Part39 💞 Penjelajahan 💞

11 1 0
                                    

#Author_Pov

Siswa SMA TB sudah bersiap-siap untuk penjelajahan.
Mereka akan berjalan sesuai petunjuk yang ditandai pada batang pohon.  Setelah semua sudah diberi arahan mereka pun memulai penjelajahan.

                              🌹

"Nay pikir-pikir masih jauh lagi nggak yah.  Aku ingin memasang bendera ini secepatnya". Ucap Vira mulai lelah.
"Mungkin kita masih di pertengahan jalan". Jawab Unaiyah mantap.  Vira mendesah kasar.  "Nay gue kepanasan ni,  lo aja yang pakai jacket gue". Kata Vira memberikan jacketnya kepada Unaiyah. Mereka terus berjalan.

Unaiyah merasa sepatunya longgar,  saat ia memastikan ternyata tali sepatunya terlepas.  Ia kembali mengikatnya.
"Dasar manja jalannya kok lama banget sih". Sindir Fardin.
"Eh gue itu nggak manja,  gue anak pramuka mana bisa manja.  Liat aja nanti juga aku yang akan sampai duluan". Kata Unaiyah mulai mempercepat jalannya.

                                 🌹

"Eh loh kok nggak ada arah panah lagi"? Tanya Unaiyah bingung. Ia berbalik mendapati Fardin yang mengikutinya.  "Gue rasa kita salah jalan deh". Ucap Unaiyah pada Fardin. "Loh ada pertigaan,  tadi kita jalan yang mana"? Tanya Unaiyah mulai risau.
"Mana gue tau, gue cuma ngikutin lo doang.  Habisnya lo sih jalannya cepat amat sampai lihat anak panahnya. 
"Tadi benar arahnya". Kata Unaiyah membela dirinya.
"Ayo". Kata Fardin menarik tangan Unaiyah.

"Gue bisa jalan sendiri, gue bukan anak manja.  Gue juga tau gimana cara untuk pulang. Kata Unaiyah memanyunkan bibirnya.  "Ayo kita harus cari air". Kata Unaiyah memberi koda pada Fardin.
"Nggak usah dicari bentar lagi air itu akan datang sendiri". Jawab Fardin sambil tersenyum jahil.  "Maksud lo"? Tanya Unaiyah bingung.  "Noh lihat mendung,  bentar lagi akan hujan". Jawab Fardin sambil menatap langit yang sudah gelap....
"Maksud gue tu air sungai". Kata Unaiyah dengan wajah kesal".
"Disaat seperti ini ada juga kesempatan bercandanya,  dasar cowok aneh kenapa gue bisa jatuh cinta pada cowok aneh seperti ini.  "Umpat Unaiyah pelan.
"Tadi lo bilang apa"? Tanya Fardin.
"Nggak ada". Jawab Unaiyah ketus.

                               🌹

Unaiyah dan Fardin sedang lari untuk mencari perlindungan karena hujan makin deras. 
"Eh ada gubuk tuh yuk kita berlindung disana". Kata Fardin.
"Di hutan kayak gini ada gubuk nggak deh serem,  jangan-jangan itu gubuk setan.  Seperti yang ada di film-film gitu".  Jawab Unaiyah dengan wajah ngeri.
"Naiyah lo nggak liat banyak tanaman, gue rasa uni kebun pemilik warga sekitar sini dan ini daerah terpencil jadi hutan adalah kawasan mereka. Jangan aneh-aneh deh". Kata Fardin sambil menggeleng- gelengkan kepala.
"Lo nggak ingat perkataan Vira semalam"? Tanya Unaiyah.
"Udah ah kita berlindung nanti basah lagi.  Lagiankan lo nggak penakut kan?.  Tanya Fardin tersenyum jahil menggoda Unaiyah. "I-iya siapa bilang gue penakut, gue brani kok". Jawab Unaiyah sok berani.

      
                           🌹

"Tuh lihat jadi basakan". Ucap Fardin sambil mengelus rambut Unaiyah yang basah.  "Nggak papa kok". Jawab Unaiyah sambil menatap Fardin. Fardin membalas tatapan Unaiyah. Lama mereka saling tatap.  Wajah mereka hanya berjarak 10Cm.  Unaiyah bisa merasakan hembusan nafas Fardin.  Jantung Unaiyah berdetak tak menentu. Fardin makin mendekatkan wajahnya.  Bibir mereka hanya berjarak 5Cm.  Hembusan nafas keduanya makin terasa.  Fardin memejamkan matanya. Jarak bibir mereka hanya 1CM
"Eh lihat hujannya sudah redah". Kata Unaiyah memalingkan wajahnya. Ia merasa wajahnya pasti sudah seperti tomat.  Fardin juga sedikit malu tapi ia tetap tersenyum.

"   Ayo   ".  Jawab Unaiyah Cepat-cepat meninggalkan gubuk itu karena ia tidak mau Fardin melihat wajahnya yang sudah memerah.
Hampir saja Unaiyah terjatuh karena jalannya licin. Walau Unaiyah tidak terjatuh sepenuhnya tapi ia tidak bisa jalan karena kakinya terkilir.

"Ayo naik". Kata Fardin sambil duduk jongkok. Unaiyah menatap Fardin dengan bingung.  "Kita harus cepat-cepat pergi dari sini sebelum gelap.  Nggak mungkin kamu bisa jalan jika kakimu terkilir. Ayo naik". Ucap Fardin, Unaiyah pun menuruti kata Fardin.

Dalam perjalanan Unaiyah merasa ngantuk. Ia pun tertidur dalam gendongan Fardin. Fardin tersenyum melihat Unaiyah tertidur pulas di punggungnya.  Walau jalannya tidak terlalu ekstrim tapi tetap saja Fardin harus berhati-hati karena jalannya begitu licin. 
Fardin tersenyum saat melihat lambang sekolahnya.

DIA YANG SEDERHANA TAPI ISTIMEWAWhere stories live. Discover now