PROLOG

209 13 35
                                    


   Media sosial, menjadi salah satu sarana yang paling banyak diminati saat ini. Semua bisa dilakukan, mulai dari; berjualan, menyebarkan berita, mendapat teman atau musuh, menebarkan kebencian, bahkan mendapatkan pacar.

   ‎keseruan demi keseruan jelas saja akan membuat semua orang lupa diri. Bahkan, bisa lupa cebokan saat ada di WC umum.

   ‎"MUKIDI! BUKA PINTU WOI!"

   ‎Pagi itu diwarnai dengan teriakan salah satu penghuni asrama putri. Seseorang mungkin saja sedang tak sadarkan diri di dalam sana, dan ia cukup khawatir. Namanya Fura, umurnya tidak jauh berbeda dengan Kinara, dua puluh empat tahun.

   ‎"Kak Fur, lo kenapa? Manggil Kak Kinar sampe segitunya." Putri, gadis asal Kalimantan Tengah, seorang guru TK dan penulis novel yang cukup dikenal kalangan pecinta dunia orange, Wattpad.

   ‎"Si Kinar, entah masih idup atau udah mati tu anak! Dari tadi, gue panggil, gak nyaut tapi suara kentutnya kedengaran sampe ke luar." Fura menendang pintu WC, berharap si petapa di dalam sana segera keluar dan mempersilahkannya masuk.

   ‎Namun, harapan tinggal kenangan. Si petapa yang ia nantikan batang hidungnya tidak juga keluar.

   ‎"Ada apa sih? Ribut banget pagi-pagi." Mey, ia kakak tertua dan anak tingkat di asrama WANT, asrama yang menampung para penulis muda untuk lebih maju.

   ‎"Ini, si Fura kenapa ngamuk-ngamuk?" Ellina, ketua asrama sekaligus kepala sekolah WANT datang, ia menatap jengkel Fura yang masih setia berdiri di depan pintu WC dengan wajah geram dan aura yang suram.

   ‎Baru saja Fura ingin membeberkan semua kejahatan teman sekamarnya, namun pintu WC segera terbuka, bau yang sangat menyengat tercium dan membuat orang-orang disana batuk mendadak.

   ‎"Bau pete!" Eka yang sedari tadi diam kini buka suara, ia menatap Kinara yang hanya memasang tampang tidak peduli.

   ‎"Astaga, kalian perhatian banget ama gue, sampe di jagain pas e'ek." Kinara tersenyum senang, memasang wajah tanpa dosa dan segera beranjak pergi. Keadaan hatinya sedang berbunga, beberapa saat lalu, ia baru saja mendapat pernyataan cinta dari laki-laki pujaannya di media sosial.

   ‎"Mukidi! Lo gak mau minta maaf gitu, ama gue?" Fura menatap Kinara.

   ‎"Salah gue apa?" Kinara balik menatap, ia juga melihat beberapa orang yang menggeleng dan tidak habis pikir dengan kejadian beberapa saat lalu.

   ‎"Dari tadi, gue manggil lo."

   ‎"Gue gak denger, Fur." jawabnya enteng.

   ‎"Kak Kin, ngapain aja di dalam?" Auntum yang berdiri di dekat Eka ikut bertanya.

   ‎"Buang ampas sih, sambil chat brondong manis."

   ‎"Jangan bilang, lo pacaran di sosmed lagi? Belom jera ama anak cosplay yang kemaren?" tanya Ellina.

   ‎"Ya maaf, abisnya gue keracunan brondong manis." jawab Kinara.

   ‎Siapa yang tak mengenal Kinara, salah satu penulis yang bernaung di bawah ajaran WATN, We Are The Noble. Dia berumur dua puluh empat tahun, dengan rambut ikal dan tubuh yang tidak juga langsing ataupun gemuk. Asalnya dari Kalimantan Barat, suku Dayak asli dan ada campuran darah Tionghoa sedikit.

   ‎Kehidupan pribadinya, bisa di bilang unik. Punya sederet akun media sosial, dan pengoleksi foto brondong-brondong di bawah umur. Ia juga lebih suka menyendiri di dalam kamar, atau sekedar bertapa di dalam WC umum asrama.

   ‎Sebenarnya, WATN bukanlah sekolah, hanya sebuah perkumpulan penulis yang dibimbing dan membimbing penulis lain. Mereka tidak memungut biaya, tapi bisa belajar dan berusaha. Banyak juga penulis muda yang awalnya bergabung, namun dikeluarkan karena tidak punya niat apapun.

   ‎Lokasi tempat mereka ada di bandung, kota yang cukup dingin dan layak untuk dihuni.

CINTA JARAK JAUHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang