Biografi

42 2 0
                                    

Sinan tirmidzi aulia adalah mahasiswa UM angkatan 2017 program studi Pendidikan Luar Biasa. Ia seorang tunanetra yang memiliki kemampuan menghafal al-qur'an. Beliau telah mengikuti program tahfidzul qur'an di pondok pesantren malang. Dengan kemauan, kegigihan, ketekunan, serta kemampuan yang terbatas, ia mampu menghafalkan al-qur'an 30 Juz. Tak seperti para penghafal lainnya yang menghafalkan al-qur'an dengan cara melihat dan membaca. Sinan justru menghafalkan al-qur'an dengan meraba dan mendengar karena kemampuan penglihatannya yang tak mumpuni. Ia sosok yang menarik dilingkungannya. Kepribadiannya yang rajin beribadah ke masjid membuat banyak tetangga merasa tergugah hatinya untuk lebih giat beribadah mengingat fisik mereka lebih sempurna daripada beliau. Tak jarang pula disetiap harinya ada tetangga yang ikut menggandeng tangannya untuk menuntun arah jalan ke masjid dan melaksanakan ibadah bersama.

Sinan lahir pada tanggal 19 oktober 1995 di Cirebon. Ia terlahir dengan keadaan normal dan hingga pada tahun 2014 ia mengalami ketunanetraan. Awalnya hanya merasa penglihatannya buram karena minus biasa pada mata. Namun setelah dibawa ke optik ternyata mata sebelah kirinya bermasalah, yakni tidak bisa melihat. Sinan mencoba memeriksakan ke dokter, ternyata matanya sudah tidak berfungsi dengan semestinya. Selama satu minggu menjalani rawat jalan dari dokter, sinan masih bisa berkendara sendiri meskipun dengan keadaan mata yang buram. Namun pada minggu ketiga dalam rawat jalan tersebut, sinan merasakan keadaan matanya yang semakin memburuk. Ia hanya bisa membaca dengan jarak yang sangat dekat bahkan hingga nempel ke mata. Keadaan itu membuat mental sinan down.

Pada tahun 2015, sinan menjalani pengobatan mata di bandung dengan didampingi keluarganya hingga pada akhirnya mendapat vonis dokter bahwa ia mengalami tunanetra. Sinan sangat terpukul dengan keadaannya. Karena menurutnya, mata adalah organ yang terpenting untuk melakukan aktivitas. Keadaan itu tidak dapat sinan terima dan membuatnya depresi. Berulang kali ia memikirkan sesuatu yang awalnya hanya buram hingga menyebabkan keadaan yang sangat tidak diinginkannya.

Pada tahun 2016 tepatnya dibulan februari sinan memutuskan untuk bangkit dari rasa keterpurukannya. Ia merasa kegiatan sehari-harinya terbuang sia-sia karena pengobatan mata yang tak membuahkan hasil dan membuat dirinya semakin merasa bergantung kepada orang lain. Ia mencoba bangkit dengan mulai menerima keadaan sebagai tunanetra. Melakukan aktivitas seperti yang lainnya namun dengan cara yang berbeda. Dengan cara yang unik sekali. Usahanya untuk bangkit tidak semata-mata dia lakukan sendiri. Sinan mengikuti sekolah luar biasa selama 4 bulan. Banyak sekali pelajaran yang ia dapatkan. Yang pertama adalah mengenal konsep diri, menjadi manusia yang baru, menerima keadaan sebagai tunanetra yang berguna dan tidak terlalu bergantung pada orang lain. Yang kedua adalah mengenal arti tunanetra serta belajar braille, melatih indra peraba untuk bisa membantu dalam membaca. Kemudian, belajar mengenai teknologi melalui pendengaran. Sinan juga belajar mengenai cara bersosialisasi yang baik, dan yang terakhir ia belajar bagaimana cara menjalani hidup. Mulai dari menyetrika baju, mencuci, hingga memasak. Berulang kali kesetrum, terkena minyak panas, menabrak sesuatu, jatuh ke selokan, namun ia menganggap semua itu adalah sebuah proses dan justru sinan menjalani hidup dengan penuh syukur akan keadaannya yang sekarang. Lebih memahami kenikmatan akan organ tubuh, dan lebih mensyukurinya.

Pada tahun 2016 ia memutuskan untuk pergi ke malang, berniat untuk mendaftar kuliah di salah satu PTN namun tidak diterima. Kemudian ia memutuskan untuk menjadi santri di pondok pesantren baitul manshurin, sawojajar. Disana ia mulai menghafalkan al-qur'an. Proses menghafal 30 juz yang ia lakukan sangatlah tidak mudah. Namun dengan bermodalkan kesungguhan, kesemangatan, dan juga istiqomah, akhirnya semua itu bisa dijalaninya dengan ringan dan lancar. Ada tiga tahap yang selalu ia terapkan dalam proses menghafal al-qur'an. Yang pertama adalah berusaha menghilangkan rasa mengeluh ketika menghafalkan al-qur'an. Yang kedua yaitu menemukan solusi dari menghilangkan rasa mengeluh tersebut dan mulai menghafal. Entah itu dengan cara mengulang-ulang disetiap ayatnya, atau menghafal beberapa lembar setiap harinya. Dan yang terakhir adalah mentargetkan hafalan yang akan dicapai dalam waktu tertentu. Misalnya seminggu harus hafal 7 halaman, atau sesuai kemampuan kita dalam menghafalkannya, karena dalam proses menghafal seseorang pasti memiliki kemampuan daya ingat yang berbeda-beda sehingga menentukan cepat lambatnya proses penghafalan al-qur'an tersebut. Kemudian tips tambahannya adalah tetap menyemangati diri sendiri dan usahakan selalu istiqomah menjalaninya. Menurutnya, ada kalimat yang selalu membangkitkan semangatnya untuk menghafal, yakni "Apa yang kita tanamkan sekarang akan berbuah dimasa depan" artinya, kebaikan apapun yang kita lakukan dimasa sekarang, kenikmatannya nanti pasti akan kita rasakan walaupun tidak didunia.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 21, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Sinan Tirmidzi AuliaWhere stories live. Discover now