Falling; Lay Zhang [END]

Falling; 42

Jihyun POV

Date sore ini berjalan dengan lancar tanpa gangguan. Ya meskipun sesekali gue mendengar beberapa penggemar Lay yang mencibir gue, tetapi gue mencoba bodo amat dan hanya fokus ke Lay.

Sekarang kita lagi ada di luar, lebih tepat nya di KFC.

Lah kok KFC?

Gue juga bingung awal nya. Pas gue tanya, Lay dengan santai ngejawab..

"Lo lupa gue juga ambassador nya KFC dulu? Lagian ga apa kali, sekali-kali gue juga mau makan fast food, bosen sayur mulu."

Gosh, gue pikir dia bakal ajak gue dinner di restaurant yang konsep nya romantis. Eh tau nya di KFC.

Tapi mau apapun keadaan nya harus bersyukur. Ya setidak nya di sini gue di bayarin, hehe.

Gue menggeleng pelan saat menatap Lay yang makan ayam goreng nya sekarang. Dia makan lahap banget.

"Pelan-pelan lah." ucap gue, pandangan Lay yang semula berada di ayam berubah menjadi ke gue.

Dia nyengir lalu lanjut makan lagi, tapi kali ini dengan santai.

Gue melihat keadaan sekitar, KFC hari ini ga terlalu ramai apalagi kita di lantai dua. Tapi ga dikit juga sih yang memandang kita dari tadi.

Gue jamin, pasti udah banyak fantaken di mana-mana. Oh jangan lupa sama artikel dengan judul berlebihan!

Setelah makan kita langsung balik ke apartemen gue dan yang lebih mengejutkan, Lay bakal nginep lagi malam ini!

"Kok ga balik ke dorm aja?" tanya gue, Lay menoleh ke arah gue sekilas.

"Jadi gue di usir nih?"

"Ih enggak, sensitif amat!"

Lay tertawa kecil dengan tangan kiri yang menggengam tangan kanan gue dan tangan satu nya yang memegang setir.

Mana dia pake baju item yang di masukin ke celana. Oh jangan lupa jidat nya yang kelihatan.

Ganteng nya pake banget!

"Gue mau habisin waktu senggang gue sama lo dulu sebelum gue makin sibuk nanti."

Lay memutar setir ke kanan, "Btw lo kapan wisuda?"

"Oh itu, gue wi- Eh iya kapan njer?!"

Gue melepas genggaman tangan Lay lalu merogoh tas gue untuk mengambil ponsel.

"Belum ada kabar." gue dengan malas mengunci ponsel gue lagi. Gue jadi makin takut, gue bakal lulus enggak ya?

Lay mengacak rambut gue pelan saat melihat gue cemberut, "Santai, mungkin bentar lagi."

20 Menit dan akhirnya kita sampai di apartemen. Gue membuka kode lalu masuk ke dalam.

DUK!

Gue hampir aja terjatuh kalau Lay enggak menahan gue.

"Lo ga apa?" tanya Lay yang gue jawab dengan anggukan.

Gue lalu berjongkok dan mengambil sebuah kotak berukuran sedang yang di taruh di depan pintu persis.

Dari siapa? Ini ga ada nama pengirim nya.

"Lo kasih tau alamat apartemen gue ke orang lain?" tanya gue ke Lay yang dia jawab dengan gelengan.

Perasaan gue mulai ga enak. Apa ini kiriman dari penggemar yang ga suka sama gue ya?

Soal nya si Hani pernah cerita kalau misal nya penggemar bisa ngirim atau nyelinap masuk ke apartemen idol nya. Entah mereka tau darimana alamat nya dan gimana cara nya.

"Jangan-jangan ada penggemar yang tau Lay nginep di sini lagi!" gumam gue.

-

Setelah memastikan Lay sudah tertidur pulas, gue keluar dari kamar sambil membawa kotak misterius tadi.

Lay malam ini gue biarin tidur di kamar. Kasihan juga kan kalau dia tidur di sofa terus.

Gue duduk di meja bar yang berada di dapur lalu mengamati terlebih dahulu kotak yang berada di depan gue ini.

Otak gue penuh dengan pertanyaan kali ini. Seperti 'Siapa yang ngirim?' 'Isi nya apaan?'
'Apa ini berbahaya?' dan masih banyak lagi.

"Buka, enggak, buka, enggak.."

Setelah berpikir sekitar lima menit, akhirnya gue memutuskan untuk membuka kotak ini.

Gue menggosok kedua telapak gue sebelum membuka nya.

Sebuah topi baseball berwarna hitam terpampang di depan gue persis.

"Topi baseball?" gue mengangkat topi itu dan mengamati nya. Kayak ga asing.

Kayak dulu gue sering banget ngelihat benda ini, di manapun dan kapanpun.

Selain topi, ada secarik kertas di dalam kotak tersebut.

I never gone and sorry.

Iya cuma itu tulisan nya. Gue juga bingung maksud nya apa. Dan yang lebih membingungkan, siapa sih sebenarnya yang ngirim ini?

TING!

ManagerKim: Sidang kakak lo di majuin jadi besok sore.