01. Prahara

662 65 30
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Mungkin ini yang disebut karma. Benar. Ini memang karma untuknya.

Seisi kelas ricuh membicarakan Hwang Yeji. Teman sekelas kami yang baru saja mengalami kecelakaan hebat hingga meremuk-redamkan mobilnya. Sebenarnya ini salahnya sendiri. Ia belum mempunyai SIM dan belum cukup umur untuk mengendarai kendaraan sebesar itu. Namun mungkin karena ia memang dari keluarga kaya raya, jadi orang tuanya memberi hadiah seperti itu diumurnya yang ke-18(gadis itu pernah dengan congkak memamerkannya). Dan heol. Sekarang kendaraan itu hancur bersama dirinya.


"Kasihan sekali ya..."

"Padahal dia orangnya baik."

Baik? Astaga! Bagaimana gadis kurang ajar itu bisa disebut baik!


Muak mendengar ocehan teman-teman, aku memilih keluar kelas. Setidaknya di luar kelas tidak semua orang membicarakannya.

Namun ternyata dugaanku sangat salah. Di luar kelas-pun sangat berisik, murid-murid juga membicarakan Yeji yang baru terkena musibah. Tidak hanya perempuan, namun juga laki-laki. Yeji memang se-terkenal itu.


"Jinyoung!"

Aku yang masih di depan pintu menoleh ke sumber suara.

"Benar ya, Yeji mengalami kecelakaan tunggal dengan mobil barunya? Lalu bagaimana keadaannya?"

Orang yang tadi memanggilku dan sekarang ada di hadapanku--sambil melemparkan banyak pertanyaan--ini namanya Yonghee, satu-satunya sahabatku di sekolah.

Aku mengangguk, "Hooh, benar. Dari yang kudengar sih cukup parah. Ada beberapa tulang yang patah."

"Astaga! Masih bocah, sudah naik mobil saja! Tapi parah juga ya, kasihan." Yonghee menggeleng dan memegangi dagunya. "Tapi... tapi... mungkin ini memang balasan untuknya!" Ucapnya kemudian sambil menatapku dengan mata yang melebar.

Tepat. Ini memang karma untuk gadis itu.

Sahabat didepanku mengangguk-angguk, "Tepat sekali, Young! Yeji mendapatkan balasannya karena selalu mengganggumu!" Ucapnya semakin menggebu.

"Hei! Kecilkan suaramu! Banyak teman-teman Yeji di sekitar sini!" Aku ingin membekap mulutnya.

"Jinyoung... akhirnya..." Yonghee merentangkan tangan lebar sambil tersenyum bahagia. "Akhirnya kau bisa bebas dari Yeji si tukang bully itu! Aku yakin kalau Yeji tidak ada, teman-teman se-gengnya juga tidak akan mengganggumu lagi!"

Benar sekali. Aku adalah korban bullying Hwang Yeji dan kawan-kawannya.

"Selamat, ya Jinyoung! heheheh." Yonghee menepuk pundakku berkali-kali. Senyum penuh kelegaan terentang di wajahnya yang damai. Dia sebahagia itu.


Kringgg Kringg Kringggg

Mendengar bel masuk, Yonghee melambaikan tangannya padaku, lalu berjalan menuju kelasnya dengan kaki yang terseok sebelah. Kaki kirinya memang tidak terlalu normal sejak lahir(itu yang ia katakan).

April untuk Yeji •jinyoung•✔Where stories live. Discover now