Still remember that they're in love

1.6K 253 16
                                    

》• Malam semakin larut, namun baik Han maupun Seungmin sama sekali tidak memiliki niat untuk beranjak dari balkon kamar. Duduk diatas sofa yang memang sengaja ditaruh di sana oleh Seungmin--khusus untuk momen-momen seperti sekarang. Tangan masih setia bertautan, merengkuh tubuh masing-masing. Kepala yang lebih muda bertengger manis di dada Han, tak jarang terkikik pelan begitu mendapati detak jantung pemuda itu yang berdegup teratur. Han sendiri memilih menyibukkan diri dengan memainkan surai hitam Seungmin, seraya menjatuhkan kecupan-kecupan ringan di sana.

Pukul dua belas malam, tapi kantuk belum mau menghampiri kedua insan tersebut. Sesekali Han menyenandungkan beberapa lagu dari penyanyi favoritnya, menciptakan kesan yang manis dan romantis. Han ingat, dirinya belajar begitu keras untuk mendapatkan suaranya sekarang. Dulu, nyanyian Han tak ubahnya seperti alunan triangle---satu nada. Acap kali ia bersenandung, Seungmin pasti menghindar. Bukan ia tak menghargai, hanya saja, siapa pula yang tahan mendengar suara sesumbang itu?

Sejak saat itulah, Han menerima usulan Seo Changbin--kakak tiri Seungmin-- untuk belajar musik. Bermula dari memahami hal-hal tentang musik yang paling mendasar, sedikit demi sedikit, Han mempelajarinya dengan sepenuh hati. Bukan perkara mudah memang. Tapi, apapun demi Kim Seungmin, ia rela melakukannya.

Bisa dibilang, semua aspek kehidupan seorang Han Jisung memang berporos pada si pemuda Kim. Seungmin begini, Seungmin begitu, tak pernah luput dari perhatian. Mengumpamakan Seungmin sebagai matahari yang merupakan poros kehidupannya, sama seperti pernyataan umum bahwa bumi itu bulat. Sebuah fakta, yang diakui kebenarannya. Daripada udara sore, mungkin Kim Seungmin memang sangat cocok dengan matahari. Bersinar paling terang, cantik dan memukau.

"Heuh, dingin." Seungmin bergumam, sembari merapatkan tubuhnya ke dalam dekapan Han; mencari kehangatan yang lebih. Pergerakan manis itu tak ayal membuat kekehan lolos dari bilah yang lebih tua. Menarik selimut yang memang sudah sedari awal diletakkan disana, menggunakan itu untuk menutupi tubuh mereka yang mulai menggigil. Seungmin tersenyum, rasanya hangat dan nyaman sekali.

"Mau masuk ke dalam? Udah malam juga, sih. Kamu udah ngantuk?" tanya Han, tangannya yang bersembunyi dibalik selimut mulai menggenggam jari-jari lentik Seungmin. Menyebar hangat miliknya, dan mencari celah kehangatan yang Seungmin miliki.

Dalam pelukan, Seungmin menggeleng. Surainya bergerak perlahan, menggelitik permukaan leher Han. Mereka tertawa, entah untuk alasan apa. Rembulan yang beberapa menit tadi masih menampakkan diri, kini perlahan mulai tertutup sinarnya. Seakan enggan untuk mengganggu kedua anak manusia yang tengah melepas rindu.

"Seungmin, mau dengar cerita?"

Han tahu, Seungmin tidak perlu mengatakan apapun supaya ia memulai kisahnya. Seungmin diam, tanda jika ia siap menjadi pendengar yang baik. Di dalam benaknya, Han menyimpan banyak sekali hal. Semua yang ia pendam selama ini, menunggu untuk disampaikan kepada seseorang yang tepat. Dan seseorang itu, tentulah Kim Seungmin.

Malam sudah mencapai pada puncaknya, namun Han masih setia dalam kesunyian. Ia perlu untuk memikirkan dan menyusun kalimat yang pas untuk disampaikan kepada Seungmin. Seraya memandangi ramainya langit biru, Han memutar otak. Berpikir dan berpikir, kalimat semacam apa yang tidak akan menyakiti sang terkasih.

Menyadari tidak ada percakapan yang diangkat, Seungmin pun memutuskan mendongak. Netranya berhadapan langsung dengan dagu Han. Menunggu, namun yang ditunggu tak membiarkannya untuk sabar. Seungmin memutuskan untuk mengambil tindakan; mengecup garis rahang Han sampai pemuda itu sadar jika dirinya tengah diperhatikan.

Kedua bola mata Han membulat, dengan cepat tatapannya beralih kepada yang dicinta. Ada Seungmin dengan senyuman teduh kesukaannya. Perlahan, sudut-sudut bibir Han naik, membentuk sebuah senyum yang begitu lebar dan menawan. Keduanya kembali tertawa, masih dengan alasan yang tidak diketahui.

𝗼𝗻𝗲 𝗻𝗶𝗴𝗵𝘁 𝘄𝗲 𝘀𝗽𝗲𝗻𝘁 𝘁𝗼𝗴𝗲𝘁𝗵𝗲𝗿. ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang