02. Karma untuk Sang Ratu

304 54 13
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Kurasa perkataan Yonghee ada benarnya.  Sekarang sudah memasuki istirahat kedua, namun Geng Yeji belum mengacaukan hariku sama sekali. Mereka  sibuk mengatur jadwal untuk menjenguk ketua mereka yang ada di rumah sakit--entah sudah bagaimana keadaannya sekarang.

Kukeluarkan bekal siang yang kubawa dari rumah. Isinya sederhana, hanya kimchi dan potongan ayam yang digoreng seadanya. Mungkin bagi orang lain,  makanan yang kusantap ini rasanya tidak match, tapi bagiku apa-apa yang dimasak oleh ibu rasanya bisa kumakan. Orang sederhana, jangan maunya yang enak-enak saja.

Aku makan dengan tenang. Dan rasanya berbeda sekali. Biasanya Yeji akan datang lalu menupahkan jus jeruk ke makan siangku.



"Ups, maaf. Tapi sepertinya makananmu butuh sesuatu agar lebih segar."

Aku pernah hampir mendorongnya, namun dua sahabat pria-nya itu benar-benar menjadi tameng untuk Yeji. Jaemin dan Jeno menyeretku hingga di pojok kelas lalu memukuliku. Seluruh perhatian kelas tentu saja tertuju pada kami, atau lebih tepatnya padaku. Lalu dengan lantang Yeji berkata, "Mulai sekarang aku tidak ingin melihat kalian mengobrol atau-pun berteman dengan Bae Jinyoung!" Ia menunjukku yang babak belur. "Atau kalian akan bernasib sama seperti dia!" Gadis tak tau adat ini kemudian pergi melenggang dengan tangan yang dilipat di dada, lalu dengan sengaja menginjak kacamataku hingga pecah.

Beberapa hari berikutnya, aku benar-benar harus menyisihkan banyak uang jajan untuk membeli kacamata baru.

Yeji memang kejam. Hidup memang kejam.

Tapi hari ini berbeda. Untuk pertama kalinya setelah sekian lama, aku dapat menikmati makan siangku dengan damai. Ah, terharu sekali.



"Sudah mendengar berita baru?"

Suara Yiren di belakang menarik perhatianku. Tapi tetap kulanjutkan kegiatanku, tentu saja sambil menguping.

"Yeji mengalami benturan hebat di kepala..." Suaranya terdengar berbisik. Mungkin berbisik pada Onda dan Aisha(teman lengketnya).

"...nah, sekarang katanya ia buta."



"Ugh! Uhuk! Huk!"

Segera kuteguk air mineral yang ada di meja. Rumpi-an gadis di belakang membuatku tersedak. Uh, rasa pedasnya lumayan sakit di kerongkongan. Tapi, apa benar Yeji... gadis itu tidak dapat melihat lagi?


***



Bel pulang sekolah sudah berbunyi lima menit yang lalu. Segera kukemasi buku dan alat tulis lainnya di meja. Ingin segera pulang ke rumah dan melepas penat. Namun ketua kelas kami--Chani--memberi intruksi di depan kelas.

"Hey! Kumohon jangan pulang dulu ya!"

Ia adalah ketua kelas yang baik dan bijaksana. Ia kerap menyapaku saat bertemu di luar sekolah.

April untuk Yeji •jinyoung•✔Where stories live. Discover now