10. Kembali

97 14 8
                                    

Kamu duduk termenung di dalam kelas dengan tangan kanan yang menjadi tumpuan pipimu.





Lima belas menit berjalan kamu masih bertahan dengan posisi itu sampai Jeno datang dan duduk di sampingmu.





Matamu langsung berbinar membuat Jeno yang baru masuk mengeryit bingung.





"Jeno,, ayo kembali" ucapmu dengan senyum yang merekah.





Jeno yang masih bingung cukup kaget mendengar pernyataanmu.





Flashback on..





Kamu hanya bengong melihat Wonwoo yang tersenyum.





Walaupun seandainya dia tidak mendengar dapat dipastikan dia melihatmu yang pulang diantar Jeno, dan dia masih tersenyum? Hebat.





Wonwoo mengibaskan tangannya di depan wajahmu "heyy,, kenapa bengong hm?" tanya Wonwoo.





"Ayo masuk, kita perlu bicara bukan?" ucapnya sambil merangkulmu dan menuntunmu untuk berjalan masuk.














Di ruang tengah kalian sedang duduk bersebelahan namun Wonwoo duduk menyamping agar bisa melihatmu dengan jelas.





"Kamu mau menjelaskan sesuatu?" tanya Wonwoo dengan lembut.





"Maaf,," lirihmu tak sanggup menatap Wonwoo





"Karena kamu jalan dengan Jeno dan berbohong padaku?" selidik Wonwoo.





Entah keberanian dari mana kamu mendongak dan menatap Wonwoo dengan tatapan bersalah dan penuh penyesalan.





Wonwoo yang melihat itu semakin melebarkan senyumnya "aku rasa tidak ada alasan lagi untuk bertahan" ucapnya masih dengan senyuman di bibirnya.





Kamu cukup terkejut mendengar pernyataan Wonwoo.





Kamu menatapnya penuh sesal "apa aku menyakitimu?"





"Tidak, memang hubungan ini seharusnya tidak pernah ada sejak awal" jelasnya yang membuatmu bingung.





"Kenapa kak? a-aku menyayangimu" ucapmu membela. Kamu tidak mau ada yang menyesal atas sebuah hubungan.





"Tapi tidak cinta bukan?"





Kamu menunduk "maafkan aku,,"





"Tidak perlu minta maaf"





"Aku yang salah" lirihmu.





"Memang, tapi aku juga salah. Kita berdua yang salah disini, tidak seharusnya kita menjalin hubungan jika di hati kita masing-masing masih ada orang lain"





Kamu mendongak mendengar pernyataan Wonwoo "maksudnyaa..?"





"Maafkan aku (y/n), aku memang menyayangimu. Tapi, aku rasa aku menyayangimu hanya sebagai seorang adik. Dan begitu pula denganmu, kamu menyayangiku sebagai seorang kakak. Karenanya hubungan ini salah"





Wonwoo menghela nafas "aku sadar, kalau aku tidak bisa mencintai gadis lain selain dirinya, begitu juga denganmu bukan? kamu hanya mencintai Jeno"





Kamu semakin bingung "selain dirinya?"





"Aera, apa kamu ingat gadis itu?"





"Tentu saja, bukankah kalian sahabat?" tanyamu hati-hati.





"Iya, tapi aku menyukainya sejak lama"





Kamu sangat terkejut mendengar pernyataan Wonwoo. Seingatmu gadis bernama Aera itu terlihat lebih dekat dengan abangmu.





"Dulu kami tetangga, orang tuanya selalu sibuk dan menitipkannya di rumahku, kami selalu bermain bersama. Kami bersama sejak kecil sehingga kami bisa saling mengenal satu sama lain" Wonwoo menghela nafas lelah "Seiring berjalannya waktu kami mulai tumbuh dewasa dan tentunya aku mulai merasakan jatuh cinta. Dia gadis yang manis bukan?"





"Sayangnya aku lebih manis" ucapmu geram yang mengundang kekehan dari Wonwoo.





"Lalu kenapa tidak pacaran?" tanyamu kembali.





"Aku tidak yakin dia menyukaiku, apalagi setelah kenal Doyoung"





"Bang Doy? jadi kalian cinta segitiga yang berkedok sahabat?" tanyamu dengan tak santai.





Wonwoo mengedikkan bahu "entahlah, waktu masuk SMA aku berteman baik dengan Doyoung dan mengajaknya ke rumahku, aku memperkenalkan mereka dan ternyata mereka cepat sekali akrab. Entah bagaimana ceriyanya aku sering menemukan mereka jalan berdua tanpa aku"





Tiba-tiba kamu terbahak dan mendapat tatapan tajam dari Wonwoo "aku tidak menyangka kalau abangku jauh lebih menarik darimu"





Wonwoo hanya menatapmu datar "terserah, yang penting sekarang kita bisa saling jujur. Mari selesaikan hubungan ini agar kamu bisa kembali dengan Jeno"





"Ide yang sangat bagus"







flashback off..





"Jadi,, apa tawaranmu untuk kembali masih berlaku?" tanyamu pada Jeno.





"Tentu saja sayang. Jadi kita kembali?"





"Kenapa kamu harus bertanya lagi?" jawabmu kesal.





Dan setelahnya kalian sama-sama tertawa bahagia.










Maafkan jika cerita ini jauh dari kata bagus dan tidak memenuhi ekspetasi kalian.

Karena aku hanyalah seorang pemula yang belum punya pengalaman.

Harapanku hanyalah semoga kalian bisa menikmati karyaku yang jauh dari kata sempurna😌.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 16, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CHOISE • Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang