Part 4

26.7K 78 0
                                    

"maaf, tapi aku hanya ingin tahu kenapa" tanya lejo. awali percakapan mereka berdua. "maksudku, pertanyaan rian tadi saat di meja makan?" .ada dua jus mangga sebagai teman duduk, ibu heti sengaja membuatkan lima menit lalu. namun, pertanyaan lejo tak mendapat tanggapan riani, wanita cantik itu terdiam sejenak seraya menundukkan kepala.lejo tahu, barangkali dari pertanyaannya tadi ada yang salah hingga buat riani terdiam. "aku berhenti sekolah sejak SMP" jelas riani. masih ada sisa senyum manis wanita itu di ujung bibir, ia masih tertunduk tak ingin menatap wajah lejo. riani menjelaskan bahwa hubungan antara kedua orang tuanya lah penyebab mengapa ia harus dengan berat hati melepas masa-masa indah sekolah, kala banyak teman-teman lain bersuka cita datang dan pulang, kerjakan tugas bersama dan kumpul bareng, bertemu dan bergosip banyak hal. adalah sesuatu yang harus riani relakan, ia hanya bisa melihat seragam bersih yang di kenakan para sahabatnya terlihat menawan di tubuh masing-masing. "maaf aku tanyakan ini, apa mereka bercerai?" . yah, lejo benar. riani mengangguk pelan sembari mengangkat kepala. "tapi kamu masih bisa sekolah walaupun mereka berpisah kan? kenapa tidak lanjutkan pendidikanmu?" . tanya lejo lagi. kali ini semakin besar rasa penasaran dalam dirinya. "aku tidak bisa mengatakan alasan sebenarnya karna ibuku akan sedih jika orang lain tahu" . "ok, tapi lain kali kamu boleh beritahukan padaku" . untunglah, perkenalan siang itu berjalan mulus mirip jalan tol, ibu heti senang bak dapat arisan nomplok, putranya lejo dan riani nampak akrab di hari pertama pertemuan mereka. selepas mengantar riani hingga naik angkot, lejo kembali ke rumah dan langsung masuk kamar tanpa menemui ibunya dahulu di dapur. mengunci diri sambil rebahan menatap langit-langit kamar, obrolan singkatnya bersama riani tadi seolah memenuhi seisi ruang pikirannya. lejo tampak gelisah oleh sesuatu yang tidak bisa riani beritahukan padanya, meraih buku di samping bantal seraya membuka lagi lembar terakhir yang ia baca, alihkan pikiran pada kalimat-kalimat di buku tersebut. siang berlalu cepat,sore datang menyapa di luar jendela,sedang lejo baru terbangun pukul empat. buru-buru meraih handuk, bergegas ke kamar mandi dalam keadaan setengah kantuk, rian dan risa sibuk membantu pak heri memotong rumput liar di pinggir pagar, dan untuk ibu heti malah asyik siapkan pisang goreng untuk suami dan anak-anak tercinta. kurang dua puluh menit barulah lejo keluar, meringkuk kedinginan sambil berlari kecil masuk kamar. jeans biru tua panjang dan kaos oblong hitam adalah pilihan, topi hitam tak lupa sebagai pemanis karisma lejo. keluar kamar menyalami kedua orang tua, lelaki tampan itu pamit mencari bahan tugas kuliah. kali ini lejo memilih kendarai motor padahal ia sering naik angkot bila pergi kamana-mana. "kak haris jangan sampai pulang telat yah, kita harus makan malam bersama" pinta risa. begitu imut sampai buat lejo memeluk erat adik perempuannya itu sebelum pergi. lejo pergi setelah mengiyakan keinginan risa, menuju salah satu toko buku. jarak antara rumah dan toko buku cukup jauh, sekitar lebih tiga puluh menit yang harus lejo tempuh. cuaca hari itu begitu bersahabat dimana banyak awan putih menutupi cahaya matahari. ketika sampai, betapa terkejutnya lejo mendapati riani duduk manis di kasir sebuah toko buku yang ia masuki. langkah lelaki itu tercegat seolah kaku menyaksikan riani serius membaca buku di tangannya.

Pelacur dalam balutan syar'iWhere stories live. Discover now