Reka Rasa

Topeng

Be your self. Menjadi diri sendiri. Sebuah statemen yang tidak dapat ditelan bulat-bulat.

Kadang dalam hidup ini, kita tidak bisa menjadi diri sendiri, kita butuh topeng. Untuk menutupi kebusukan ego kita, untuk menyamarkan amarah yang siap meledak, untuk memulas kebencian, kekesalan dan kecacatan hati yang terpancar di wajah kita.

Sadarkah, kita ini terlalu buruk untuk menjadi diri sendiri seutuhnya. Jadi, tidak ada salahnya sesekali kita memakai topeng. Bukan untuk menjadi orang lain melainkan untuk mendamaikan hati orang lain.

Di luar sana, ada orang lain yang perlu kita beri senyuman ditengah kekesalan kita. Ada orang yang layak mendapat ketulusan kita bukan wajah ketus kita. Ada orang yang butuh mendapat kekuatan yang terpancar dari mata kita, bukan raut keputusasaan kita.

Tidak terlalu buruk untuk memakai topeng. Tidak terlalu buruk berpura-pura kita baik-baik saja. Siapa tahu dengan terus berpura-pura, tanpa sadar kita benar-benar bahagia karena telah menyelamatkan jiwa orang lain.

Ya, kadang menyelamatkan jiwa seseorang sesimple dan semudah itu. Hanya dengan menunjukkan seulas senyum dan sorot dukungan, kita dapat menyelamatkan jiwa seseorang yang tengah rapuh.

Namun sayang, kita sebagai manusia kadang terlalu egois. Kita senang sekali membuang topeng dengan dalih menjadi diri sendiri. Lalu dengan sengaja menumpahkan segala amarah, kemelut, emosi, kesedihan, kekesalan, kebencian, keputusasaan di hadapan banyak orang maupun di sosial media. Untuk apa menampakkan hal demikian? Ingin mendapat perhatian? Ingin mendapat pembelaan? No, kebanyakan dari mereka hanya akan menjadikan mu sebagai bahan gunjingan.

Be your self. Tempatkan sesuai porsinya. Bukan berarti dengan menjadi diri sendiri lantas kita bisa semaunya sendiri. Kita tidak sebaik itu untuk menjadi diri sendiri seutuhnya.

Sabtu, 11 Mei 2019