Chapter 4: seseorang yang tak ingin kutemui

5 7 1
                                    


"Namaku Hizama"

Mendengar nama itu membuat Hiruto terdiam dan berkeringat dingin. wajar saja, karena orang yang berada di sampingnya saat ini adalah Hizama yang memiliki julukan The Creator yaitu pencipta tiga kekuatan sihir yang berbahaya. Dan salah satu kekuatan itu ada pada diri Hiruto saat ini.

Melihat Hiruto terdiam membisu membuat Hizama mengatakan hal yang menyakitkan kepada Hiruto.

"Jadi kau adalah pemegang sihir Fate breaker ya. Apa yang kau rasakan saat kau mengetahui fakta bahwa akulah yang menciptakannya, Black reaper? Jujur saja, kau adalah pemegang Fate breaker terlemah saat ini, bahkan kurasa kau tak pantas memilikinya"

Mendengar perkataan itu sontak membuat hati Hiruto terbakar, semua perasaan mencekam yang ia rasakan sebelumnya hilang tanpa bekas. Hiruto tersenyum bengis lalu berkata.

"berhentilah berbicara seakan-akan kau tau semuanya tentangku!, pergilah.."

Perkataan Hiruto sama sekali tidak membuat Hizama terpicu, ia hanya tersenyum melihat ekspresi Hiruto saat ini.

Hizama beranjak dari tempat itu, dengan sepatah perkataan ia meninggalkan Hiruto.

"Ahh sudahlah, tiada gunanya berdebat denganmu.. Hiruto. Saat kita bertemu lagi, kematian akan menghampirimu" ujar Hizama seraya meninggalkan Hiruto lalu menghilang di keramaian orang-orang.

"aku tidak yakin akan hal itu, Hizama"

Ancaman itu sama sekali tidak membuat Hiruto merasa ketakutan.

Tanpa memperdulikan terror yang baru saja ia dapatkan, Hiruto kembali mempersiapkan perlengkapan sihir yang ia butuhkan untuk melakukan penyerangan kepada kelompok Phantom step malam ini.

Karena terlalu serius memilih perlengkapan sihir yang ia perlukan, Hiruto tidak menyadari bahwa pemilik toko sihir tersebut adalah seorang budak cantik dengan rambut berwarna ungu yang panjang dan indah.

"terima kasih telah bersedia berbelanja disini, tuan" kata pemilik toko itu sambil tersenyum hangat kepada Hiruto.

Mendengar perkataan itu membuat Hiruto menoleh ke arah wanita itu. wajah cantik dan imut wanita itu sama sekali tidak menggugah hati Hiruto dikarenakan Hiruto sudah memiliki seorang Kekasih bernama Hikari.

Terlebih lagi, Hiruto adalah tipe orang yang sangat setia kepada satu wanita saja.

"sama-sama" sahut Hiruto dengan nada datar.

Wanita itu mendekati Hiruto, dengan nada gugup ia berkata.

"umm... Jadi apa yang hendak kau beli, tuan"

"aku ingin membeli 1 kotak kartu sihir elemen api dan angin ini, berapa harganya" ujar Hiruto sambil menatap sendu Wanita itu.

Tatapan Hiruto membuat wanita itu salah tingkah, hal itu membuatnya semakin gugup.

"T-t-t-totalnya 30 koin emas, tuuan"

Hiruto tersenyum tipis melihat tingkah laku wanita yang sedang gugup itu. Tanpa berfikir panjang pemuda itu mengeluarkan sekantung besar emas dibalik jubahnya lalu memberikannya kepada wanita itu.

"aku tidak punya waktu untuk menghitungnya, ambil saja kembaliannya" kata Hiruto sambil meninggalkan wanita itu.

Tak ingin Hiruto pergi begitu saja, sontak wanita itu berlari mendekati Hiruto lalu meraih tangan kiri Hiruto.

"Terima kasih banyak, aku sangat-sangat berterima kasih. kuharap suatu saat nanti, aku bisa membalas kebaikanmu tuan"

"aku sangat menunggu hal itu" balas Hiruto hangat seraya melepaskan tangan wanita itu lalu pergi meninggalkannya.

Wanita itu semakin jatuh hati dengan sifat dingin Hiruto, hal itulah yang membedakan Hiruto dengan pemuda lainnya.

"umm.. bolehkah aku mengetahui siapa namamu, tuan?"

Hiruto menghentikan langkah kakinya.

"namaku Hiruto"

Tanpa menanyakan kembali nama wanita itu, Hiruto meneruskan langkah kakinya kembali.

Hiruto akhirnya meninggalkan toko itu lalu mencari sebuah bar sambil menunggu malam tiba, demi melaksanakan misi pembantaian kelompok Phantom step seperti biasanya.

Black Reaper: Hidden mission [END]Where stories live. Discover now