2. The Reason

660 60 8
                                    

Mark yang sedang duduk di kantin bersama adiknya Yugyeom yang juga kuliah di kampus yang sama dengannya dibuat terkejut dengan pemandangan yang ada dihadapannya.

Bagaimana tidak, kalau tak jauh dihadapannya terlihat sejoli manusia yang terkesan begitu akrab dan mesra sedang makan bersama.

Hal yang membuatnya terkejut adalah salah satu pria itu adalah Jinyoung. Dia terlihat sedang bersama teman sekelas Mark yang bernama Jackson Wang.

Seketika Mark dan Yugyeom yang kebetulan juga melihat hal tersebut segera berpandangan.

"Hyung, sekarang Jinyoung hyung berkencan dengan Jackson sunbaenim?"

"Molla." Jawab Mark sambil mengedikkan bahu.

"Kupikir kau tahu sesuatu tentang mereka, hyung."

"Hyung baru saja mendengarnya dari kekasihmu Bambam. Baru saja berniat untuk mencari tahu tentang itu. Berniat untuk membantu Gyeomie?"

"Kenapa tidak hyung? Aku akan membantumu."

Mark melemparkan senyum misterius ke arah adik kesayangannya ini yang dibalas dengan smirk andalan adiknya.

Untuk membuat Jinyoung tidak curiga, Yugyeom dan kekasihnya Bambam yang merelakan diri menjadi mata-mata Mark. Lagipula Bambam adalah seorang informan handal, jadi mudah saja bagi bocah fashionista itu untuk mendapatkan info.

Sumber informasi Bambam ada dimana-mana. Bahkan dinding pun bisa mendadak bertelinga kalau sudah berhadapan dengan Bambam.
🐥
🐥
🐥
Sementara Mark, kemana Mark? Menemani Jaebum yang masih sibuk dengan segala kegalauannya tentu saja.

Kapan dia akan move on, ngomong-ngomong? Jangan tanya Mark. Karena Mark sendiri pun penasaran.

Saat ini sepasang sahabat itu sedang menghabiskan waktunya di taman dekat rumah mereka. Mark yang sibuk dengan game di ponselnya. Jaebum yang sibuk memandangi bocah-bocah yang sedang asyik bermain di taman sore itu.

Mark memang sengaja mendiamkan Jaebum. Sama sekali tidak mengajak sahabatnya itu berbincang. Pura-pura sibuk dengan game, padahal dia hanya membuka youtube yang berisi konten tentang game yang biasa dia mainkan dengan pc di kamarnya. Layar ponselnya terlalu kecil ngomong-ngomong untuk digunakan bermain game itu.

"Mark hyung."

Jaebum yang merasa bosan diacuhkan mengeluarkan suaranya yang berubah mahal akhir-akhir ini.

"Hmm?" Mark merespon antara niat dan tidak.

Mendengar respon dari Mark yang tidak biasa, Jaebum mengangkat alisnya lalu menoleh tepat ke pria yang sedang duduk disampingnya. Pantas saja responnya seperti itu. Mark hyungnya sedang sibuk dengan video tentang game favoritnya ternyata. Mana bisa Mark diganggu kalau sudah begitu.

Alih-alih mengajak Mark bicara, Jaebum hanya diam memperhatikan Mark yang terlihat begitu serius dengan ponselnya. Semenarik itukah video itu? Sampai pria setampan Jaebum dia abaikan.

"Mark hyung."  Jaebum berusaha menegur Mark untuk yang kedua kalinya.

Kali ini Mark mengangkat wajahnya, segera mematikan ponselnya ketika melihat wajah serius Jaebum tepat di depan mukanya.

"Ne, Jaebumie? Waeyo?" Tanya Mark sambil menyimpan ponsel dikantung jaketnya.

Jaebum terlihat ingin menanyakan sesuatu, namun ragu-ragu.

"Kalau mau bertanya sesuatu, tanyakan saja. Ada apa?"

Nada lembut yang Mark lontarkan dalam setiap perkataannya entah mengapa membuat Jaebum menahan nafasnya tiba-tiba. Padahal sudah biasa Mark berbicara dengan nada seperti itu kepada semua orang. Karena memang seperti itu cara bicara Mark. Tapi, entah kenapa sore ini ditelinganya terdengar berbeda. Apakah telinganya yang sedang bermasalah? Atau Jaebum yang tiba-tiba punya penyakit pernafasan?

My True Happiness {MarkBum}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang