2.1

14.1K 1.9K 118
                                    

Kalian udah pada gemes yah sama Joshua dan Jisoo wkwkwkwk

Happy reading❤️



✈️✈️✈️



"Mama, ium."

Aku tersenyum sambil mengambil gelas dari tangan Maroo. "Makasih, Sayang."

Maroo lalu naik ke atas sofa dan duduk disampingku, memperhatikanku mengetik naskah novelku.

"Mama agi elja?"

"Iya, mama lagi kerja. Maroo mau liat?"

Maroo mengangguk. "Api Alu nda isa aca."

Aku mengelus surai hitamnya penuh sayang. "Maroo liat mama ngetik aja yah, nanti bacanya pas naskahnya udah jadi buku."

"Uku?"

"Iya, buku. Atau Maroo mau main lego sambil nunggu mama selesai kerja?"

Maroo lalu merapatkan dirinya padaku. "Diini aja."

"Nanti kalo bosen bilang yah, Sayang," kataku dan mulai mengetik.

Yah, setelah adegan menangis didapur tadi, Maroo mulai protektif, entah darimana dia belajar hal seperti itu. Dia berprilaku lebih manis dari biasanya, seperti mengambiliku minum contohnya, walau dia menggunakan air didalam botol minumnya untuk diberikan padaku.

Sejujurnya aku malu. Malu karena membuat anakku harus melihat betapa menyedihkannya aku, tapi aku bisa apa? Perasaanku meledak begitu saja, tak bisa dibendung.

"Mama."

"Hm?"

"Mama ayang Alu?"

"Sayang dong."

"Alo papa? Ayang uga?"

Aku berhenti mengetik dan menatap Maroo. Aku memberikan senyum terbaikku. "Sayang kok."

"Elus adi enapa angis? Mama akit?"

"Iya, mama sakit," jawabku lalu menggerakkan tanganku menuju dadaku. "Disini sakit."

Maroo menyentuh tanganku yang ada didadaku. "Diini akit?"

"Iya," jawabku sambil tetap tersenyum. "Sakit sekali."

"Mama au ke oktel?"

Aku menggeleng. "Sakit disini nggak bisa sembuh, Sayang."

"Enapa nda isa embuh?"

Aku memeluk Maroo dan mencium pucuk kepalanya. "Karena nggak ada obatnya, Sayang."

"Meow."

Sunny mengeong sambil berjalan mendekatiku dan Maroo, dia lompat dan menaiki sofa.

Maroo melepaskan pelukanku padanya, kemudian menepuk-nepuk kepala Sunny lalu memeluknya.

"Ani elat."

"Soalnya Sunny gemuk," balasku sambil mengelus-elus kepala Sunny.

Ting tong

Aku bangkit dan berjalan menuju pintu apartemen, kulihat wajah Jaehyun terpampang dilayar intercome.

Segera kubukakan pintu untuk Jaehyun. "Kamu ngapain?"

"Begitu salammu sama tamu yang datang berkunjung hah?" tanyanya sambil masuk ke dalam apartemen tanpa kuizinkan terlebih dahulu.

"Ini bukan rumahmu, Jae. Sopan dong, belum juga disuruh masuk," kataku mengekorinya dari belakang.

Jaehyun berhenti dan berbalik menatapku. "Suamimu ada disini?"

Daddyable | Joshua HongWhere stories live. Discover now