Chapter 13.

4.7K 420 36
                                    

Oh haloooo para pembaca setia....

Apa kabarnya kalian semua di tempat?! Saya harap kalian selalu merasa baik,dan aktivitas yang kalian jalani pada hari ini juga lancar saja.

Oh iya untuk cerita yang ini saya ingin tahu apa kalian punya rasa penasaran tidak akan bagaimana...kelanjutan ceritanya mungkin?!

Sepertinya tidak ya?! 😅😅 kan memang cerita ini cerita abal yang membosankan aiiiih... 😥😥👎👎

Tapi tidak apa...selagi semangat menulis ada,kalian juga masih mau membaca dan memberi alasan bagi saya tidak masalah. Justru tanggapan kalian nanti akan menjadi obat semangat untuk saya terus menulis.

Baik kita lanjut.

Next...

... ... ...

Sudah lebih 2 minggu lebih dari kejadian yang menimpa Sasuke juga malam dimana ia menangis meraung di pelukan Naruto hingga pria Uchiha itu sama sekali tidak membiarkan Naruto keluar dari kamar yang ia tempati,berakhir Naruto tidur di kasur yang sama dengan Sasuke dengan si bungsu Uchiha terus memeluk pinggang nya dan kepala yang berada di pangkuan Naruto. Naruto sendiri tertidur dengan keadaan setengah duduk bersandar di sandaran kasur.

Saat Sasuke terbangun ia mendapati pemuda mungil itu tertidur dengan posisi masih terduduk,perlahan Sasuke pun memperbaiki posisi tidur Naruto menjadi berbaring di sebelahnya. Esok nya saat ia terbangun Sasuke sudah melihat Naruto memasak di dapur.

Tidak ada banyak kegiatan yang Sasuke lakukan,ia hanya akan keluar dari kamar ketika Naruto mengajaknya makan bersama atau sekedar pergi ke toilet. Selebihnya ia menghabiskan waktu sendiri di kamar dan menatap ke arah jendela yang menunjukkan pemandangan kebun yang hijau.

Sasuke yakin jika saat ini ia merasa jiwanya sedikit terguncang,ia masih belum bisa menerima semua kejadian yang menimpa dirinya. Ayah nya mati di bunuh dan mayat ayahnya di gulingkan tepat di hadapannya,begitu juga dengan ibunya yang di bunuh langsung tepat di depan matanya,jatuh di pelukannya,sementara kakaknya...ia tidak tahu Itachi ada di mana sekarang. Bahkan ia tidak yakin jika kakaknya itu masih hidup hingga saat ini.

Sasuke memandang kedua telapak tangannya,tepatnya telapak tangan kiri yang masih segar di ingatan nya terhampar darah ibunya yang begitu banyak,sementara tangan kanan nya yang merengkuh tubuh polos ibunya. Ia ingat itu semua,dan ia akan bersumpah akan menjadi malaikat pencabut nyawa di hadapan para penghancur keluarga nya nanti saat waktunya tiba.

"Aku yang salah..."

Satu tetes air mata jatuh dari kelopak mata Sasuke tepat mengenai telapak tangannya,di susul dengan derasnya air mata yang ikut menemani tetesan pertama.

"Aku yang salah...ayah...ibu...kakak...aku yang salah,tapi...Kenapa harus kalian yang menerima akibatnya?!"

Tangan Sasuke mengepal erat kemudian beralih mencengkeram dadanya yang terasa sakit dan perih, begitu besar luka yang tertoreh hasil dari perbuatannya sendiri.

"Maaf...maafkan aku...maaf...maaf..."

Hanya kata itu yang dapat Sasuke ucapkan saat ini,tidak pernah terlintas sedikit pun di benaknya jika ia berbuat demikian ingin menghancurkan keluarganya. Salahkan Fugaku yang terlalu keras mendidiknya semasa ia kecil dulu hingga Sasuke tumbuh menjadi pria pemberontak dan keras kepala,tapi ayahnya tetaplah ayahnya walau ia membenci Fugaku,namun nasi sudah menjadi bubur semua sudah terlanjur terjadi.

I See Your Heart.Where stories live. Discover now