tentang hubungan

15.6K 412 7
                                    

Merenggangkan ototku sekaligus badanku yang remuk sehabis melayani suamiku. yaa dia  bernama Kenan al-Rasyid. Suami berkebangsaan Jerman sekaligus turki. Aku menikahinya karna alasan yang pasti bukanlah cinta melainkan uang. Aku terpaksa menerima menjadi istri keduanya untuk menyelesaikan studi kuliahku. Dan aku sudah menikahinya hampir 5 tahun dan pastinya aku sudah menjalani skripsi sekaligus sidang. Hanya menunggu pengumuman wisuda.

Aku berjalan gontai menuju kamar mandi. Membersihkan setiap jengkal tubuhku. Kadang aku merasa jijik dengan tubuh ini. Demi uang aku merelakan tubuhku. Dan jika orang mengataiku wanita murahan. Yaa benar.. Bahwa aku adalah wanita murahan. Tetapi tidak kali ini aku akan keluar dari kungkungan lelaki itu dan pergi menjadi wanita karir. Itulah cita citaku. Aku hanya ingin orang menganggapku wanita mampu dan berdikari. Kenyataan menamparku keras. Bahwa aku hanyalah wanita simpanan apa bedanya aku dengan wanita simpanan menjadi wanita kedua sama saja dengan wanita simpanan.

Di setiap guyuran air shower, aku selalu menangis. Meratapi diri yang hina ini. Dan tangan kekar kecoklatan mengagetkanku dengan mengalungkan pada pinggangku. Menjilati leher sampai telingaku, ia pun berbisik,"apa yang kamu tangisi hemm?"

Aku yang memejam nikmat akan sentuhannya langsung tersadar oleh pertanyaan tersebut. Dan berusaha menghindar untuk keluar dari kungkungannya. Tapi justru ia membalikan tubuhkan dan menekankan miliknya pada milikku seakan ia ingin memasukkannya lagi. Ia melihat ku lekat sekaligus menciumku lembut. Aku yang tak siap untuk itu. Dengan rasa terpaksa mau melakukannya. Lagi.

-----

Setelah selesai dengan adegan tersebut. Kenan pergi begitu saja tanpa memperdulikanku. Dan aku pun sudah terbiasa akan perilakunya. Bahwa aku hanyalah menjadi teman ranjangnya. Begitupun dia hanya sebagai penopamg finansialku.

Aku tak terlalu memikirkannya. Bergegas menuju kampus. Untuk mengambil undangan wisudaku sekaligus bertemu dengan kawan kawanku.

"Hai gengs!" Teriakku menyapa kiki, Dani, dan Acong yang saat ini berada di kantin.

"Hai Tan!" Jawab kiki yaitu teman kampusku. Tak lama Rahma pun menyusul menyapa kami.

"Hai semua! Eh gimana Cong gimana? Dah revisi skripsi?" Tanya Rahma yang menggeser paksa bangku yang seharusnya muat hanya aku dan kiki.

"Ish! Elu yaa! Mulai deh" kesal Kiki yang duduknya di geser paksa oleh Rahma.

"Yee Ki! Gitu aja marah. Kan biar mesra gitu dempet dempetan" cengir Rahma.

"Udah udah gak usah berantem untung aja badan aku langsing jadi muat deh nampung si gembrot Rahma" candaku. Yang membuat semua orang yang berkumpul pada meja tersebut tertawa.

"Yee ni sih bukan gembrot yee Tan! Tapi bahenol" jawabnya yang tak mau kalah denganku.

"Udah ah.. bawel lu Ra.. gimana Cong revisian lu?" Tanya Kiki yang mengalihkan candaannya menuju pada Acong yang tampak lesu.

"Gini gengs masalahnya.." aku, Kiki, Rahma sekaligus Dani menyimak dengan seksama. Lalu Acong melanjutkan perkataannya lagi,"ternyata gue di ACC dan wisuda gue bulan depan!" Ujarnya berubah yang tadinya lesu berubah sumringah.

Aku dan kawan kawanku bersyukur. Ternyata kami bisa lulus tepat waktu bareng walau tidak semua. Dan kami berlanjut mengobrol dan saling melempar candaan satu sama lain.

Di tempat yang jauh tampak seorang yang berdiri tegap dengan setelan kemeja biru dongker dengan menatap kaca yang cukup lebar pada ruangan kerjanya. Yang kini ia tampak menelpon seseorang.

"Awasi segala kegiatannya" perintahnya dalam telpon tersebut.

Istri kecilkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang