REUNION

705 87 1
                                    

Taeyong melotot ke arah tangan jaehyun yang tampaknya enggan lepas dari jemarinya.

Taeyong perlahan mengeluarkan tongkat sihirnya dengan sebelah tangannya yang bebas dan merapalkan mantra "Avis!"

tiba-tiba burung-burung kecil keluar dari tongkat sihir taeyong, mengelilingi jaehyun sambil mematuk-matuk tangannya hingga dirinya mengaduh kesakitan dan melepaskan tautan mereka.

"Aku tidak akan minta maaf". Ucap Taeyong dingin. Lalu dirinya mengetuk pintu ruang kepala sekolah dan meninggalkan Jaehyun yang masih merapalkan mantra di atas lukanya.

Tak lama pintu terbuka dan tampak sang kepala sekolah sedang memberi makan kucing kesayangannya, jiji.

"Selamat siang, professor Kim. Jung Jaehyun shi ingin bertemu dengan anda".

Jaehyun muncul di depan pintu tepat ketika Jaejoong mengalihkan pandangannya dari Jiji.

Taeyong segera pamit pada Jaejoong yang entah mendengarnya atau tidak. Karena pandangan ibu dan anak itu terkunci, seolah terfokus hanya pada satu sama lain.

Jaejoong memeluk Jaehyun erat, sambil menggumamkan kata-kata rindunya pada sang anak di sela isak tangisnya.

Jaehyun membiarkan rasa rindu mengambil alih, Jaehyun balas memeluk eommanya.

Jaejoong yang merasakan pelukan hangat sang anak, seketika mengucapkan kata maaf karena telah meninggalkan separuh jiwanya ini.

"Beri aku satu alasan agar aku bisa memaafkan eomma". Jaehyun berkata saat pelukan mereka terlepas.

Jaejoong tahu pasti datang saatnya, dimana dia harus mengungkapkan segalanya. Tapi ternyata tetap tidak berhasil membuatnya lebih siap. Airmata sudah mulai menggenang, bahkan ketika dia belum memulai.

Tapi Jaehyun yang ada di hadapannya ini sudah cukup dewasa untuk memahami, dan Jaehyun juga berhak mendapatkan penjelasan atas pilihannya.

Walau dengan nada tercekat, Jaejoong tetap berusaha bersuara.

"Appamu tidak mencintai eomma. Bahkan dengan adanya kau dan Yoonoh tidak membuat appamu menyerahkan hatinya pada eomma."

Airmata sudah mulai jatuh ke pipinya, tapi Jaejoong tetap bersikeras melanjutkan ini.

"Eomma lelah menunggu. Eomma tak tahan untuk terluka lebih dalam. Eomma pun memutuskan untuk mengakhiri dengan cara yang membuat kami berdua tidak akan bisa kembali bersama. Eomma dan appamu sepakat melakukan sumpah tak terlanggar."

Jaejoong sudah benar-benar menangis sekarang, diiringi isakan kecil Jaehyun.

Jaejoong lalu mengusap kepala Jaehyun, berusaha menenangkan sang anak dan juga dirinya sendiri.

"Jadi, eomma dan appa tak bisa bersama lagi?" 

"Maaf Jaehyun, karena kami berdua sudah menjadi orangtua yang egois".

"Jangan minta maaf eomma." Jaehyun menggenggam tangan sang eomma, berusaha menguatkan sang eomma dan dirinya sendiri.

"Eomma tidak bersalah karena mencintai appa. Tapi appa juga tak bisa disalahkan karena tidak bisa mencintai eomma".

-saat itu- Jaehyun menambahkan di dalam hatinya.

Jaehyun tahu appanya sudah berubah. Appanya sudah jatuh cinta, tanpa disadarinya, mungkin sudah sejak lama, bahkan sebelum eommanya pergi meninggalkan mereka.

Tapi Jaehyun tidak ingin kehilangan orangtuanya dengan mengatakan kebenaran ini, karena bagi siapa saja yang melanggar unbreakable vow maka dia akan mati.

♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡

Maaf interaksi Jaedo dan Jaeyong msh sedikit. Next sudah mulai fokus ke mereka koq :)))

TRIWIZARDWhere stories live. Discover now