09

354 127 8
                                    

Alfa mengeluh ketika mendengar tugas bahasa inggris untuk minggu depan. Bagaimana tidak?, ia hanya mendapat waktu satu minggu untuk mengerjakan tugas bahasa inggris yaitu conversation sesuai tema. Belum lagi penampilan mereka akan masuk penilaian untuk kesenian juga, yang gurunya adalah ibu Sukma. Mereka bahkan disarankan untuk menambah materi lain untuk penilaian kesenian selain akting, seperti menyanyi, menari atau bermain musik.

Minggu yang akan datang, dua jam pelajaran kesenian akan di tambah dua jam conversation untuk penilaiannya. Dan lagi, nilai itu akan digunakan untuk nilai praktek ujian akhir semester mereka. Miss Jeni dan Bu Sukma, beralasan bahwa tugas ini untuk menghemat waktu, mengingat sebentar lagi sekolah mereka akan sibuk dengan festival pensi.

Karena sedikitnya waktu untuk persiapan, sebagian murid masih protes karena berarti mereka harus berlatih setiap hari sampai hari penilaian tiba.
Lain hal nya dengan Alfa, dia keberatan dengan itu adalah karena itu adalah yang akan memaksanya terjebak dengan Eja selama seminggu.
Sungguh, ia tidak butuh waktu tambahan lagi untuk itu. Dan lagi, ini adalah tugas kelompok yang berarti mereka tidak boleh mengerjakannya secara individu seperti tugas presentasi seperti kemarin. Seolah insiden saat presentasi kemarin itu belum cukup.
Alfa benar-benar tidak butuh insiden salah paham yang lebih parah lagi.
Betapa memalukannya jika teman-teman sekelasnya tahu bahwa Alfalah yang menyukai Eja, dan bukan sebaliknya.

*****

Alfa berusaha menjaga ekspresi agar tetap tenang dan datar. Sementara teman-teman sekelasnya sudah famai bersorak menggoda Eja saat cowok itu mengambil tempat duduk disampingnya untuk membahas
tugas kelompok mereka.

Untuk tugasnya mereka dapat memilih satu dari dua kategori yaitu couple dan friendship.

Dengan anggota kelompok yang hanya dua orang dan dengan tema seperti itu, tidak heran nanti saat presentasi beberapa kelompok akan memberikan penampilan yang sama.
Karena itu Miss Jeni dan Bu Sukma menyarankan agar kurid-murid lebih kreatif dalam menyiapkan pertunjukkan mereka.

Jangankan untuk memikirkan pertunjukan yang kreatif, berpikir dengan benar saja ia tidak yakin bisa. Bahkan ia tidak tahu apa yang akan ia lakukan dengan Eja. Berada disebelah Eja sambil menjaga ekspresinya pun sudah cukup sulit. Kini ia harus berperan menjadi salah satu dari prtner Eja.

Alfa merasa tidak yakin dengan berpura-pura menjadi sahabat Eja seperti teman Eja yang setia. Namun, jika dia selalu berada didekat Eja, ia khawatir akan berakhir dengan mengatakan perasaannya pada Eja.

Sejujurnya, meskipun ia menyatakan perasaannya kepada Eja, ia sama sekali tidak mengharapkan jawaban cowok itu. Ia hanya ingin menikmati perasaan sukanya terhadap Eja, dan tidak mengharapkan apapun darinya.

"Kita nggak mungkin pake friendship," ucapan Eja menarik Alfa dari pikirannya.

"kenapa?," tanya Alfa.

"karena lo benci sama gue, dan kalo kita milih couple kita tidak bisa meraninnya. Jafi kita cuman bisa pake confession aja. Dan karena lo benci sama gue, lo nggak mungkin jadi yang confess, jadi....gue aja yang bakal confess ke elo."

Alfa tersentak kecil,ia tidak pernah mengatakan bahwa ia membenci Eja. Meskipun ia memang tidak bisa menjadi pihak yang harus menyatakan perasaan, itu juga bukan karena ia membenci Eja. Tapi karena ia khawatir akan mengatakan yang sebenarnya tentang perasaannya. Namun, ia tidak mungkin menjelaskan itu kepada Eja.


"Jadi sekarang kita buat dulu ceritanya, terus buat conversation-nya, dan mutusin lagu apa yang akan bakal akan gue pake buat confess," Eja kembali berbicara, "Lagu favorit lo apa?," tanya Eja tiba-tiba.

".... ha?" Alfa gelagapangelagapan. Kenapa tiba-tiba Eja bertanya seperti itu?.

"Kalo lo punya lagu kesukaan, gue bisa pake itu buat confess ntar," Jelas Eja santai.

"Oh....." gumam Alfa seraya memalingkan wajah. "Gue gak suka lagu. gue hanya suka musik, jadi lo milih aja lagu yang lo suka."

"oh... oke," jawab Eja pendek.
"Terus buat ceritanya... kita pake karakter Virgo dan Listia aja biar lebih gampang. Listia juga selalu ngomong kalo orang yang paling dia benci itu adalah Virgo. Jadi... itu pas kan buat lo?," jelas Eja.

Alfa menatap Eja, sudah hendak protes karena cowok itu terus mengatakan hal-hal yang sama sekali tidak ia tahu, tapi kalimatnya terhenti di ujung bibir ketika menyadari ia nyaris melakukan kesalahan.

Alfa berdehem, sebelum kembali menghindari tatapan Eja dan menyahut, "terserah lo aja."
Dalam hati Alfa memaki dirinya sendirisendiri. Nyaris saja ia meneriakkan perasaannya kepada Eja. Da ia khawatir akan melakukan itu di kesempatan lain.

Selama Eja berada didekatnya, dia merasa benar-benar tidak aman. Perasaannya seolah menjadi bom waktu yang siap meledak kapan saja. Itu adalah hal terakhir yang diinginkan Alfa.

******

#TBC

Alfa & Eja [END]Where stories live. Discover now