[08] : |Luka Prisma|

841 22 4
                                    

"Mama!"

Aku berseru girang ketika mendapati Mama sedang membuat cake di dapur. Sabtu siang tadi, aku baru saja dari mall bersama teman-teman.

"Udah pulang dari tadi?" tanya Mamaku.

"Baru. Tumben Mama buat cake?"

"Ada Prisma." Mataku langsung melotot saking kagetnya.

"Kog ada di sini? Dia di mana sekarang, Ma?"

"Di kamar tamu."

Aku langsung buru-buru mencari Prisma. Aku hafal anak itu. Jika ia kesini dan berlindung di Mama, itu artinya dia ada masalah.

Dan benar. Kutemukan ia sedang tiduran membelakangiku. Aku masuk pelan-pelan.

"Pris?"

Ia langsung berbalik dan terduduk. Gurat di wajahnya mengatakan ada hal besar yang ia pendam.

"Pris, lo kenapa?"

Aku bingung ketika Prisma tidak menjawab pertanyaan dariku. Akhirnya setelah beberapa menit kemudian ia mau membuka suara.

"Tante,"

"Tante Azma kenapa?"

"Tante abis dimarahi Nenek." Ucapnya lemas.

"Kog bisa?"

"Nenek pengen bawa gue ke Sumatra dan hidup sama dia. Sedangkan Tante Azma nahan gue karena dia nggak punya anak dan udah nganggap gue sebagai anaknya. Dan gue juga betah di Bandung. Gue nggak mau ikut Nenek. Dan akhirnya Nenek marah besar. Bahkan, ia sampai menampar Tante Azma gara-gara ngelawan belain gue."

Aku terdiam. Aku tak bisa bantu apa-apa jika masalahnya seperti ini.

"Yang sabar ya Pris, gue nggak bisa bantu lo apa-apa." Ucapku sambil mengusap pundaknya.

"Gue udah sabar sejak dulu. Sejak Papa Mama ninggalin gue selama-lamanya. Kenapa gue ngerasa Tuhan nggak ad-"

"Husttt!" aku langsung memotong ucapannya.

"Lo nggak boleh kehilangan kendali. Lo harus tetep fokus sama masa depan lo. Lo harus semangat!" aku menyemangatinya dengan senyuman lebar.

"Gue selalu semangat. Asalkan,"

"Asalkan apa?"

"Lo terus tersenyum lebar di depan gue."

Aku salah tingkah. Apa maksudnya?

"Karena lihat irisan cabe yang nyelip di gigi lo, gue suka dan nggak bisa nahan tawa." Ucapnya selepas itu tertawa sangat keras.

Aku segera melotot kaget dan buru-buru berlari ke kamarku untuk menyembunyikan malu.

**********

Ada berbagai alasan aku tidak bisa mencintaimu. Salah satunya karena aku bukan yang terbaik untukmu.

—JAM

KEJORA |Completed| ✔️Where stories live. Discover now