bareng-bareng dah ke Indonesia! Yeay."

Raja geleng-geleng kepala. Pikiran Luvi benar-benar sedeng.

Raja berusaha menyelesaikan pekerjaannya dan pulang tepat waktu, jam tiga sore. Raja sama sekali tidak membuka ponselnya hingga akhirnya sampai di apartemen jam empat. Senja sedang bagus-bagusnya, menelisik dari balik jendela apartemen, membuat Raja jadi ingin jalan-jalan mengitari bibir pantai, tapi fisiknya sudah letih.

Ketika Raja tak sengaja terlelap tidur, matanya langsung membuka lebar, selebar jalan tol, RATU!

Dengan sisa tenaganya, Raja membuka laptop dan langsung menghubungi Ratu dengan aplikasi Skype. Raja mengetukkan kakinya, tak sabar bisa mengobrol dengan Ratunya.

Akun Ratu belum juga online. Raja mencoba menghubungi dengan pesan singkat.

16.12
Raja: rat, skype-an yuk!

22.12

Ratu: ratu lagi sibuk, raja istirahat aja.

Bahu Raja menurun.

16.13
Raja: oke, jangan lupa makan, ya

22.13

Ratu: iya.

Raja melempar ponsel, kemudian melihat ke arah senja yang masih menantinya. Namun, Raja tidak akan menghabiskan waktunya dengan berjalan-jalan di bibir pantai menikmati senja. Tidak. Raja akan kembali pada tugas-tugasnya yang masih menumpuk, agar di kemudian hari, Raja tidak perlu selelah ini sekarang.

Lambat laun, Raja menjadi terbiasa, tanpa Ratu di sisinya.

R: Raja, Ratu, & RinduWhere stories live. Discover now