Tiga Puluh Dua

4.1K 385 52
                                    

"Hai.."

Jimin membalikan tubuhnya ketika ia merasakan sebuah sentuhan halus mendarat di bahu kirinya. Kepalanya sedikit ia angkat guna menatap wajah si empunya tangan. Dan Jimin total mengeriyitkan dahi bingung ketika ia merasa sedikit familiar akan sosok yang berdiri menjulang di belakangnya itu. Sayangnya ia lupa.

Suga yang juga tengah menatap laki-laki itu hanya menatap dalam diam. Dalam hati pun bertanya-tanya siapa orang itu.

"Siapa?"

Ujar Jimin dengan nada bertanya. Pemuda itu menarik kedua sudut bibirnya keatas, menciptakan sebuah senyum simpul yang terlihat ramah.

Namun entah kenapa Suga sama sekali tak menyukai senyuman itu.

"Aku Kai. Kita pernah bertemu sekali di kamar mandi sekolah." (Chap.23)

Jimin masih menatap bingung pemuda yang mengaku bernama Kai itu. Oh ayolah, dia bertemu banyak sekali siswa di toilet. Mana mungkin dia bisa mengingat semuanya.

"Melihat dari ekspresi wajahmu sepertinya kau tidak mengingatku ya. Baiklah tidak apa-apa."

Ujarnya. Pandangannya lalu beralih ke arah Suga yang masih duduk diam memperhatikan. Entah hanya perasaannya saja atau apa, Suga merasa senyuman milik Kai itu sedikit meluntur ketika kedua bola mata mereka bertemu.

Suga pun berdiri dari kursinya. Suara derit kursi yang bergesekan dengan lantai kafe, sontak saja menarik perhatian Jimin.

"Aku harus kembali bekerja."

"Tapi..-"

"Masih ada besok. Kau bisa bertanya lagi padaku besok."

Dan setelah itu Suga pergi menjauh. Berjalan dengan santai menuju dapur dan langsung di berondong puluhan pertanyaan oleh Mingyu dan Hoseok.

Jimin menatap dalam diam ke arah pintu dapur yang tertutup. Bisa ia lihat dari jendela kecil penghubung ke arah dapur, dimana Suga tengah berbicara dengan dua temannya.

Ia menghela nafas lelah. Tidak ada informasi apapun yang bisa ia dapatkan. Ia putuskan untuk pulang saja, mengingat tidak ada yang harus ia lakukan lagi.

Jimin sudah akan beranjak pergi, sebelum sebuah tangan menggenggam pergelangannya tangannya erat.

Jimin memandang Kai dengan pandangan bertanya. Namun ia memilih untuk diam dan menunggu Kai mengatakan apa yang ia inginkan.

"Apa kau sudah mau pergi? Keberatan tidak jika kau menemaniku dulu?"

Ujar Kai penuh harap. Jimin masih terdiam di tempatnya, melirik sekilas ke arah pergelangan tangannya yang masih di genggam erat oleh Kai. Perlahan-lahan ia melepaskan genggaman tangan itu, tersenyum tak enak setelahnya dan Jimin langsung mengambil ponselnya yang ada di atas meja.

"Untuk sekarang tidak bisa. Aku harus segera pulang karena Jungkook pasti sudah menungguku. Maaf ya~"

Dan setelahnya Jimin langsung melesat pergi meninggalkan Kai yang masih menatap tajam punggung sempitnya.

XoX

Taehyung hanya bisa memasang wajah bak orang idiot yang tersesat di tengah-tengah keramaian. Tepat beberapa meter di depannya, terlihat Jungkook yang bertingkah seperti bocah 5 tahun yang baru pertama kali membeli permen kapas.

Dengan semangat menggebu, primadona penindas itu terlihat mengantri dengan sabar di belakang beberapa pasangan dan orang tua yang berniat membelikan anak mereka permen kapas.

