The Fact

99 14 4
                                    

Musim semi memang identik dengan kisah romansa, namun hanya berlaku untuk beberapa orang saja.

Tidak termasuk aku.

"Kau baru bilang ke Keukenhof tadi. Jadi aku agak telat. Maaf. Kupikir di taman kota."

Ia menyampirkan jasnya di lengan kiri. Dengan pakaian serapi ini, setelah bertemu denganku ia akan kemana?

Kamera kugantungkan di leher

"Ada apa mengajak bertemu disini?" Meski bertanya padaku, matanya sama sekali tidak menatapku barang sedetikpun.

Apa yang sebenarnya ia cari?

"Oh, sebelum kau bicara, tunggu sebentar. Aku lupa sesuatu di mobil."

Aku mengangguk. Tanganku berkeringat.

Mungkin ponselnya tertinggal.

Aku memutuskan untuk memotret dengan model orang – orang yang melewatiku, ada beberapa hal yang kupikirkan. Terutama bacaan Suzui waktu itu.

Beberapa jam lalu aku mengembalikan buku ke perpustakaan. Sekalian saja mampir sembari menunggu waktu. Ada satu buku yang menarik. Buku yang kubaca di internet dan buku yang Suzui baca.

Bunga tulip.

Satu persatu halaman kubuka tanpa membacanya, hingga aku melihat lipatan kecil di atas halaman.

Mengenai—

"Maaf membuatku menunggu Yumeko. Jadi, ada apa?"

Aku tahu ia menyembunyikan sesuatu di punggungnya. Jantungku kembali berdetak tak santai. Aku benar – benar menyukainya.

"Ini mungkin hal yang biasa Suzui alami baik disini maupun di sekolah."

"Sodesu ka?¹" logat jepangnya keluar.

begitukah?]

"Watashi wa anata ga sukidesu.²" Aku menutup mata, enggan melihatnya.

aku menyukaimu.]

Telingaku menangkap kekehan seseorang.

"Yumeko, padahal sudah ku antisipasi agar tidak ada hal seperti ini yang terjadi di antara kita. Namun, tampaknya kau sudah menahan ini jauh sebelum aku sadar."

Apa ia tahu?

"Sumimasen.³ Ini jawabanku." Ia mengeluarkan sebuah buket.

maaf.]

Sudahkah aku melanjutkan kata – kataku. Yang kulihat mengenai bunga tulip kuning.

Bunga tulip kuning melambangkan sebuah persahabatan dan juga keceriaan.

Namun, ada juga arti yang melambangkan penolakan cinta.

Jika memadukannya dengan tulip putih. Maka maknanya juga akan bertambah. Penolakan yang membuat sang pemberi merasa bersalah sehingga meminta maaf dengan perantara tulip putih.

"Tulip kuning dan putih," bisikku.

Tanpa menatapnya, aku menerima bunga yang Suzui berikan.

"Aku hanya menerimamu sebagai sahabat."

Sebelum ia bicara lagi, aku menyela, "Bukan, ini penolakan."

Ia tampak terkejut.

Ini, kejutan yang sangat menyakitkan.

"Sekali lagi maaf."

Ia membalikkan badan. Tanpa melihatku lagi.

Sudahkah kubilang bahwa ia menggunakan jasnya dan menggenggam sesuatu di tangan kirinya.

Beludru merah.

Sudah berapa lama ia mengetahui ini?
Yang dimaksud kejam adalah penolakannya?

Dibanding itu, aku lebih penasaran, siapa orang yang berhasil mengukir nama di hatinya.

Aku akan memastikan sekali lagi meski tetap sama menyakitkannya.

Di tengah puluhan bahkan mungkin ratusan bunga tulip merah yang sedang mekar di musim semi ini.

Ia berlutut. Dengan seorang gadis di hadapannya.

Faktanya, gadis itu adalah orang yang sama dengan yang kemarin bersama Suzui sebelum aku akan menyapanya. Dari fakultas Biologi. Mary.

Aku memang tidak mendengarnya, tapi seperti yang terlihat.

Lamarannya di terima. Ia tampak sangat bahagia. Kedua matanya tertutup erat. Senyumannya berbeda dengan apa yang sering ia perlihatkan padaku.

Jadi, benar – benar tidak ada kesempatan lagi.

Aku sepertinya tidak cocok dengan musim manapun.

Karena musim bunga bermekaran pun. Aku masih tidak bisa bahagia.

Rasa hangat ini membuatku sakit.

Ah, sudahlah.

Aku menggenggam buketnya erat, aku ingin menangis.

Begitu aku ingin membalikkan badan, sesuatu menutupi kepalaku.

Kain. Tidak. Kemeja flanel.

"You can cry right now," ucapnya berbisik sehingga aku mengikuti perintahnya. Tidak, ini memang seharusnya kulakukan setelah menerima buketnya.

Seorang laki – laki dengan gelar Master Bahasa di universitas yang sama denganku. Dengan senang hati ia bahkan merangkulku agar tidak runtuh saat pasangan baru itu melewatiku, berbicara dengan nada bahagia sementara aku ... yang sedang patah hati.

Ia baru saja lulus, dan juga ia baru saja menjadi kandidat utama yang akan menggantikan Suzui sebagai cinta kedua dan kuharap cinta terakhirku.

Kaede Manyuda.

Yellow Tulips ✅Where stories live. Discover now