Chapter 2

2.3K 247 20
                                    

Ini pertama kali aku nulis FF m-preg dan sad, kalau kurang memuaskan aku minta maaf yaaa...

Selamat membaca, Terima kasih

••••

Setelah acara kelulusan, para murid keluar dari aula dan mulai berfoto bersama sahabat dan juga orang tua masing - masing.

Saint hanya tersenyum menatap teman - temannya yang berfoto bersama keluarganya.

Sampai akhirnya Plan, salah satu teman dekat Saint menghampirinya bersama dengan pacarnya, Mean.

"Saint, ayo kita berfoto bersama untuk kenang - kenangan" kata Plan

Lalu mereka bertiga berfoto bersama.

"Saint setelah ini kau akan melanjutkan sekolah dimana?" Tanya Plan

"Aku akan kembali ke kampung halamanku di Trat, Plan" jawab Saint dengan senyum manisnya.

"Ah begitu" kata Plan menanggapinya.

Tiba - tiba Perth lewat didepan mereka tidak menyadari ada Saint, Plan dan Mean disana.

"Perth!" Panggil Plan

Perth menoleh. Ia kaget bertemu dengan Saint dan mereka saling menatap.

"Hallo Perth" kata Saint canggung

"Hoiii broo!" Kata Mean sok asik dengan Perth.

"Haiii haiii" jawab Perth dengan senyum agak canggung.

"Ayo kita berfoto bersama berempat" ajak Plan.

Lalu mereka berempat foto dengan Perth disebelah Saint.

Dengan gerakan reflek, Saint menyentuh perutnya.

Tidak ada yang menyadarinya.

'Ini papa kamu, mungkin ini terakhir kalinya kamu bisa di dekat nya seperti ini' kata Saint dalam hati sambil menyentuk perutnya yang masih rata.

Ya, Saint hamil. Akibat perbuatan mereka malam itu, menghasilkan suatu kehidupan baru diperut Saint, ia spesial, dan ia juga baru menyadarinya. Pada hari itu. Saint ingin mengatakannya kepada Perth. Namun ia tidak tega.

Mana mungkin ia tega menghancurkan mimpi Perth untuk bersekolah di Seoul.

Ia cukup tahu diri. Lebih baik ia menyembunyikannya demi kebaikan Perth. Orang yang sangat Saint sayangi.

Setelah mereka berfoto. Orang tua Perth memanggil Perth.

"Perth, ayo ketemu rekan kerja papa disana" ajak Papa Perth

"Yaa pa" jawab Perth

"Bye plan, mean dan..... Saint... sampai jumpa" kata Perth dengan senyum canggung.

"Bye perth!!" Jawab Plan bersemangat.

Saint hanya menatapnya sendu.

'Selamat tinggal, Perth'

-

Saint kembali kekampung halamannya. Begitu sampai yang ia lakukan adalah memeluk Maenya.

Saint tidak bisa membohongi Maenya. Saint menceritakan semuanya. Untungnya Maenya bisa menerimanya.

"Saint kau tidak perlu khawatir, kita ini bukan keluarga terpadang, kau boleh membesarkan anak itu, rawat ia dengan baik yaa, jangan memiliki pemikiran untuk menggugurkannya ya" kata Mae Nuk sambil memeluk Saint

Saint menangis.

"Krub Mae" jawab Saint sambil terisak.

Mae Nuk hanya bisa memeluk tubuh ringkih anaknya yang menangis. Ia tahu sejak awal hubungan anaknya dengan Perth. Ia tahu akhirnya akan seperti ini.

Our times - FF PerthSaint Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang