Tega 4

199 6 0
                                    

Sudah beberapa bulan ini Ferdi dekat dengan Gracia. Masih ada beberapa teman pria, baik satu angkatan atau kakak kelas yang mendekati Gracia. Bagi mereka selama Gracia belom memiliki status berpacaran dengan siapapun maka mereka masih akan berlomba-lomba mendekati Gracia dan mendapatkan hati juga status dengannya.

"Fer, loe sama Gracia gimana?" Tanya Dennis saat mereka berada di jam kosong.

"Just friend." Jawab Ferdi singkat sambil mengerjakan tugas matematika yang di berikan oleh guru piket mereka.

"Yakin loe, kagak nyesel kalau nanti Gracia di gebet atau jadian sama cowok lain?"

Pertanyaan Dennis ini mengusik pikiran Ferdi, ia lalu menghentikan mengerjakan tugasnya. Berfikir sejenak lalu menghadap ke arah Dennis.

"Gue nyaman sama dia, suka deket dia, lihat senyumnya, ngobrol bareng. Kalau dia sama orang lain, apa yah? Mungkin ada yang lain, kaya gak enak dihati gituh yah." Kata Ferdi sambil berusaha membayangkan bagaimana perasaannya.

"Loe suka dia. Lebih baik loe nyatain perasaan loe sama dia sebelom dia diambil sama orang lain. Gue yakin dia juga punya perasaan yang sama kaya loe."

"Tapi kalau ternyata rasa itu ga sama kaya yang gue rasain gimana? Gue takut nanti akan ada jarak antara gue dan dia."

"Kita emang masih kecil, tapi kita bisa bersikap dewasa. Kita kan bisa tetap berteman. Gak Terima sebagai pacar yah kenapa gak kembali lagi jadi teman aja. Kalau dia gak mau jadi teman loe lagi yah udah. Semua simple jangan dibuat ribet." Jelas Dennis panjang lebar.

"Iya sih." Kata Ferdi menganggukkan kepalanya mendengar apa yang dikatakan Dennis memang masuk akal.

"Lagian loe coba deh buka hati loe, nikmatin saat-saat ini. Nikmatin cinta monyet loe. Gue aja udah dua kali pacaran hehehe."

"Terus gimana dan kapan gue nyatain perasaan gue ke dia?" Tanya Ferdi ke Dennis.

"Masya ampun." Kata Dennis menepuk jidatnya mendengar pernyataan Ferdi. "Udah kerjain aja dulu nanti kita atur gimana loe nembak si Grace."

Mereka lalu kembali tenggelam ke dalam tugas matematika yang sudah separuh mereka kerjakan.

***

Hari sabtu beberapa hari setelah pembahasan antara Ferdi dan Dennis. Sekarang ini Ferdi sedang di taman tempat ia dan Gracia janjian.

Kegugupan menguasai diri Ferdi karena ini adalah kali pertama Ferdi menyatakan cintanya dan pertama kali jatuh cinta.

"Hai Grace." Kata Ferdi meredam rasa gugupnya saat Gracia sudah tepat berada di depannya.

"Hai kak. Udah lama tunggu?" Kata Gracia.

"Gak kok belom. Grace ada yang mau aku sampein ke kamu." Kata Ferdi berdiri berhadapan dengan Gracia.

"Apa?"

"Aku sebenernya gak tau apa yang aku rasa. Yang jelas aku merasa nyaman sama kamu, jujur pas ada yang tanya kalau kamu jadian sama orang lain apa yang aku rasa. Aku ngerasa kayaknya aku gak bisa, aku udah terlalu nyaman sm kamu. Aku mungkin suka, cinta sama kamu. Terserah orang mw bilang ini cinta monyet atau apa." Ferdi menjeda nafasnya sebentar sebelum memulai lagi.

"Aku mau kamu tau kalau aku cinta sama kamu. Apa kamu mau jadi pacar aku?" Tanya Ferdi yang jantungnya sudah diskoan gak jelas sambil menyatakan cintanya.

Menanti jawaban Gracia, rasanya bagaikan menunggu bom waktu yang siap meledak. Apakah itu bom kebahagiaan atau bom yang menghancurkan hati Ferdi.

Gracia terus terdiam berusaha mencerna apa yang dikatakan oleh Ferdi barusan. Ia lalu mengulang pelan-pelan apa yang dikatakan Ferdi di dalam pikirannya. Ferdi menyatakan cinta.

Mencoba meyakinkan apa yang ia rasakan. Apakah sama dengan apa yang di rasakan Ferdi. Selama ini hanya sekolah dan piano yang dikenal Gracia. Ia tak pernah tau apa itu cinta.

Bersama Ferdi terkadang membuat ia merasa nyaman, terlindungi dan terkadang membuat hatinya merasakan denyutan aneh jika berdekatan dengan Ferdi.

"Apa yang aku rasakan ini bisa dikatakan cinta. Apakah ini hanya cinta monyet yang sesaat." Batin Gracia.

Tanpa ia sadari, Gracia sudah menganggukkan kepalanya. "Aku mau kak."

OMG semua ini diluar kesadaran Gracia apa yang ia lakukan dan apa yang ia katakan. Semua reflek ia lakukan begitu saja.

Ferdi yang melihat dan mendengar jawaban Gracia sempat tertegun sesaat, menatap Gracia dengan tatapan tidak percayanya.

"Jadi mulai sekarang kita resmi pacaran yah." Kata Ferdi setelah kesadarannya kembali.

"I-iya kak." Kata Gracia gugup.

Ferdi masih terus menatap Gracia dan kedua tangannya menggenggam kedua tangan Gracia, seseorang yang sekarang menyandang status sebagai pacarnya, cinta monyetnya. Suatu moment yang membahagiakan untuk mereka berdua.

 Suatu moment yang membahagiakan untuk mereka berdua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tak ada hari yang dirasa indah selain hari ini. Hari dimana mereka menjadi sepasang ke kasih. Mereka akan terus mengingat moment ini mungkin sampai mereka menua.

"Oh iya, ini buat kamu." Kata Ferdi sambil memberikan sebuah boneka panda yang lucu dan sebatang coklat.

"Makasih kak." Kata Gracia sambil merunduk malu-malu.

"Ayo duduk. Kita ngobrol." Kata Ferdi bersikap biasa saja padahal jantungnya sudah diskoan gak jelas sejak tadi ia datang ke taman. Gracia lalu duduk mengikuti apa yang dikatakan Ferdi.

Mereka dilanda kecanggungan sesaat duduk berdua. Setelah terdiam beberapa saat, akhirnya Ferdi berdehem memutuskan memulai pembicaraan antara mereka.

"Grace, udah berapa kali kamu pacaran?" Tanya Ferdi yang akhirnya menanyakan hal yang gak penting dan sebenernya gak ingin dia tau.

"Gak pernah." Jawab Gracia polos.

"Serius? Jadi aku yang pertama buat kamu?" Tanya Ferdi dengan hati senang karena ia merupakan cinta pertama Gracia.

Gracia menganggukkan kepalanya, "Iya, kalau kak Ferdi sendiri udah berapa kali?"

"Satu kali dan itu kamu. Hehehe jadi kamu yang pertama buat aku." Kata Ferdi sambil mengusap tengkuknya bingung.

"Aku kira kak Ferdi udah yang ke berapa. Soalnya kata Ira kak Ferdi itu banyak fansnya."

"Gak lah, lagian baru kali ini aku merasa nyaman sama cewek selain mama dan adik aku. Rasanya aku mau deket dan tau semua tentang kamu."

"Akh gombal kak Ferdi mah." Canda Gracia yang malu dengan perkataan Ferdi barusan.

"Jeh emang kamu tau aku bisa gombal. Kamu kan tau aku kalau ngomong apa adanya. Gak pernah ada embel-embel ini dan itu."

"Iya aku tau kak. Makasih yah perasaan kamu buat aku."

Sejak saat mereka resmi berpacaran, walaupun gak dipublikasikan tentang hubungan mereka tapi perlahan-lahan baik laki-laki sudah tidak pernah mencoba mendekati Gracia dan juga perempuan sudah gak terlalu terobsesi dengan Ferdi.

Mereka tidak mau memamerkan hubungan mereka. Bagi mereka suatu hubungan tak perlu di pamerkan. Yang penting suatu hubungan dijaga dengan rasa setia dan kepercayaan. Untuk apa hubungan yang dipamerkan dan pada akhirnya akan berpisah.

Tolong koreksi kalau masih ada typo atau kata ga jelas yah. Soalnya ak ngantuk jd gak konsen koreksinya.

Tangerang, 23 Juli 2019

TEGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang