Chapter 5; The changing flow

152 83 245
                                    

DISTRIK GRUNGE

Sesuram yang dideskripsikan. Hanya ada bangunan runtuh di sini, tanpa pohon, tanpa lumut maupun tumbuhan liar seperti distrik sebelumnya. Yang terlihat hanya hamparan padang tandus serta hawa panas yang membakar kulit. Seakan-akan matahari tepat berada di atas kepala.

Kutolehkan kepala menatap Wendy yang berjalan dipapah oleh Arion, lalu beralih ke arah Petra yang tampak sibuk memimpin jalan. Baiklah, usai menyebutku pembunuh dengan gerakan bibir tanpa suara, dia tampak menjauhiku. Terlihat jelas sekali bahwa tatapannya sesekali berubah bengis saat kami tidak sengaja bersitatap. Oh, ayolah. Ada apa dengan orang ini sebenarnya?

"Kau yakin ini jalan yang benar, Arion?" Itu pertanyaan Stiffani di tengah perjalanan berselimut keheningan kami. Kulihat perempuan itu menoleh ke sana kemari memperhatikan sekitar dengan kening menyatu.

"Tentu saja!"  jawab Arion percaya diri. "Aku bahkan menghapal isi peta itu di luar kepala!"

Aku percaya padanya. Dijelaskan bahwa si penulis menyukai karakter Arion, oleh karena itu si penulis menciptakan karakter Arion sebagai orang yang jenius.

Stiffani mengangguk-anggukkan kepalanya. "Kalau begitu, berapa lama lagi kita harus berjalan—

SRAT!

Sebuah anak panah melesat ke arah Arion—hampir menembus bahunya andai Arion tidak segera menyingkir.

Semua orang terdiam, lalu di detik berikutnya jerit kami semua pecah melihat rentetan anak panah yang menghujani atas kepala kami.

"ARGHHHHHHH!!!"

Kami semua langsung berlarian bak kesetanan menghindari rentetan anak panah yang dilepaskan ke arah kami.

"Si—sial! Ke mana kita harus berlari?!" jerit Athlana.
Kami semua lari kocar-kacir tidak tahu arah. Dengan kepanikan yang membanjiri ekspresi masing-masing, aku hanya berlari dan berlari mengikuti langkah panjang dan lebar Petra.

Arion dan Wendy tertinggal di belakang. Seseorang memahan kaki Arion dan jeritannya sampai di telinga kami semua. Petra langsung berbalik dan membalas panahan oleh kawanan pemburu itu. satu tumbang, namun hujanan anan panah tiada henti. Terasa percuma, Petra akhirnya memutuskan untuk melawan arah dan membantu Arion serta Wendy yang tertinggal jauh di belakang.

Aku? Entahlah. Aku terduduk bersembunyi di balik batu besar sambil memeluk lutut. Brengsek, baru beberapa jam yang lalu kami diserang, kini malah diserang lagi! Siapa bilang hanya tujuh anak manusia yang tertinggal di bumi? Bagaimana dengan sisa makhluk lainnya seperti moris dan para pemburu? SHITTTT.

"ARGHHHHHH, TOLONG AKUUUU!!!!"

Jeritan Wendy tidak tertahankan. Kami semua memekik kala menyaksikan tubuh Wendy diseret oleh kawanan pemburu dan dicabik-cabik. Dia sempat merangkak saat punggungnya disabet oleh celurit. Dengan air mata menetes serta ucapan minta tolong dia terus merangkak walau pada akhirnya perempuan itu harus tumbang tidak berdaya.

Kami semua tidak bisa melakukan apa pun selain berlari. Karena kami tahu kami tidak akan bisa melawan kawanan pemburu yang jumlahnya banyak sekali.

Selene tahu betul itu. Sehebat apa pun kemampuan berpedang Selene, atau sehebat apa pun keahlian memanah Petra, mereka jelas kalah telak dalam hal jumlah.

Yayımlanan bölümlerin sonuna geldiniz.

⏰ Son güncelleme: Sep 20 ⏰

Yeni bölümlerden haberdar olmak için bu hikayeyi Kütüphanenize ekleyin!

After The Fall (Edited)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin