26. TWD : Accident!

976 80 29
                                    

Mungkin komentar readers angkatan 1 di chapter sebelumnya bagaikan ngasih spoiler untuk kalian. Tapi baru spoiler, kan? Here the full tragedy chapter!!!
Happy reading~

Pukul 21.45 mobil audi putih beranjak meninggalkan basement  Seoul Hospital. Setelah sang pengemudi, Oh Sehun, menghabiskan waktu di rumah sakit selama berjam-jam. Ia yang awalnya sangat membenci rumah sakit, kini ingin terus berada di tempat yang dulu ia sebut "tempat terkutuk" .

Tentunya, dengan syarat harus ada seorang Bae Woori di sana.

Jangan salah paham, bukan berarti ia senang jika ibu Woori berlama-lama di rumah sakit, atau pun berharap Woori sakit.

Tidak begitu, bukan seperti itu yang Sehun maksud.
Ia hanya senang bisa dekat dengan Woori dengan alasan menemaninya di sana.

.

.

Senyum terus menghiasi wajah tampan Sehun sepanjang perjalanan pulang ke rumahnya. Ia berharap mood-nya akan terus seperti saat ini.

Bisa dijamin, jika mood  Sehun selalu seperti sekarang, maka Sehun yang dingin akan hilang digantikan oleh Sehun yang ramah. Poker face-nya akan berubah menjadi wajah penuh ekspresi.

Sehun sebenarnya sama dengan remaja lain yang banyak tingkah. Hanya saja, keadaan yang selalu membuatnya menutup diri hingga dicap dingin, bahkan angkuh.

°Winter Day°

Senandung Sehun yang dimulai ketika selesai memarkirkan mobil terhenti.

Perasaan bahagianya diusir pergi saat ia membuka pintu rumah.
Ia berdecih, menyesali kepulangannya ke rumah malam itu.
"Tck, tidak seharusnya aku pulang malam ini."

Sehun tidak mau mengambil pusing pertengkaran yang sudah biasa terjadi antara ibu dan ayahnya. Ia memilih berjalan begitu saja melewati ruang tengah yang menjadi arena perang favorit  dua orang yang seharusnya memberi kehangatan ketika pintu rumah dibuka.

"Lihat anakmu itu, dia seperti dirimu. Tidak punya sopan santun, masuk tanpa mengucapkan apa-apa."
Nyonya Oh yang menyadari kedatangan seseorang menunjuk ke arah Sehun yang sedang berjalan menaiki tangga.

Sehun menarik nafas, ia ingin masa bodoh dengan celotehan ibunya. Tapi langkahnya terasa berat melanjutkan menapak tangga. 
"Tidak usah mengurusi ku, lebih baik kau pergi membersihkan kuburan Luhan-mu itu."
Bahkan mulut Sehun terasa gatal, jika tidak mengucapkan sesuatu sebelum benar-benar menghilang dari pandangan orang tuanya.

"KAU TIDAK PANTAS MENYEBUT NAMANYA!!!"geram nyonya Oh yang hanya dibalas cuek oleh Sehun yang melenggang menuju kamarnya di lantai dua.

Sehun tidak ingin lebih lama berhadapan dengan ibunya. Ia tidak mau kalimat-kalimat tidak terduga kembali meluncur mulus dari mulutnya. Sebenci apapun, Sehun tidak ingin jadi anak yang durhaka dengan menyakiti perasaan sang ibu dengan perkataanya yang tidak terkontrol.
.
.

Seperti badai besar yang datang tiba-tiba ditengah cerahnya hari. Begitulah yang Sehun rasakan.
Ia merasa Tuhan begitu jahat kepadanya, baru sebentar ia merasa bahagia. Tuhan sudah menghilangkan kebahagian sederhana itu lagi.

Sehun mengusap kasar wajahnya.
Sungguh, ia benar-benar tidak ingin berkata seperti itu tadi. mulutnya hanya mencerocos sembarangan hingga kalimat 
"Lebih baik kau pergi membersihkan kuburan Luhan-mu itu."  keluar begitu saja.

Dari hati terdalam Sehun, ia sangat ingin bertemu dengan hyung-nya walau sekali saja. Tapi keinginannya itu adalah hal yang tidak mungkin, Luhan sudah pergi sejak bertahun-tahun lalu. Mustahil, jika Sehun bertemu dengannya. Kecuali jika ia ingin menyusul kakaknya dan bertemu di sana.

The Winter Day's - OH SEHUN | END✓Where stories live. Discover now