Part 2

850 119 10
                                    

Maaf untuk typo dan alurnya yang kecepetan ya, guys.....

Sooji meringkuk sembunyi disudut ruang kamarnya. Dia ingin keluar, ingin melihat hal yang terjadi dari luar kamarnya, namun pesan dari oppanya membuatnya harus tetap memaksakan dirinya untuk tetap ditempat.

"Dengar perintahku, dan jangan memberontak. Aku tidak akan menyakiti kalian jika kalian tidak memberontak. "

Suara serak terdengar membelah ketegangan yang terjadi malam ini. Sooji menutup telinganya, berusaha menolak segala suara yang tertangkap oleh gendang telinganya.

Pranggg!!!! Bunyi sebuah kaca pecah terdengar menyahuti suara ancaman tadi.

"Apa yang kau inginkan??" suara tegas khas ayah Sooji menyahut.

Dorrrr!!! Bunyi tembakan menggema diseluruh ruangan, membuat hati Sooji berdegup kencang mengira ngira siapa yang menjadi sasaran dari peluru itu..

Tekat Sooji sudah bulat, dia tidak bisa diam menangis tanpa melakukan suatu hal untuk menyelamatkan keluarganya. Sooji tidak ingin mati dalam ketidak tahuan.

Sooji keluar dari kamarnya dan begitu terkejutnya dia ketika melihat ayahnya yang sudah terkapar lemah dengan genangan darah yang mmkeluar dari bahu kananya.

"Appa. " lirih Sooji pelan, sambil berlutut didepan jasad ayahnya.

"Siapa kalian?? Teganya kalian melakukan ini pada keluargaku!!! " lanjut Sooji emosi.

"Boss, apa yang harus kita lakukan pada gadis ini? " seorang pria berpakaian hitam dengan masker hitam bertanya pada atasannya.

Bukannya menjawab seorang pria yang diyakini sebagai dalang dari kejadian ini menghampiri Sooji yang tengah menangis tersedu sedu dijasad ayahnya.

Pria itu menarik tangan Sooji untuk pergi namun di hempaskan oleh Sooji, "Sooji!!" bentaknya.

"K.. Ka.. Kau M...m..m... myung soo" ucap Sooji terbata bata, ketika dirasanya suara bentakan itu begitu familiar di telinganya.

"Maafkan aku." ucap pria itu sebelum mendekap hidung Sooji dengan sapu tangan yang sudah diberi obat.

Tak sampai 5 detik, kesadaran Sooji sudah hilang. "Urusi semua ini, dan jangan sampai meninggalkan jejak. " perintah pria itu lalu pergi membawa Sooji.

😑😑😑

"Huhhhhhh.... " entah sudah kali keberapa Myung Soo menghela nafas berat sambil membolak balikan tumpukan grafik penjualan perusahaan yang menjadi tanggung jawabnya.

"Kurasa sejak kau menikah, kehidupanmu semakin berat, Kim Myung Soo. "

"Sebaiknya kau diam, Suho. " jawab Myung Soo pelan.

"Grafik penjualannya meningkat dari bulan kemarin, tapi mengapa kau terus mengela nafas berat? Karena Sooji belum bersedia membalasmu? " Tanya Suho sedikit menggoda.

"Mwo membalasku? " Myung Soo mengernyit tak mengerti dengan ucapan sahabat sekaligus pegawainya itu.

Suho tersenyum malu, "Itu.. Ekhmm..." ucapnya malu malu.

Myung Soo semakin mengerutkan keningnya tak mengerti, "Katakan itu apa? Dan mengapa kau mengeluarkan ekspresi menjijikan seperti itu? "

"Aigoooo. Kau bilang Sooji tak pernah membalasmu ketika bercinta, kau hanya beraksi sendiri.. Kau kesal karna itu, kan? " ucap Suho masih dengan ekspresi malu malunya.

Myung Soo bangkit dari kursi nya, dan memukul meja kerjanya, " Yakk Suho, kau sudah gila? Kau pikir aku haus akan seks, kau pikir Sooji budak seks ku. Jangan ucapanmu, saekki. " bentak Myung Soo sarkatis.

Diffuclt LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang