7. Forever With You

476 48 2
                                    

Mark dan Jaebum yang sudah meninggalkan kampus memilih tepi sungai Han sebagai tempat kencan mereka. Mereka memang menjadikan tempat ini sebagai tempat berkencan favorit keduanya.

Mereka duduk di tepian sungai sambil memandang aliran sungai yang tenang dengan sesekali meminum soda yang ada di tangan mereka.

"Jaebongie...." Panggil Mark dengan lembut.

"Kenapa chagi?"

Jaebum yang sedang mengamati orang-orang yang berlalu lalang dihadapan mereka segera mengalihkan pandangan matanya.

"Tentang Jinyoung...."

Mark menghentikan ucapannya di tengah-tengah. Seperti membiarkannya menggantung begitu saja.

"Kenapa?"

Jaebum yang penasaran memilih untuk bertanya daripada menunggu Mark melanjutkan ucapannya tadi.

"Tidakkah kau merasa kalau apa yang kita lakukan itu sedikit keterlaluan?"

Jujur, Mark merasa bersalah dengan apa yang sudah mereka lakukan pada Jinyoung. Padahal kalau dipikir lagi, satu-satunya kesalahan yang diperbuat oleh Jinyoung hanya menolak Jaebum. Kenapa mereka jadi memperpanjang masalahnya sampai seperti sekarang? Drama king huh? 🤔

"Kita? Memangnya apa yang sudah kau lakukan markeu? Kurasa hanya aku yang terus bersikap dingin padanya."

Jaebum menaikkan sebelah alisnya. Bingung bercampur dengan penasaran ada dibenaknya ketika mendengar ucapan sang kekasih.

"Aku juga melakukan hal yang sama kan Jaebongie. Dia pernah menjadi sahabat kita ngomong-ngomong."

"Biarkan saja, chagi. Kuharap dia bisa belajar banyak dari kejadian ini dan kuharap dia bisa berubah. Otte?"

Mark tersenyum mendengar ucapan kekasihnya itu. Melanjutkan kencan mereka hari itu dengan sebuah kedamaian yang beberapa hari belakangan mendadak hilang dari kehidupan keduanya.
🐥
🐥
🐥
Setelah kejadian di perpustakaan ketika itu, Mark tidak pernah lagi melihat Jinyoung yang berusaha mengejar-ngejar Jaebum.

Tapi loker barang milik Mark tiba-tiba menjadi langganan dialih fungsikan sebagai tempat pembuangan sampah entah oleh siapa. Siapa orang yang harus Mark curigai huh?

Mark sedang berjalan bersama Jaebum menuju ke lokernya untuk mengambil beberapa barang disana. Ketika Mark membuka pintu lokernya, tentu saja seperti biasa sampah-sampah akan berhamburan dari dalamnya.

Membuat kening Jaebum berkerut. Seingat Jaebum kekasihnya ini seorang pecinta kebersihan, jadi tidak mungkin sengaja menyimpan sampah sebanyak itu dilokernya. Lagipula untuk apa Mark melakukannya ketika ada begitu banyak tempat sampah di kampus mereka? Memangnya Mark kurang kerjaan apa?

"Kenapa ada banyak sekali sampah di lokermu chagi?" Tanya Jaebum sambil membantu Mark membersihkan sampah di loker milik kekasihnya itu.

"Entahlah, sudah tiga hari ini lokerku beralih fungsi menjadi tempat sampah." Mark hanya mengangkat bahunya. Antara tidak tahu dan tidak peduli.

"Kau tahu siapa pelakunya? Tapi kurasa tidak." Tebak Jaebum dengan tepat.

"Tentu saja tidak. Kalau aku tahu apa kau pikir dia masih bisa dengan bebas melakukan hal ini?"

Mark saat ini sedikit jengkel dengan sang kekasih. Kalau sudah tahu jawabannya kenapa masih harus bertanya mr. Im Jaebum?

Jaebum? Dia hanya menggelengkan kepala untuk menjawab pertanyaan kekasihnya itu.

"Apa kau mencurigai seseorang chagi?"

"Tentu saja tidak Jaebongie. Lagipula kurasa aku tidak punya musuh. Kecuali musuhmu mungkin?" Mark mengedikkan bahunya.

My True Happiness {MarkBum}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang