8. Tender

82 6 1
                                    

Jinri mengerjapkan matanya berkali-kali. Tadi saat di restoran dia sudah meminta maaf tetapi Yoongi membalasnya dengan balik melemparkan pertanyaan. Sungguh seenaknya. Berasumsi bahwa artis besar seperti dirinya tidak jauh beda dengan wanita di luar sana yang menebar pesona untuk menggoda ribuan pria demi mendapatkan pekerjaan.

Jujur saja, Jinri tidak ingin bertemu Yoongi sehabis perkataan itu. Ini sangat mengejutkan ketika Yoongi tiba-tiba datang ke lokasi syuting hanya untuk meminta maaf? Apa yang membuat Yoongi menyadari kesalahannya secepat itu? Kemarin dia menolongny lalu sekarang meminta maaf. Baguslah. Jinri tidak perlu repot-repot memikirkan jauh-jauh tentang pertengkaran antara mereka berdua. Jangan sampai menjadi musuh bebuyutan. Jinri merasa tenang. Yoongi menyadari kesalahannya maka semua kembali normal. Dan lagi, apa kali ini Yoongi membantunya benar-benar tulus? Jinri curiga jika Yoongi sudah mengetahui tentang hubungan dirinya dan Jungkook. Melihat dari dia seperti membantunya menjauhkan Jungkook darinya? Entahlah. Sangat sulit untuk mengetahui apa isi pikiran pria itu.

"Jinri? "

Jinri terkesiap. Kemudian gelagapan ingin berbicara. "I-ini. Salah." Jinri menggelengkan kepalanya. Ini akibat dari dia terlalu larut dalam pikirannya. "A-aku. Ya. Aku ingin tahu apa kau mengetahui hubunganku dengan Jungkook sehingga meminta maaf secara mendadak seperti ini? "

"Aku tidak tahu apapun. Aku merasa bersalah karena langsung menyimpulkan hanya karena melihat kau bersama pria lain. ", ucap Yoongi dengan tenang.

Musik klub tidak begitu besar karena masih terlalu sore untuk membuka klub. Orang-orang yang ada di situ hanya orang yang bertugas mengurus syuting saja. Memang ada musik di sana tapi tidak terlalu keras. Hanya untuk membangun suasana saja. Begitu semua sudah siap dibereskan maka musik dimatikan dan klub akan dibereskan oleh pegawai di sana.

Hoseok datang dengan tangannya membawa kain selimut hangat. Kemudian melampirkannya di kedua bahu Jinri.

"Ayo, istirahat. Kau sudah lelah seharian bekerja. ", ucap Hoseok sambil menarik lengan Jinri dari tempat itu.

"Bukankah tadi kau bilang ingin menjaga keponakanmu? Pergi aja sekarang.", Jinri tahu jika Hoseok juga lebih repot dari dirinya. Berjalan kesana kemari untuk memastikan kenyaman dan keamanannya. Benar-benar seperti seorang kakak yang takut terjadi dengan adiknya.

"Biar aku saja  yang mengantarnya. Kebetulan kami tetanggaan."

Hoseok dan Jinri melihat Yoongi terkejut. Mereka tidak tahu yang mana sikap Yoongi sebenarnya. Ketika mendengar tawarannya, Hoseok tidak salah kira lagi. Kemarin Yoongi sudah mengantar Jinri pulang karena kakinya sakit. Sekarang menawarinya pulang bersama. Hoseok yakin Yoongi tidak jauh beda dengan kebanyakan pria lainnya. Memuja-muja Jinri seperti dewi. Larut dalam pesonanya hingga sampai ingin memilikinya. Memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan dengan alasan mereka tetanggaan.

Hoseok pun langsung mengusak rambut Jinri. Tersenyum. Kemudian pamit untuk pulang. "Baiklah. Istirahat yang banyak."

Di sana Jinri berdiri canggung dengan Yoongi. Jinri mengambil tasnya lalu memeriksa barang di dalamnya. Takut ada yang hilang.

"Ayo jalan. ", ucap Yoongi terdengar lebih ke nada dingin.

Jinri mengangguk-angguk. Mengikuti Yoongi dari belakang. Kemudian masuk ke dalam lift. Jungkook melihat dari jauh ketika Jinri dan Yoongi masuk ke dalam lift.

...

Jinri meneguk air putihnya untuk menjernihkan pikirannya. Dia masih memikir perkataan Yoongi. Jinri belum memaafkannya. Sama seperti Yoongi belum memaafkannya juga. Ini terdengar lebih ke balas dendam tapi adil, bukan?

Jinri sangat lelah setelah syuting selama hampir enam jam penuh. Dia sudah membersihkan tubuhnya dan selesai makan malam. Waktu untuk tidur pun masih panjang. Sekitar dua jam lagi menuju jam sembilan. Dia harus tidur teratur untuk menjaga stamina tubuhnya. Dia juga tidak ingin ada lingkaran hitam di bawah matanya. Itu bisa memperburuk penampilannya.

ORENDAWhere stories live. Discover now