Taehyung yang duduk di sebuah kursi panjang di depan penjual permen kapas itu mengangkat sebelah alisnya.

'Bisa sabar juga orang itu.' Batinnya.

Tak lama kemudian Jungkook kembali sembari membawa dua buah permen kapas berwarna pink yang terlihat lembut. Sejujurnya Taehyung bukanlah seseorang yang menyukai manis. Dia bertekat untuk menolak permen kapas itu jika Jungkook memberikan satu padanya.

Namun apa yang terjadi justru kebalikannya. Jungkook dengan lahap menggigit dua permen kapas itu secara bergantian. Bahkan ada beberapa serabut yang menempel di sekitar mulutnya.

Taehyung melirik sekilas. Tidak peduli juga kalau Jungkook memang tidak membelikan permen kapas untuknya, toh dirinya juga tidak suka.

Tapi ada satu pertanyaan yabg sekarang muncul di dalam kepalanya.

"Apa kau tidak pernah makan permen kapas?"

Tanya Taehyung sedikit penasaran. Dapat ia lihat Jungkook yang berhenti sejenak mengunyah permen kapas di dalam mulutnya. Setelah menelan habis semuanya, ia langsung beralih menatap ke arah Taehyung.

"Nanti saja tanya-tanya nya. Biarkan aku menghabiskan dua buntalan manis ini dulu."

Dan Taehyung hanya bisa mengendikan bahunya acuh sembari menyandarkan punggung lebarnya ke sandaran kursi yang mereka berdua duduki.

Pandangannya berkelana, melihat orang-orang yang beraktifitas di taman sore itu. Langit sudah berwarna jingga, pertanda juka sebentar lagi petang datang menggantikan sang surya.

Tak lama kemudian Jungkook selesai dengan permen kapasnya. Setelah membuang gagang permen kapas itu ke sampah di dekat kursi yang mereka duduki, Jungkook lalu berdiri tepat di depan Taehyung.

Ia angkat kepalanya sejenak, mencoba menatap langit yang sudah menggelap.

"Ayo pulang, hari sudah mulai malam."

Ujar Taehyung. Jungkook mengalihkan atensinya ke arah orang yang di bawanya paksa sejak pulang sekolah tadi.

"Iya.. iya.. kau itu ingin sekali untuk pulang. Kau itukan harusnya senang karena sudah jalan berdua denganku."

Taehyung merotasikan kedua bola matanya bosan mendengar penuturan Jungkook. "Kau yang memaksaku, kalau kau lupa."

Jungkook mencebik. Ia lalu berputar arah dan bersiap untuk pergi meninggalkan Taehyung lebih dulu. Sebelum gumaman milik Taehyung sontak membuatnya memandang pemuda culun itu.

"Aku harus mengembalikan baju ini ke Lisa-ssi dulu."

"Tidak perlu. Aku yakin seratus persen Lisa noona akan dengan senang hati membiarkanmu memakai baju-baju di butiknya. Aku sudah bisa menebak isi otak Lisa noona."

Dan setelahnya Jungkook pun berlalu. Taehyung yang masih duduk di kursi taman itu hanya memandang punggung Jungkook yang kian menjauh dengan pandangan bingung. Mencoba mencerna apa maksud dari kalimat terakhir yang Jungkook katakan tadi.

Namun sayangnya ia tak bisa menemukan satu pun jawaban di dalam kepalanya.

Memilih untuk melupakannya saja, Taehyung pun berlalu dari taman untuk pulang. Rasa-rasanya ia butuh istirahat yang menenangkan malam ini.

To be Continue

Hihi...
Haloo...~
Ayem kambek, yasshh...
Wkwkwkw...

Oh betewe...
Itu yang kemaren suuzon sama mbak suran ngaku hayooo~
😆😆...

Sekiyan...
See you next chap~

The Nerd and The Prince(ss) [TAEKOOK & YOONMIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang