Chapter : Twenty-One

8.4K 989 206
                                    

"Jika kau memang sudah tidak bisa menunggu lebih lama, maka aku akan mengatakannya malam ini"

Wonwoo mengatupkan mulutnya seketika. Menggertakkan giginya tanpa suara. Dia bahkan tak tahu mengenai hal yang seharusnya dia lakukan untuk menanggapi kalimat Mingyu yang sekarang tengah memandanginya dengan wajah penuh ketenangan.

"Aku...."

"Sejujurnya aku belum sesiap itu untuk kehilanganmu Wonwoo... tapi aku menyadari, aku tidak bisa menjadi orang yang egois dan hanya memikirkan tentang perasaanku, menahanmu lebih lama hanya akan membuatmu lebih tersiksa...". Mingyu mengangguk dengan pelan. Senyum yang dia kulum sejak beberapa menit yang lalu tak juga enyah dari bibirnya. Hanya saja, sebuah hembusan nafas berat terdengar nyaring dan jelas seolah menjadi sebuah pertanda betapa berat beban yang di pikulnya atas perasaannya terhadap sang istri.

Wonwoo memutar kepalanya. Tatapannya kemudian terlihat nyalang. Kelopak matanya bergetar seiring dengan kedua tangannya yang mencengkeram sofa yang sedang mereka duduki lebih erat.

"Wonwoo?". Merasa ada yang salah, Mingyu kemudian mencondongkan tubuhnya. Membuat dirinya menjadi lebih dekat dengan sang istri yang tak juga mengalihkan pandangannya. Mingyu kemudian menjadi semakin lancang. Dia mengangkat tangan kanannya demi meraih pundak Wonwoo dan mengguncang tubuh ringkih itu pelan. "Kau baik-baik saja?"

.

.

.

[Flashback]

Siang itu Wonwoo sedang duduk di atas ranjangnya. Ada sebuah buku novel miliknya yang sudah dia baca untuk yang kedua kalinya. Sekedar ingin menghabiskan waktu senggangnya siang hari ini.

Dongwoo sedang pergi bekerja, sedangkan Mingyu sedang menemani sang ibu mertua untuk berbelanja beberapa keperluan.

Hanya Wonwoo yang sedang menghuni rumah itu, bersama adiknya yang kali ini sedang berbaring di sisi sang kakak sembari memainkan ponsel pintarnya. Semenjak Wonwoo pulang, Jungkook seperti enggan untuk keluar dari rumah kecuali jika dia memiliki janji bersama temannya untuk bermain basket bersama Mingyu yang menjadi pelatih mereka.

Siang itu terasa sangat terik. Bahkan Wonwoo menyalakan pendingin ruangannya pada suhu paling rendah.

"Hyung"

"Hm?". Jawabnya. Masih tak juga mengalihkan pandangannya dari novel yang berada dalam genggamannya.

"Apakah Seoul itu menyenangkan?"

Wonwoo sedikit mengalihkan tatapannya dari buku yang tengah di pegang olehnya. Melirik sang adik yang masih sibuk dengan ponsel miliknya. "Kenapa?"

"Aku ingin melihat Seoul"

Kemudian dia mengulum senyum tipisnya. Mengusap surai halus sang adik dengan pelan. "Saat liburan musim panas semester depan aku akan membelikanmu tiket ke Seoul dan menghabiskan liburanmu disana"

"Benarkah?"

Jungkook terlihat sangat antusias dengan jawaban sang kakak. Dia meletakkan ponselnya dengan cepat, menegakkan tubuhnya demi menatap kedua bola mata sang kakak dan mencari sebuah kebenaran dari jawabannya.

"Dengan syarat bahwa nilaimu di semester depan harus lebih baik dari nilaimu di semester ini"

Dan Jungkook terlihat lesu. Jujur saja, memang adiknya itu tak sepintar Wonwoo. Namja manis dengan gigi layaknya kelinci itu lebih tertarik pada olahraga daripada materi yang di berikan oleh para gurunya di depan kelas.

Steganografi [Meanie Ver.]Where stories live. Discover now