Chapter 32

127 9 0
                                    

So Eun dan Kyuhyun berada di tangga darurat, tepatnya pertengahan lantai 2 dan 3. Disana sepi dan cocok untuk mereka bicara. Disebelahnya ada jendela besar yang menerangi tempat dengan cahaya sunset yang indah. Dari jendela itu mereka bisa melihat menara Eifeel yang begitu dekat.

Mereka berdiri berhadapan. Saling pandang namun dalam diam. Hingga akhirnya Kyuhyun yang mulai bicara. "Aku mau berterima kasih padamu. Karena kamu udah hadir dalam hidupku."

So Eun mengernyit heran. Cuma itu?

"Ah aniyo," Kyuhyun menggeleng dan menepak kepalanya berkali-kali. Lalu ia kembali fokus pada gadis cantik bak putri kerajaan di depannya. "Sebenarnya bukan cuma itu. Aku mau bilang itu, tapi aku takut kalau kamu bakal terbebani."

"Bilang aja, apa yang bikin kamu jauh-jauh ngunjungin aku?" So Eun semakin berdebar. Berada sedekat ini dengan Kyuhyun. Hanya berdua di tangga darurat dan suasananya terasa sangat romantis seperti di drama-drama.

Kyuhyun menatap mata So Eun lekat. Ia menarik nafas dalam, lalu meluncurkan kalimat itu dengan intonasi yang lambat dan tenang. "Aku mencintaimu."

Mata So Eun membulat dan hampir saja mulutnya menganga. Tapi dengan cepat ia menutup dengan kedua tangannya. Yang barusan ia dengar ini bukan mimpi 'kan?

"Aku yakin, sejak awal kita ketemu di sungai Han, aku udah suka sama kamu. Tapi aku terlambat buat sadar. Setelah kamu pergi, 100% aku menyesal. Makanya aku nggak mau terus-terusan menyesal seperti ke orangtuaku. Yah, walaupun ini ngebebani kamu. Tapi aku lega udah bilang itu ke kamu."

So Eun kehabisan kata-kata. Ia terlalu bahagia sampai-sampai menangis. Tentu saja itu membuat Kyuhyun panik.

"So Eun-ah... uljima...."

"Kenapa kamu buka gemboknya?" ujar So Eun di sela tangisnya. "Saat aku yakin buat balik ke Paris, aku kunci perasaan aku ke kamu. Aku berjanji bakal simpan dalam-dalam perasaan ini selama aku mampu. Tapi kenapa kamu tiba-tiba datang? Aku juga punya perasaan yang sama kayak kamu Kyuhyun! Aku cinta sama kamu!"

Kyuhyun mematung. Sementara So Eun masih melanjutkan tangisnya. Bahkan sekarang ia semakin mendekati Kyuhyun dan menyandarkan dahinya ke dada Kyuhyun.

"Gomawo. Kamu mau ngelakuin ini buat aku," lirih So Eun di sela isak tangisnya.

Kyuhyun memegang kepala So Eun, lalu mengusapnya perlahan. "Aku senang, kamu punya perasaan yang sama denganku. Aku nggak nyesal terbang ke Paris dan ketemu sama kamu. Aku juga udah lega ungkapin perasaan aku."

"Aku akan membatalkan pernikahannya," ujar So Eun tiba-tiba dan kembali menegakkan kepalanya.

Kyuhyun tersentak mendengarnya. "Tapi kalian 'kan udah dijodohin. Gimana bisa kamu ngebatalin?"

So Eun tersenyum. "Itu emang takdirku. Tapi aku bisa menentukan takdir yang lain."

-oOo-

Di dalam aula, acara pesta sudah dimulai sejak tadi. Tapi Kyuhyun dan So Eun belum juga muncul. Rose semakin panik karena ia harus menangani orang-orang yang mempertanyakan keberadaan So Eun. Ia hendak menyusul. Tapi tiba-tiba Daniel menghalangi langkahnya.

Tanpa kalimat apapun, Daniel langsung menarik tangan Rose dan membawanya ke balkon pada bagian sisi yang sepi.

"Kenapa?" tanya Rose setelah Daniel melepas tangannya.

"Saat Kyuhyun meminta izin buat ngomong sama Angel, seharusnya aku bilang kalau aku mencintai Angel. Aku nggak akan perbolehin lelaki manapun ngomong sama dia. Atau bahkan sampai mencintainya," ujar Daniel dengan pandangan kearah langit. Sementara Rose cuma diam dan mendengarkan. "Maaf. Apa tadi aku menarik tanganmu terlalu kencang?"

"Ah tidak apa-apa," jawab Rose. Padahal memang pergelangan tangannya agak memerah dan terasa pedih.

Daniel menghela nafasnya. Lalu ia memegang kedua pundak Rose dan menatap gadis itu lekat. Sukses membuat jantung Rose berderu. "Thanks. Aku nggak akan bisa melarikan diri kalau nggak ada kamu Rose. Aku cuma mau Angel bahagia."

Mata Rose membulat. Apakah itu termasuk tanda lampu hijau untuknya?

-oOo-

.

.

To Be Continued...

What Is Love? [Complete]Where stories live. Discover now