12.

695 63 3
                                    

"Oppa bangun.Aku akan menyiapkan sarapan oppa bersiaplah." Soobin meninggalkan Yeonjun setelah dia membuka matanya.

Soobin sudah bangun sejak tadi. Dia sudah selesai mandi dan sudah menggunakan seragam dengan rapi. Saat ini dia hanya tinggal menyiapkan sarapan untuknya dan Yeonjun.

Sementara Yeonjun masih dengan mata yang tertutup berjalan menuju kamar mandi, entah kenapa Yeonjun merasa masih sangat mengantuk padahal kemarin dia tidur tepat waktu. Karena berjalan dengan mata yang masih setengah tertutup Yeonjun sampai menabrak tembok.

"Akh...." Ringis Yeonjun sambil memegang kepalanya yang terbentur tembok.

Akhirnya setelah merasakan sakit mata Yeonjun sekarang benar benar terbuka dan di langsung berjalan menuju kamar mandi dan bersiap siap untuk berangkat ke sekolah.

"Selamat pagi sayang." Yeonjun menghampiri Soobin yang menyiapkan sarapannya di meja dan mengecup pipi Soobin.

"Makanlah oppa." Kata Soobin sambil menyerahkan makanan untuk Yeonjun.

Yeonjun dengan senang hati langsung memakan makanan yang dibuat oleh kekasih nya ini. Makan dengan sesekali tersenyum melihat Soobin yang terlihat sangat menawan setiap hari.

"Sudah?" Tanya Yeonjun menunggu Soobin membersihkan meja makan.

"Sudah, ayo berangkat." Kata Soobin langsung menyambar tasnya dan menyusul Yeonjun berjalan.

Seperti biasa mereka berdua berangkat bersama. Yeonjun menggenggam satu tangan Soobin saat menyetir. Soobin menikmatinya, Yeonjun yang selalu membuat jantungnya seperti akan berhenti berdetak Soobin menikmatinya.

"Oppa tidak usah mengantarku sampai ke kelas." Ujar Soobin saat mendapati Yeonjun terus mengikutinya.

"Tidak. Aku harus ikut, nanti kekasihku ini di goda anjing anjing sekolah aku tidak mau." Jawab Yeonjun pelan.

"Iya dan anjing sekolah itu kau oppa." Cicit Soobin yang masih di dengar Yeonjun.

"Aku bukan anjing binie." Jawab Yeonjun.

"Sudah aku sudah sampai di kelas, sekarang oppa pergilah." Kata Soobin saat sampai di depan kelasnya.

"Baiklah. Temui aku di atap saat istirahat nanti binie." Ucap Yeonjun lalu meninggalkan Soobin.

Soobin langsung masuk ke kelasnya dan mencari tempat duduknya. Di sana sudah ada seulbi temannya dan Soobin langsung menghampiri nya.

"Hai sahabat ku." Sapa Soobin dan langsung duduk di samping seulbi.

"Oh hai. Tumben kau datang pagi pagi?" Tanya seulbi heran, karena selama ini Soobin datang ke sekolah saat bel masuk akan berbunyi.

"Benarkah? Bukan kah aku selalu datang pagi?" Jawab Soobin dengan wajah kegirangannya.

"Hai binie." Sapa Beomgyu yang baru datang.

"Oh hai." Jawab Soobin singkat.

"Biin kau terlihat bahagia sekali hari ini." Ujar Beomgyu yang baru saja duduk di depan Soobin.

"Lalu apa aku harus bersedih di pagi hari?" Tanya Soobin acuh.

"Bukan begitu maksudku. Hanya saja kau terlihat berbeda dari biasanya." Kata Beomgyu.

"Apa aku terlihat berbeda?" Tanya Soobin kepada seulbi.

"Hem sedikit." Jawab seulbi, karena memang wajah Soobin benar benar terlihat ceria beda dengan biasanya.

"Mungkin karena aku melewati hari baik kemarin." Jawab Soobin sambil tersenyum dan membuka bukunya mengabaikan dua sahabatnya yang menatapnya bingung.

Setelah melewati pelajaran yang melelahkan akhirnya yang di tunggu tunggu tiba, waktu istirahat. Soobin sempat bingung harus ke kantin atau langsung ke atap sekolah. Tapi setelah berpikir beberapa saat Soobin memutuskan untuk langsung menemui Yeonjun di atap.

