Hiroaki Hatori si Mata Abu-Abu

1K 128 10
                                    

Si mata abu-abu itu masih berusaha menggerakkan badannya. Tentu saja jika dia tidak bisa bergerak seperti ini dia membuang waktunya. "Ayolah, tolong lepaskan bakatmu ini. Kita buang-buang waktu lho!"

Mendengar rengekan si mata abu-abu (Name) merasa semakin kesal, sampai tanpa sadar ia menggunakan bakat matanya. "Kamu ini, kenapa kamu mengambil poinku?"

"Hah? Poinmu? Yakin? Kan kamu hanya menemukannya dan tidak mengalahkan?! Siapa cepat dia dapat dong." Katanya ikut kesal.

Sadar yang dikatakan laki-laki itu benar, membuat (Name) semakin kesal "Tapi aku yang menemukannya!" (Name) masih saja tak mau kalah.

"Ah... Dengar! Tak akan ada gunanya berdebat sekarang, kita hanya buang waktu, lebih baik kita selesaikan dulu tes ini dan nanti kita bicara lagi!" Si laki-laki mengalahkan dengan alasan yang sangat benar.

Akhirnya (Name) melepaskan bakatnya dari laki-laki itu. "Terimakasih!" Katanya dan ditanggapi anggukan oleh (Name).

Saat hendak pergi tiba-tiba robot poin 0(zero point) muncul di dari balik bangunan. Dan seperti yang dikatakan, robot itu mengacau menghancurkan apapun disekitar nya.

Bangunan di depan si robot hancur terkena serangannya dan (Name) tak sempat menghindari reruntuhan bangunan. Tubuhnya terjepit reruntuhan "Aku, tidak bisa keluar." Di saat murid lain berlari menjauh (Name)  merasa ada yang bergerak di sekelilingnya.

"Pasir Hitam?" Tanya (Name). Perlahan bongkahan beton yang menjepitnya terangkat. "Cepat keluarlah!" Ya, laki-laki bermata abu-abu itu menolongnya.

----

Reader POV

Akhirnya tes 'mengerikan U.A telah usai. Aku sangat bersyukur karena selamat dari tes tersebut. Apa-apaan coba? Aku hampir mati hanya karena sebuah tes?! Gila U.A memang gila.

"Hei, kamu tidak apa-apa?" Laki-laki bermata abu-abu itu mendatangiku lagi. Sepertinya dia hendak membuktikan kata-katanya tadi.

Aku mengangguk singkat. "Kamu sendiri?" Tanyaku sambil memperhatikan dirinya yang memegangi bahu kirinya. "Sepertinya keseleo sedikit." Ok, itu terdengar sakit. Coba bayangkan, keseleo di kaki aja sakitnya minta ampun. Giman di bahu?!

"Oh, iya. Tentang poin itu. Aku masih tidak terima kamu bilang aku mengambil poinmu!" Katanya tegas, dia duduk-di tanah dengan 'menyelonjorkan' kakinya-di depanku.

Benar sih yang dikatakannya. Poin itu bukan milikku karena bukan aku yang mengalahkan robot itu. Aku hanya melihatnya dan dialah yang mengalahkannya. "Baiklah, aku tidak akan protes lagi tentang itu!" Kataku pasrah.

Karena juga merasa lelah aku pun duduk di depannya. "Baik, baik. Apakah ada yang terluka di sini?" Tanya salah seorang yang tidak lain adalah Pro Hero. Recovery Girl, pro Hero dengan kemampuan penyembuhan yang luar biasa.

"Ah... Disini!" Teriakku. Recovery Girl bisa dikatakan sebagai alasan kenapa U.A berani membuat tes ujian masuk segila ini. Tak bisa Kubayangkan.

"Terimakasih, Recovery Girl-san!" Kataku setelah beliau mengobati si mata abu-abu. Oh iya siapa namanya?

"Siapa namamu?" Tanyanya mendahului ku. Sepertinya bahunya sudah baik-baik saja. Luar biasa dalam sekejap bisa sembuh!. "Namaku (FullName)." Jawabku lembut "Namaku Hiroaki Hatori. Salam kenal" katanya sambil mengulurkan tangannya "Salam kenal juga!" Aku pun menjabat tangannya.

------

Akhirnya tes ujian masuk U.A benar-benar usai. Bakugo juga sudah menunggu ku di gerbang masuk/keluar. "LAMA AMAT! KAU PIKIR AKU TIDAK PUNYA PEKERJAAN LAIN!" sambutan kasar itu sudah tak lagi mengejutkanku. "Kalau tidak mau menunggu, ya sudah tinggal saja!" Kata ku tak mau kalah.

"Yang benar saja. JIKA AKU MENINGGALKANMU. NENEK TUA ITU AKAN MEMARAHIKU DASAR CEWE SIALAN!" nih orang ngga ada lembut-lembutnya dikit Napa? Cewe lho aku, cewe!!.

"Ayo!" Katanya singkat, saat hendak melangkah aku sempat terkejut "Apa kau sudah mengobati lukamu?" Tanya Bakugo. Ya meski dia orangnya kasar, suka ngajak berantem. Tapi peka nya terhadap orang lain luar biasa.

"Luka? Luka apa? Aku nggak luka kok." Aku yakin yang dimaksud adalah luka di punggungku. Hampir sebagian lecet tapi aku sengaja tidak memberitahukannya pada Recovery Girl-san. Kupikir tidak apa-apa tadi. Tapi sekarang jadi lumayan perih.

Dia hanya melirik ke arah ku sebentar, kemudian membalik tubuhku.

//Plak// jelas-jelas dengan sengaja dia memukul punggungku.

"Bakugo Gobl-!!!" Umpat ku kesakitan "HAH?!" Potongnya marah "Yang bodoh itu kau, sudah tau terluka kenapa ngga diobati dodol!!" Omelnya padaku.

Dia meraih tanganku dan menariknya bermaksud mengajak pulang. Tapi nggak lama. Setelah aku mulai berjalan dia melepaskannya.


Dirasa sudah berjalan disampingnya, Bakugo memperlambat jalannya menyesuaikan langkahnya denganku.

Sore itu, aku pulang dengan Bakugo seperti biasanya. Bedanya, hari ini kami berjalan berdampingan.
(Biasanya ditinggalin sendiri dibelakang).

Hai, Hai!!!
Akhirnya Author dapat Paketan dan bisa Update bagian cerita Bakugo x Reader lagi eak😅
BTW kalian kangen Author nya apa Bakugo nya nih... Haha
Jelas Bakugo lah ya:')
Poor Author
Nah seperti yang Author tulis dulu akan ada dua bagian yang akan di publikasikan. Untuk bagian keduanya akan Author Upload nanti sore/malam.
Soalnya kan Author jadi Murid baru kek Bakugo ma Raeders nih🤭
Emang seneng ngga karuan kalo bisa keterima di sekolah yang dinginkan.
Okelah kalau begitu tunggu kelanjutannya ya....
Terimakasih sudah setiap menanti kan kelanjutan cerita yang Author buat🥰

Blocking (Tidak Dilanjutkan)Where stories live. Discover now