crown prince ♚ hendery [ ON HOLD ]

crown prince - i

"Hai, kalian penyusup ya?"

"Bukan," jawab Reenee.

"Kenapa kalian di sini? Kenapa baju kalian aneh?" tanya Hendery.

"Memangnya ini di mana?" tanya Reenee.

"Oh, jadi kamu dari masa depan?" tanya Hendery antusias.

"Am I talking to the teenage Prince Hendery?"

"Apa aku tampan di masa depan?" Hendery penasaran.

"Di jamanku, kamu sudah mati," kata si gadis penjelajah waktu.

"Memangnya kamu datang dari tahun berapa?" tanya Hendery penasaran.

"None of your business, Your Highness," kata gadis itu sambil loncat dari balkon kamar Hendery. Itu membuat Hendery syok.

Hendery melihat ke bawah, gadis itu mendarat dengan sempurna di tanah. Hendery terpukau.

"What is your name, Lady?" teriak Hendery.

"None of your business too, Prince." Xiaodejun menghilang secara ghaib di hadapan Hendery. Hendery semakin bingung.

"Lucas, apa aku bermimpi?" tanya Hendery pada pelayan pribadinya sejak kecil.

"Aku juga tidak tahu, mereka makhluk apa ya?"

"Ada-ada saja ya orang dari masa depan," kata Hendery sambil tertawa.

♚♚♚

"Hendery, what took you so long?" tanya Diliraba sang Ratu.

"Sorry, Mother. I washed my hair too," jawab Hendery berbohong.

"Ya sudah, ayo beribadah dahulu," kata Diliraba.

Sepanjang ibadah yang memakan waktu dua jam itu, pikiran Hendery masih tertuju pada gadis dan lelaki tadi. Siapa mereka? Darimana mereka berasal? Apa yang mereka lakukan di 2019? Dimana mereka sekarang?

♚♚♚

"Satu hot chocolate dan satu dizzy pop, atas nama?" tanya si penjaga kasir pada Xiaodejun.

"Reenee," jawab Xiaodejun. Ia tidak mungkin menjawabnya dengan nama dewanya.

"Okay, silakan ditunggu."

Xiaodejun tersenyum dan berjalan ke meja dimana Reenee duduk.

"Reen, aku butuh nama manusia," kata Xiaodejun.

"Juno? Juna? Jonzel?" saran Reenee.

"Juno," ucap Xiaodejun.

"Semua menatapmu aneh karena rupamu persis dengan penggambaran rupa Xiaodejun," kata Reenee sambil tertawa.

"Oh, bless me. Rupaku seperti si Dewa Fikiran!" Xiaodejun pura-pura senang.

Reenee tertawa kecil. Pesanan mereka datang dan sang pelayan bertanya sambil berbisik, "Tuan, apakah kau dewa?"

"Emm, bukan. Aku Juno, mungkin aku diberkati oleh Xiaodejun," jawab Xiaodejun.

Pelayan itu mengangguk paham dan meninggalkan meja mereka.

"See it, Jun?"

"Kenapa para manusia menggambarkan rupaku terlalu detail dan ini memang bukan saatnya aku di bumi, aku rasa aku masih di kerajaan dewa pada saat tahun 2019," ucap Xiaodejun sambil berbisik.

"Yeah, but we're in trouble, get out." Reenee membawa hot chocolate miliknya dan keluar meninggalkan kafe saat Pangeran Hendery tiba-tiba datang bersama puluhan pengawalnya.

"Pangeran, itu mereka," kata Lucas sambil menunjuk ke pintu keluar samping kafe.

"Prajurit, tangkap mereka dan bawa mereka ke kamarku secara diam-diam entah bagaimana caranya," kata Hendery.

"Laksanakan, Pangeran."

Saat para prajurit mengejar Reenee dan Xiaodejun. Mereka tetap saja berlagak normal.

Prajurit hampir menangkap mereka saat di gang sempit antara bangunan. Tetapi, lagi-lagi mereka menghilang dengan—entahlah, glitter-glitter?

"Hey, Jun. Harusnya tadi kamu lakukan lebih awal!" seru Reenee.

"Banyak mau ya, udah baik diselamatin," kata Xiaodejun.

"Iya, dewa 19! Makasih ya," kata Reenee terpaksa.

Xiaodejun kaget bukan main, "Kamu tau dari mana?"

"Hah? Apanya?" Reenee bingung dengan dewa yang satu ini.

"Kalo aku dewa kesembilan belas? Itu kan rahasia," ucap Xiaodejun.

"Hah? Dewa 19 itu nama band jaman lebih purba dari 2019," jelas Reenee.

Xiaodejun manggut-manggut, ia mengerti, "Oh, begitu ya."

Reenee tertawa melihat tingkah konyol Xiaodejun. Tawanya berhenti saat seseorang memegang kedua lengannya. Ternyata bukan satu orang, tapi dua.

"Kami diutus Pangeran Hendery untuk menangkap kalian berdua," kata salah seorang dari mereka.

Selanjutnya, mereka membius Reenee hingga pingsan. Tapi, saat mereka membius Xiaodejun, ia tidak pingsan. Mereka bingung.

"Tambah dosisnya," ucap salah seorang lagi.

Mereka membekap Xiaodejun lagi tapi, ia tetap saja tidak pingsan.

"Lupakan biusnya, bawa mereka."