Twenty One

2.8K 441 52
                                    

.

.

.

.

.

.

.

Aku dan Haechan tidur bersama di ranjangku, dia awalnya tidak menangis tapi akhirnya pecah juga saat kubawa dia kekamar. Jadilah anak itu kelelahan habis menangis dua jam nonstop. Aku sudah menghubungi Mark dan memang bule nyasar itu sedang mencari kekasihnya. Mark bilang kalau Haechan tau gara-gara mereka bertemu di mall saat dia sedang mengantar Koeun belanja.

"aku akan bilang ke papi malam ini kalau aku tidak menyukai Koeun" Putus Mark.

Ponselku berdering nyaring, sedikit enggan aku meraihnya. Ini Seulgi nuna yang menelpon.

"ya hallo?" sapaku, apakah dia disuruh Nana untuk menghubungiku karena aku mengabaikan banyak pesannya dan juga panggilan telponnya.

"Jeno kau dimana?" Tanya Seulgi nuna.

"Dirumahku sendiri nuna" jawabku seadanya. Seulgi nuna tak berbicara apa-apa lagi membuatku mengeryitkan kening bingung.

"aku melihat Jaemin tadi menangis di depan apartementnya? Kau tau?"

"hmm" gumanku.

"apa kalian punya masalah? Aku tak bermaksud ikut campur..."

"yaa... kami memang ada sedikit masalah"

"oh begitu"

Aku melihat ke arah Haechan yang masih terlelap.

"nuna... tolong datangi kesebelah, Nana pasti belum makan malam"

Semarah apapun diriku, aku juga masih mengkhawatirkannya. Disini aku menenangkan kekasih orang lain tapi di tempat lain pacarku sedih karena diriku tanpa ada yang menenangkannya.

.

.

Keesokkan harinya Haechan dan aku berangkat ke sekolah bersama, untunglah aku punya seragam cadangan jadi bisa dipakai Haechan.

"Haechannie!!" Memang deh Somi itu kayaknya urat malunya sudah putus, masa anak perawan pagi-pagi sudah teriak-teriak aja.

"tau gak Guanlin kemarin ditabok sama sepupu kamu Channie, gara-gara Nancy sama Seonho ngaku jadi pacarnya si Galah" kata Somi heboh. Gak ngerti lagi dia bisa update banget masalah ginian.

"Masa? Serius? Berarti dia ketemu Jihoon di luar dong?! Bangsat betul sudah aku bilang jangan deketin Jihoon!!" pekik Haechan tidak kalah heboh. Lah, kemana Lee Donghyuck yang begitu rapuh malam tadi? kok udah hilang aja, emang ya kalau sudah ngegosip suka lupa dianya sama masalahnya sendiri. Aku meninggalkan kedua orang yang suka ghibah ini dan berjalan menuju kursiku sendiri.

.

.

Jam pertama kami adalah jam mata pelajaran sejarah, Xiumin-Ssaem seperti biasa hampir membuat kami tertidur karenanya. Mark tidak masuk sekolah, kata Yeri dia sakit. Yeri tau darimana? Dari Jaemin-Ssaem. Aku melirik Haechan yang sama sekali tidak bereaksi apa-apa saat Mark dikabarkan sakit. Sepertinya dia benar-benar marah. Dan aku sendiri masih belum mau berkomunikasi dengan Nana. Bahkan aku menonaktifkan ponselku setelah menerima panggilan telpon dari Seulgi nuna.

"Njirr sakit!" teriakan Guanlin memenuhi kantin kala Haechan membantunya mengompres lebam di sudut matanya.

"Huh pasti sakit banget itu" komentar Woojin.

Seongsaenim! I Love You! [ Nomin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang