CHAPTER 60 [KEPERGIAN]

4.2K 215 1
                                    

"Veronicaaaaaaa~ malmingan yuk!"

Gue tergelak ketika denger suara Bian yang manggil gue pake nada 'Afika main yuk.' dari depan rumah. Gue yag udah nyampe pintu pun memutar kunci dan menariknya sampai pintu terbuka. Menampakkan sosok seorang cowok tinggi memakai hoodie abu-abu dan ripped jeans hitam berdiri dengan senyum menawannya.

Tiba-tiba aja gue bayangin di atas kepala Bian ada lingkaran putih yang menyala, dan di punggung Bian tumbuh sayap kecil berwarna putih dilengkapi busur panah di kedua tangannya. Kayak Dewa Eros dalam mitologi Yunani.

"Hey hey hey, jangan ngehalu lagi deh sayank." ucap Bian membuat imajinasi gue buyar seketika.

Pipi gue memerah karena ketahuan ngehalu sama Bian untuk kesekian kalinya. Gue mengulum senyum ketika Bian membungkukan tubuhnya dan meneliti wajah gue dengan sepasang mata elangnya. Bikin gue salah tingkah aja nih!

"Apaan sih! Siapa juga yang ngehalu!" balas gue seraya mendorong wajah Bian menjauh.

Bian meraih tangan kanan gue yang mendorong wajahnya lalu mengecupnya singkat. Membuat gue tersenyum kemudian menarik tangan gue agar terlepas.

"Jadi malmingan gak nih?" tanya gue. Bian mengangguk.

"Ayok, tapi gue izin Bunda lo dulu." balasnya.

Gue mengeser tubuh dari pintu untuk memberi ruang pada Bian setelah itu kembali menutup pintu. Gue berjalan duluan menuju ruang keluarga dimana Bunda, Bi Ijah, dan Rania lagi kumpul sambil nonton film yang tayang di tv.

Bunda, Bi Ijah dan Rania langsung tersenyum ketika melihat gue dan Bian yang berjalan mendekat. Setelah sampai, Bian menyalami Bunda, Bi Ijah dan Rania yang juga salim ke Bian.

"Eh nak Bian, mau malam mingguan yah." ucap Bunda menggoda.

"Kak Vey kalo malam mingguan gak pernah ngajak Ran ih!" ucap Ran dengan keripik kentang yang memenuhi mulutnya. Bi Ijah langsung menepuk paha Rania yang berada di sampingnya.

"Hus, emang kamu mau jadi pelakor diantara mereka?" tanya Bi Ijah yang membuat gue tergelak.

"Ih gak lah, Rania gak suka sama Kak Bian. Mending sama Aldi..ups." ucap Rania keceplosan. Membuat semua yang ada di ruang keluarga kecuali Rania tergelak dan mulai menggodannya.

"Ran suka sama Den Aldi?" tanya Bi Ijah.

Wahaha ternyata dia suka sama Aldi. Masih inget kan? Anaknya Om Rian yang seumuran sama dia.

"Jadi Ran suka sama Aldi? Nanti Bunda bilangin ah." ucap Bunda menggodannya.

"Ih jangan Bunda! Ran malu!" ucap Ran seraya menutup wajahnya dengan kedua tangan.

"Haha udah deh kasian Rania digoda mulu," ucap gue.

Bunda menoleh dan seakan baru tersadar kalo Bian ada di samping gue.

"Maaf yah nak Bian, kami kalau udah ngumpul memang suka nggak terkontrol." ucap Bunda meminta maaf.

"Gak pa-pa kok Tante. Bian minta izin mau ngajak Vey jalan-jalan." ucap Bian. Bunda tersenyum seraya mengangguk.

"Iya Bunda izinin, jangan kemaleman yah pulangnya. Hati-hati di jalan." ucap Bunda.

Gue dan Bian mengangguk bersamaan lalu menyalami Bunda dan Bi Ijah bergantian. Sementara Rania masih misuh-misuh ditempatnya.

"Vey pergi dulu." ucap gue sebelum benar-benar pergi.

Setelah meninggalkan rumah pake motor sport Bian, gue diajak ke sebuah restoran yang lumayan mewah sih menurut gue kalo buat ukuran anak sekolahan.

I'm Troublemaker ✅Where stories live. Discover now