12

483 94 3
                                    

"kau suka padaku?" Wooseok mengalihkan wajahnya membiarkan Sinb menunggu, "aku..."

"Aku hanya bercanda! Jangan dibawa serius begitu" Sinb tertawa dan memukul-mukul lengan Wooseok yang hanya tertawa paksa, jantungnya hampir terlepas dari tempatnya karena pertanyaan tadi.

"Haha aku tau pertanyaanmu hanya candaan, mana mungkin aku suka siswi dari kelas independent" Wooseok masih mencoba biasa, "benarkah? Kalau begitu, apa kau menyukai siswi dari kalangan kelas sosial?"

"Mwoya? Kenapa bisa..."

"Ah sudahlah jangan dibahas" Sinb tersenyum singkat, Wooseok kembali merasa bersalah karena perkataannya yang seakan menjelekkan kelas Independent. Sejak mengenal Sinb, hampir setiap hari ia merasa seperti ini.

Tak lama pintu terbuka paksa, supir pribadi Sinb datang membawa mantel yang cukup tebal karena suhu di gudang yang melebihi suhu di luar ruangan. Hari ini adalah hari terakhir mereka menjalankam hukuman.

Pihak yayasan memohon maaf atas kelalaian yang terjadi, pintu gudang akan segera si perbaiki agar peristiwa malam ini tidak terjadi lagi. Wooseok berjalan mendahului Sinb menuju motornya, bersiap untuk kembali ke rumah yang membuatnya tidak nyaman.

Rumah yang haeusnya menjadi tempat terbaik untuk pulang, namun malah membuatnya ingin keluar dari sana. Sinb menghampiri Wooseok yang terlihat membatu di atas motornya, sepertinya apa yang dikatakan Dahyun adalah sebuah kebenaran. Ada masalah di dalam keluarga Jung.

"Kau mau menginap dirumahku?" Tawar Sinb yang sampai membuat helm Wooseok terjatuh, sang supir tidak kalah terkejut dengan ajakkan itu. "Agashi?"

"Kau sungguhan mengatakan itu?" Ujar supir dan Wooseok bergantian, "pak Lee, kau tunggu di mobil saja.. mari bersandiwara" Sinb menyunggingkan senyuman yang dibalas oleh Wooseok.

Terdengar aneh jika seorang siswi SMA mengajak seorang teman sekelasnya menginap dirumah, tapi karena status mereka adalah tunangan, pemikiran seperti itu tidak perlu diambil pusing.

Wooseok pertama kali menginjakkan kaki dirumah kediaman Hwang, ia disambut dengan hangat layaknya bagian dari keluarga itu. Tak ada kepura-puraan di sana, semua berjalan sebagaimana mestinya.

Sinb mengantar Wooseok ke kamar tamu yang sudah di persiapkan sebelumnya, bahkan ada beberapa pakaian yang bisa ia kenakan malam ini. "Seragammu akan siap besok pagi, sebaiknya cepat turun untuk makan malam"

"Ne chagi" goda Wooseok, "jangan main-main denganku"

"Lalu mau sampai kapan disitu? Aku harus mandi" Wooseok masih ingin mengganggu Sinb yang mulai salah tingkah dan keluar dengan spontan. Tiba-tiba senyumnya melebar memikirkan hal yang kotor, bagaimana jika ia dan Sinb sungguh menikah?

Kemudian bayangan wajah Hyunggu, sahabatnya muncul melenyapkan semua halusinasinya. Kembali di dunia nyata, ia harus bergegas mandi dan menikmati makan malam bersama keluarga Hwang.

Disana sudah ada Yeji, gadis muda dengan mata tajam yang telihat dingin tapi memiliki hati lembut. Wooseok merasa terharu saat Yeji meletakkan daging di atas nasinya, begitupun nyonya Hwang. Inilah keluarga yang ia dambakan.

Duduk dan berbincang bersama membagi cerita masing-masing ketika melewati hari yang berat, tidak seperti keluarganya. Memiliki ibu tiri yang hanya mengharapkan warisan dan beberapa kali menyiksa batinnya. Wooseok mencoba tersenyum dengan reaksi keluarga Sinb.

"Eonni, eomma memintamu membawa ini ke atas" ujar Yeji setelah mengambil air minum, "untukku?"

"Untuk tunanganmu" ledek Yeji menyipitkan mata, Sinb hanya menggeleng dan mengikuti instrupsi. Mengetuk beberapa kali pintu kamar yang di tempati Wooseok, setelah mendengar jawaban baru ia memasuki ruangan.

Love Oh LoveNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