"Oh oppa kau sudah disini?" Tanya Soobin yang baru saja sampai di atap dan melihat Yeonjun duduk di sofa.

"Iya, ayo kemari." Ujar Yeonjun.

"Kenapa menyuruh ku kesini?" Tanya Soobin sambil mendudukkan pantatnya di samping Yeonjun.

"Ini." Yeonjun menyerahkan sekotak pizza kesukaan Soobin.

"Wahhh... dari mana oppa mendapatkannya?" Soobin dengan kegirangan langsung membuka kotak pizza itu dan memakannya.

"Ibu temanku membuka toko pizza dan ada pizza kesukaan mu jadi aku menyuruhnya membawa kan aku satu ke sekolah." Jelas Yeonjun.

"Bwenarkwah? Ahh ini swangat enwak." Soobin bicara saat mulutnya masih penuh dengan pizza.

"Telan dulu, baru bicara."

"Ini sangat enak oppa. Lain kali ajak aku ke toko ibu teman oppa itu." Kata Soobin setelah menelan makanannya.

"Tentu saja. Apa sangat enak?" Tanya Yeonjun yang hanya di balas anggukan oleh Soobin.

"Oppa juga haru memakannya." Soobin langsung menyuapi Yeonjun yang dari tadi hanya melihatnya makan.

"Enak bukan?" Tanya Soobin setelah menyuapi Yeonjun dan Yeonjun hanya mengangguk.

Karena terlalu asik dengan makanannya Soobin sampai lupa kalau hari ini dia mendapat pelajaran Hoseok saem. Dan pastinya dia akan di hukum karena terlambat masuk ke kelas.

Dan benar saja, usaha lari larian Soobin terbuang percuma karena saat dia masuk ke kelas dengan tidak sopan mendobrak pintu ternyata Hoseok saem sudah ada di kelas.

"Choi Soobin, ambil buku buku ini dan letakkan dengan benar di perpustakaan." Ucap Hoseok saem.

"Sebanyak ini saem?" Kaget Soobin saat melihat tumpukkan buku tebal di atas meja.

"Iya, silahkan keluar dari kelas saya." Kata tegas Hoseok saem.

"Iya saem." Dengan pasrah Soobin langsung mengambil buku yang tidak bisa di bilang sedikit itu.

Soobin kesulitan berjalan karena beban buku itu, dalam hati soobin terus menyumpah serapahi gurunya yang satu itu karena memberinya hukuman seperti ini. Hoseok saem tau orang tua Soobin adalah penyumbang dana terbesar di sekolah ini tapi itu bukan berarti soobin harus diperlakukan istimewa bukan? Soobin adalah siswa sekolah ini yang berarti sama dengan yang lainnya.

"Binie kenapa kau membawa buku sebanyak ini?" Yeonjun melihat Soobin dari toilet karena toilet dan perpustakaannya searah.

"Oh oppa, Hoseok saem yang kejam itu menyuruh ku membawa ini keperpustakaan." Kata Soobin.

"Sini biar ku bantu." Yeonjun langsung mengambil alih semua buku yang Soobin bawa.

"Hoseok saem memang tegas saat mengajar, tapi kalau di luar jam pelajaran dia selalu ceria dan sangat asik." Ujar Yeonjun.

"Ah terserah lah, bagaimana pun aku lebih suka dengan Namjoon saem, guru bahasa Inggris kita. Selain menawan yang jelas dia lebih seru dari Hoseok saem." Kata Soobin membandingkan kedua gurunya itu.

"Ya ya terserah mu saja. Dimana tempatnya ini?" Tanya Yeonjun.

Soobin langsung mencari tempat untuk semua buku buku itu. Tinggallah buku terakhir yang tempatnya ada di rak paling pojok. Saat setelah menaruhnya Soobin yang hendak pergi ditarik oleh Yeonjun dan langsung melumat bibir Soobin.

Yeonjun tidak takut akan ada yang melihat karena posisi mereka sulit dijangkau oleh mata dan keadaan perpustakaan yang sepi karena semua siswa sedang belajar dan penjaga perpustakaan pun tidak ada. Kesempatan seperti ini tidak boleh Yeonjun sia siakan untuk melepas hasratnya.





















































Tbc.

e p o c hWhere stories live. Discover now