6. Kota Di Tengah Hutan

583 66 5
                                    

Naruto dan Sakura masih terjebak di dalam mobil yang bergerak karena didorong oleh makhluk-makhluk menyerupai anjing raksasa. Sementara keenam temannya melihat dari jauh dengan hati berdebar, panik dan khawatir.

Dug!

Dug!

"Naruto! Sakura! Cepat keluar!" teriak Hinata yang tiba-tiba sudah berada di samping mobil sambil mengetuk kaca jendela.

Terkejut bukan kepalang, dua insan di dalam itu saling berpandangan kemudian bergegas membuka pintu. Begitu turun, mereka bertiga lari sekencang mungkin, menyusul teman-temannya yang lain.

"Apa yang terjadi?" tanya Naruto dengan napas ngos-ngosan.

"Lihat! Sasuke berhasil mengalihkan perhatian makhluk-makhluk itu," jawab Sai menunjuk ke mobil yang sudah berhenti dan para binatang tidak ada lagi di sekitarnya.

"Sasuke ke mana?" tanya Naruto sangat khawatir. Dia tidak melihat sahabatnya berada di tempat sekitar mobil mereka.

"Tenang saja, Sasuke pasti bisa mengatasi makhluk itu. Nah, lihat itu!" ucap Hinata tangannya menunjuk pada sosok yang muncul dari balik semak dan berlari ke arah mereka.

"Ayo, cepatlah! Kita harus meninggalkan tempat ini sebelum terang!" teriak Sasuke mengajak teman-teman untuk berlari mengikutinya.

Hutan gelap, beruntung bulan purnama sinarnya lumayan terang walaupun terhalang oleh rimbunan dedaunan pohon-pohon yang tinggi, sinarnya masih bisa menembus kisi-kisi daun dan ranting hingga ke jalan yang mereka lalui. Kedelapan muda-mudi itu berlari saling menubruk, napas mereka memburu.

"Lihat!" teriak Naruto menghentikan teman-temannya. "A-a-ada cahaya di depan sana! Barusan aku melihatnya!"

Teman-temannya mengernyit kebingungan karena mereka tidak melihat sesuatu apa pun seperti yang dikatakan oleh Naruto.

"Kau berhalusinasi, kali," sahut Sai yang ada di samping artis tersebut dengan napas megap-megap lalu ia menepuk pelan punggung kawannya itu.

"Hn. Ayo kita bergerak lagi," ajak Sasuke sambil ancang-ancang hendak berlari kembali.

"Aku lelah. Bisakah kita istirahat sebentar," gerutu Sakura seraya membungkuk memegangi kedua lututnya.

"Aku juga capek. Plisss ... kita istirahat sebentar, ya," sahut Ino sambil meregangkan otot-ototnya.

"Aku juga ... hos ... hos ... tidakkah kalian kasihan padaku?" Choji yang berlari paling akhir karena kendala tubuh, tampak sangat kelelahan. Mulutnya terdengar bengek karena terlampau capek.

"Kita istirahat sambil berjalan perlahan. Ayo, teman, kita harus keluar dari tempat ini, bukan?" Sasuke melangkah perlahan kemudian berjalan berdampingan dengan Hinata, memimpin di depan teman-temannya.

Auuuuuuuuum ....

Auuuuuuuuum ....

Terdengar lolongan serigala dari kejauhan. Seketika mereka berhenti, menajamkan pendengaran. Sakura menggenggam erat tangan Naruto dengan gemetaran dan keringat dingin demikian juga Ino merangkul erat pinggang kekasihnya. Choji serta Kiba saling berpandangan dalam gelap sementara Sasuke dan Hinata berkonsentrasi penuh, mengedarkan mata dengan waspada.

"Su-su-suara se-se-sepertinya ti-tidak ja-ja-jauh da-dari sini," bisik Kiba dengan suara parau dan bergetar. Ketujuh temannya diam membisu. Mereka pun kembali melangkah secara mengendap-endap.

Naruto memukul pelan bahu Kiba, tanpa mengucapkan kata lalu tangannya menunjuk ke suatu sinar yang ia lihat sebelumnya.

"A-ada sinar. Ada sinar!" teriak riang Kiba karena melihat titik terang di kejauhan yang ditunjukkan oleh Naruto.
Keenam temannya seketika melihat ke arah yang ditunjukkannya.

DARK MOUNTAIN ( A SASUHINA FANFICTION)✔Where stories live. Discover now