××××××

1.3K 131 7
                                    

"Meeting di mana sih?" Tanya Johnny yang memeluk file Jaehyun. Jaehyun yang memerhatikan cara jalannya langsung memukul punggung Johnny.

"Apaan?!" Sewot Johnny ketika dipukul. Badannya langsung tegak lurus. Maklum, karena faktor tinggi membuatnya suka membungkuk agar dapat berbicara dengan orang yang lebih pendek darinya dengan nyaman.

"Tegak kamu. Jangan bikin malu." Kata Jaehyun tegas. Ohiya, sejak naik satu lantai, Jaehyun langsung berubah 180°. Setelah naik lift, ekspresinya langsung dingin. Johnny berusaha juga untuk jadi serius. Dia tahu di mana-mana yang namanya meeting memang harus serius. Johnny sendiri sudah pernah beberapa kali ikut meeting Ayahnya, tapi waktu itu dia masih bocah ingusan (apakah cocok seorang remaja berumur 16 tahun dikatakan bocah?) jadi dia tidak terlalu mengerti apapun selain menunggu Ayahnya di luar di ruang meeting.

Sekarang pun juga sama. Ketika sampai ke tempat tujuan, Jaehyun sudah dipersilahkan masuk oleh orang-orang di sana, sementara Johnny harus menunggu di luar karena dia tidak ada keperluan apapun di dalam.

"Tapi di dalam masih sepi." Alasan Jaehyun mengakibatkannya ikut menunggu bersama Johnny di luar. Johnny sendiri tengah memeluk file Jaehyun dan menyender di sebelah pintu.

"Kok gak masuk?" Tanya Johnny. Biasanya ada saja yang Johnny keluhkan pada Jaehyun, tapi kali ini dia seperti bingung ingin menyalahkannya dengan cara apa.

"Kamu di luar, masa aku di dalam?"

"Ya, kan Om bosnya? CEO kan? Ya udah di dalam, lah aku mah emang tempatnya di luar." Kata Johnny. Karena merasa gak ada yang merhatiin, Johnny asal jongkok aja. Capek dia. Pakai baju formal begini rasanya bikin Johnny capek aja. Dia mau balik pakai hoodie, atau gak baju santai gitu lah yang gak mencekik kayak gini.

"Kamu capek?" Tanya Jaehyun pas lihat Johnny jongkok.

"Iyalah." Kata Johnny, entah kenapa nafasnya jadi berat. "Capek."

"Kamu kuat sama Om semalaman tapi berdiri di luar aja langsung mau—" Jaehyun langsung memberhentikan kalimatnya. Johnny mengangkat alisnya ke arah Jaehyun, tapi dia sadar ada beberapa orang yang berjalan ke arahnya, jadi Johnny berdiri kembali.

Jaehyun yang tadinya sempat terlihat bersantai sekarang serius lagi. Dia tersenyum tipis melihat dua orang yang baru datang. Johnny sendiri langsung mengarahkan matanya ke lantai. Secara dia tidak punya jabatan apa-apa, jadi dia harus menunduk untuk memberikan sedikit penghormatan.

"Selamat pagi Jaehyun. Ku lihat kau membawa bodyguard, hm?"

Tunggu. Johnny merasa aneh. Sepertinya dia mengenal suara itu. Johnny melirik sedikit ke arah Jaehyun yang tersenyum.

"Selamat pagi juga, Sehun. Ku lihat Presdir tidak datang?"

"Aku yang mewakilinya." Sehun tersenyum. "Hai, Johnny."

Johnny menutup matanya dan mengutuk dirinya sendiri. Ternyata dugaannya benar. Sial. Kenapa bisa-bisanya dia bertemu dengan orang itu sih?!

"Oh, kau sudah mengenal Sehun rupanya." Jaehyun menanggapi dengan senyuman. Johnny akhirnya mengangkat kepalanya. Meski dia menang dalam tinggi di antara dua orang itu, tetap saja mereka semua tahu siapa yang memiliki tingkatan tertinggi di situ.

"I...ya..." Jawab Johnny tak nyaman.

"Rapat akan dimulai sepuluh menit lagi. Kenapa masih di luar saja?"

"Aku menemani asisten ku di sini." Jaehyun menekankan kata 'asisten' itu. Enak saja Sehun memanggil baby-nya itu bodyguard. "Bagaimana dengan yang lain?"

"Chanyeol dan Kai sudah datang. Mereka jalannya lambat, jadi ku tinggalkan saja." Sehun mengarahkan tangannya ke arah pintu. "Mari masuk."

Chanyeol dan Kai juga di sini? Ini memang hari sial ku. Johnny merutuk dalam hati. Dia sudah cemberut, tapi Jaehyun menyikutnya pelan.

STEREO-TYPE [republish]Where stories live. Discover now