7

625 111 20
                                    

"Hyunggu-yah, jika kau berbuat salah apa yang kau lakukan?" Tanya Wooseok saat mereka sedang berkumpul, "aku tidak peduli mau salah atau tidak"

"Kau benar, aku juga harusnya begitu" Wooseok mengangguk-angguk, "aku tidak percaya ternyata kalian sebodoh itu"

"Mereka berdua memang begitu sejak lahir" ujar Vernon dan Siyeon bergantian, "annyeong.."

"Lengkap sudah trio ini" ujar Siyeon menyumbat telinganya dengan earphone, "mwohe?"

"Xiao, kau paling sering berbuat kesalahan.. lalu apa yang kau lakukan?" Tanya Vernon, "aku? Tidak melakukan apa-apa"

"Sudah kuduga, Wooseok-ah.. jika kau berbuat salah sebaiknya minta maaf" sahut Siyeon yang masih sibuk mengerjakaan tugasnya, "tapi aku tidak pernah minta maaf"

"Kalau begitu ini adalah saatnya, kau tidak bisa bertindak sembarangan dan menyimpulkan suatu masalah sendirian. Dan itu berlaku juga untuk kalian berdua" Vernon beralih menunjuk Hyunggu dan Xiao yang tersentak, "memang siapa yang di maksud Wooseok? Sampai dia memikirkannya begitu?"

"Aku juga penasaran" Xiao dan Hyunggu menunggu penjelasan siswa dengan tubuh besar itu, Vernon hanya diam menoleh pada sisi lain. Sepertinya ia tau siapa orang itu, seorang gadis yang perlahan membuat Jung Wooseok berubah.

Bukannya menjawab, ia malah pergi tanpa suara dan terus memikirkan kalimat yang terakhir di ucapkan Vernon. Selama 17 tahun hidupnya ia tidak pernah mengakui kesalahan, orang di sekitarnya akan memaklumi. Terutama jika ia menganggu kelas bawah.

Bukan hanya Wooseok, tapi sebagian besar anak yang terlahir dengan tahta jauh sebelum lahir akan melakukan hal yang sama. Apalagi ia melukan itu tanpa sadar, sampai sekarang Wooseok tida tau bagaimana keadaan anak yang ia pukuli kemarin.

Pintu kelasnya yang terbuka, menunjukkan sosok Kim Dahyun yang cukup dekat dengan Sinb. Sebelum ia kehilangan siswi itu, Wooseok menahan tangan Dahyun dan mulai menatap gadis itu intens.

Sikap itu yang membuat Dahyun bergidik, Wooseok yang pada dasarnya memiliki raut wajah yang keras dengan memberikan tatapan itu membuatnya semakin mengerikkan. Apalagi Dahyun tidak melakukan kesalahan apapun. "Kau?!"

"Mianheo, aku tidak akan mengulanginya" Dahyun membungkuk, "kenapa kau minta maaf?!"

"Apa aku melakukan sesuatu yang salah?" Suaranya merendah, "ya ya ya.. kenapa kau mengganggunya" Hyunggu datang mendorong Wooseok untuk menjaga jarak dengan Dahyun.

"Sejak kapan kau peduli padanya?"

"Sebenarnya aku..." Hyunggu menggantung kalimatnya saat melihat Sinb, "aku.. ahh pokoknya jangan ganggu dia! Kajja" Dahyun menurut ajakkan Hyunggu.

Pandangan Wooseok mengikuti dua teman sekelasnya itu hingga kedua matanya mendapatkan sosok Hwang Sinb yang memberikkan pandangan pula padanya, sedetik kemudian Sinb masuk ke kelas. Wooseok mengepalkan tangannya, ia tidak bisa bicara apapun.

Selama di kelaspun Wooseok masih memikirkan bagaimana caranya agar bisa kembali bicara dengan Sinb seperti biasa, ia memang sudah kelewatan kemarin. Sampai melepaskan plaster yang diberikan padanya.

Jam pulang tiba, Sinb melangkah meninggalkan kelas dengan ponsel di tangannya. Kali ini ia harus menunggu supirnya yang terlambat lagi, tujuannya adalah halaman belakang. Tapi suara langkah kaki terus terdengar, ada yang mengikutinya.

Love Oh LoveWhere stories live. Discover now