Diantara Kalian

1.8K 302 45
                                    

Irene masih terdiam mendapati puteri bungsu juga mantan suaminya kini tengah berdiri dihadapannya. Aneh, kenapa rasanya seperti sedang tertangkap basah tengah melakukan sesuatu yang buruk? Irene menetralkan perasaan tidak jelasnya itu, berusaha agar tampak biasa saja.

"Adek..."
Hanya Xiyeon yang Irene sapa, tapi sekilas Ia melirik kearah Sehun.

Sebelum menyahut, fokus Xiyeon terus tertuju pada pria dewasa disamping Mamanya kini.
"Mama, kita ketemu disini. Mama lagi ngapain?"

"Oh... Ehm... Ini lagi nemenin temen nyari barang disini.", jawab Irene hati-hati.

Mata Xiyeon kembali tertuju pada Suho yang tengah menenteng paper bag yang jumlahnya tidak hanya 1. Bahkan ditangan Mamanya juga ada.

Tak kunjung mendapat balasan dari Xiyeon, Irene berusaha mengalihkan perhatian Xiyeon.
"Eng... Adek ngapain?"

"Hah? Oh ini lagi nyari gelang emas buat dedek bayinya Tante Krystal...", jawab Xiyeon seraya memperlihatkan paper bag kecil pada Irene.

"Tante Krystal udah lahiran?"

Xiyeon mengangguk mantap.

Sementara Irene dan Xiyeon sedang terlibat percakapan, baik Sehun maupun Suho sama-sama saling memperhatikan satu sama lain dalam diam. Entah apa yang terbesit didalam pikiran dewasa mereka masing-masing.

"Dek, Papa abis ini harus ke kantor. Bisa kita jalan sekarang?", ajak Sehun setengah berbisik.

Otomatis Xiyeon langsung menoleh dan menunjukkan reaksi protes, "Ih tadi kan Papa bilang kalau kerjㅡ"

"Ayo, Dek. Rene kita duluan, masih ada urusan...", potong Sehun dan segera mendapatkan pergelangan tangan Xiyeon, sedikit menariknya berjalan menjauh. Tanpa menunggu sahutan dari Irene mereka berlalu.

Xiyeon tentu saja mengomel selama tangannya digandeng oleh Sehun. Tapi, Sehun tidak menggubris semua ocehan Xiyeon.

"Rene, ayo..."

Ajakan Suho sepertinya tidak masuk ke telinganya. Irene tetap berdiri pada posisi semula seraya memandang 2 punggung itu yang bergerak menjauh dan kemudian hilang. Perasaan yang 'tidak jelas' itu kembali tampak.

🍁

"Ma?"

Irene yang kala itu tengah memeriksa pendapatan resto miliknya hari ini dilayar laptopnya menoleh. Eunbi sudah berdiri dihadapannya.
"Kenapa, Kak?"

"Kakak mau ngomong!"

Sesaat Irene tersenyum, "Mau ngomong apa sih, Kak? Gitu banget mukanya...", godanya ketika Eunbi menatapnya serius.

"Serius, Ma!", sahut Eunbi dengan raut wajah yang masih sama.

Irene menghela nafas, ia meminta Eunbi untuk duduk disampingnya. Tangan Irene menepuk sofa tepat disampingnya.
"Duduk sini, Kak..."

Eunbi memenuhi permintaan Irene. Ia berjalan kearah samping dan kemudian duduk disana.

Tangan Irene bergerak menutup layar laptop sedikit. Ia memfokuskan perhatiannya pada Eunbi.
"Nah, Kakak mau ngomong apa?"

"Kakak punya pertanyaan, Mama harus jawab jujur!"

Masih dengan seulas senyum, Irene mengangguk.

"Bilang sama Kakak, Mama punya pacar?"

Pertanyaan Eunbi seketika membuat Irene terkejut. Pacar? Pacar yang mana?

"Iya? Mama punya pacar?", tebak Eunbi karena ekspresi sedikit berlebihan dari Irene.

𝘾𝙇𝘽𝙆 (𝘾𝙞𝙣𝙩𝙖 𝙇𝙖𝙢𝙖 𝘽𝙚𝙡𝙪𝙢 𝙆𝙚𝙡𝙖𝙧) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang