Chapter Three

31.5K 1.9K 91
                                    

Hari ini merupakan hari keberangkatan untuk rekreasi gabungan yang akan dilakukan oleh Sekolah Pluvon dan Piogia. Andrew dan Ryuzaki sedang memeriksa koper mereka, mereka takut ada barang yang tidak terbawa. Setelah semuanya siap mereka menghampiri Oma Maria yang telah menunggu mereka dari tadi. Ketika Andrew dan Ryuzaki keluar, Oma Maria langsung menyuruh mereka berdua masuk mobil lalu melajukan mobil itu ke SMA Pluvon.

"Oma, terima kasih sudah mengantar kami." Kata Andrew dan Ryuzaki saat mereka sampai di sekolah mereka.

"Iya, sudah cepat naik nanti kalian tertinggal dan ingat jaga diri kalian baik-baik." Nasihat Oma Maria.

"Baik Oma." Kata mereka berdua kompak, Oma Maria hanya bisa terkekeh melihat kekompakan mereka berdua. Mungkin karena mereka tumbuh bersama, karena itu mereka sangat kompak.

Ketika Oma Maria akan masuk ke dalam mobilnya, dia melihat Cyan masuk kedalam Bus. Sontak dia langsung memanggil Ryuzaki dan Andrew.

"Ryuzaki, Andrew kemari sebentar." Kata Oma Maria serius.

"Kenapa Oma?" Tanya Ryuzaki sambil berjalan kearah Oma Maria dengan Andrew disampingnya.

"Orang yang masuk kedalam Bus barusan, kalian harus hati-hati padanya dia adalah pemilik sihir hitam." Peringat Oma Maria pada kedua cucunya itu.

"Oh Pak Cyan, kami sudah tahu Oma dia yang kami ceritakan pada Oma!" Ujar Andrew.

"Sihir yang dia miliki lumayan kuat, jadi kalian harus berhati-hati ingat itu." Kata Oma serius.

"Kami mengerti." Kata Ryuzaki membuat Oma Maria merasa lebih tenang.

"Ya sudah cepat berangkat." Kata Oma Maria

"Baik Oma." Kata mereka berdua lalu langsung berlari masuk kedalam Bus, karena teman-teman mereka sudah memanggil. Sementara itu Oma Maria hanya bisa berdoa semoga cucu kesayangannya itu bisa pulang dengan selamat dan tidak kurang sesuatu apapun.

Didalam Bus, Ryuzaki dan Andrew duduk di bangku paling belakang karena bangku-bangku didepannya sudah diduduki semua. Sejak keberangkatannya Andrew dan Ryuzaki sibuk dengan novelnya dan musik yang didengarkan dalam earphonenya, mereka berdua memang memiliki hobi yang sama bahkan novel yang dibacapun dari jenis yang sama seperti novel fantasi, detektif atau horror. Tapi meskipun keduanya sibuk dengan novel masing-masing tapi bukan berarti mereka tidak tahu apa yang terjadi didalam bus itu. Bahkan mereka tahu kalau dari tadi Cyan memperhatikan mereka berdua. Tapi karena mereka sudah dilatih untuk menyembunyikan perasaan mereka, jadi Cyan tidak tahu kalau sebenarnya mereka sadar di perhatikan dari tadi.

Setelah satu jam berlalu mereka telah sampai ditempat tujuan, tempat yang dipilih untuk acara kali ini adalah mansion diatas bukit. Mansion ini tidak hanya indah tapi juga mewah dan besar, tidak hanya itu letaknya juga dekat dengan peternakan sapi dan perkebunan teh. Tidak hanya itu mansion ini juga memiliki fasilitas yang lengkap seperti kolam renang, lapangan basket, dan track untuk lari.

Semua siswa turun dari bus lalu berkumpul didepan busnya masing-masing, tidak lama kemudian rombongan bus dari SMA Piogia datang. Seperti yang dilakukan oleh siswa SMA Pluvon, para siswa SMA Piogia juga turun dan berkumpul didepan bus masing-masing. Kepala Sekolah dari masing-masing SMA saling berjabat tangan dan memulai pembicaraan tentang acara ini, tapi karena semua siswa sedang lelah mereka semuapun kesal.

"Pak bisakah bicaranya nanti saja? Kami sudah lelah." Kata salah seorang dari SMA Piogia dengan nada kesal. Mereka mulai menduduki koper mereka sambil meletakan tangan mereka di dahi untuk menghindari panas matahari.

"Hai, bukan kalian saja yang lelah kami juga sabar sebentar kenapa!" jawab seorang siswa Pluvon yang tak kalah kesal mendengar perkataan siswa dari SMA Piogia. Mereka semua menjalani perjalanan jauh, tapi mereka malah dengan seenaknya protes seolah hanya mereka yang mengalami hal itu.

Magic TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang