1

1.6K 129 3
                                    

Seorang wanita menuruni panggung dengan aura yang menyeramkan, tatapan tajam, wajah datar sangat berbeda saat ia berada diatas panggung. Ia menuruni panggung dengan raut wajah yang tidak dapat diartikan aura hitam mejalar kemana-mana bahkan sang manager enggan menghampiri karna situasi sangat berbahaya sekarang dan sekarang ia berjalan menuju manajernya, manajer yang menyadari jika ia mendekatpun hanya bisa menelah ludahnya sendiri dengan susah payah.

"Berikan aku nomer mereka"ucapnya dingin bahaya mode on

"No... Nomer siapa? "Tanya manajer gugup

"Aku tidak perlu menjelaskannya bukan cepat berikan"ucapnya lagi dengan penuh penekanan

"Ja.. Ja.. Jangan membuat masalah a.. Aku tau ini sulit"jawab manajer masi gugup karna orang di depannya ini sangat mengerikan

"CEPAT BERIKAN!" ucapnya setengah berteriak sungguh ia sudah tidak dapat menahan emosinya sekarang

"Ba.. Baiklah, ku mohon jangan buat masalah rose"ucap manajer, ya wanita yang menyebarkan aura mengerikan itu adalah rose siapa yang tidak mengenalnya? Pasti semua sudah tau siapa dia bahkan jika hanya menyebutkan namanya semua orang tau siapa dia. Setelah mendapatkan apa yang dia mau ia segera menjauh dan mencari tempat yang aman

"Hallo"kata orang di sebrang sana

"Aku membatalkan semua kerja sama kita dan aku mau kau menutup perusahaanmu"ucap rose dingin dan penuh penekanan

"Ya? Maaf ini dengan siapa? Kenapa anda mencabut kerja sama? Apa masalahnya? " Tanya orang di seberang sana dengan nada meremehkan karna mereka mengira yang menelpon adalah orang asing yang salah sambung

"ROSE" jawab rose dingin belum sempat mereka menjawab ia sudah mematikan telfonnya

Setelah mengurus masalah dengan orang di telfon tadi ia buru-buru mencari ruang kesehatan dengan setengah berlari ia menuju ruangan tersebut.raut wajah yang menyeramkan tadi sudah digantikan dengan raut khawatir

Brak

Terdengar suara bantingan pintu karna dibuka paksa untung saja pintu tersebut tidak patah. Orang yang berada di dalam ruangan tersebut seketika fokus mereka teralihkan karna suara gaduh itu.

"Baiklah kami pergi dulu cepat sembuh jen"ucap yang lebih tua

"Iya cepat sembuh unnie"ucap yang lebih muda mengikuti kakaknya tadi dan mereka berjalan keluar, sebelum keluar mereka berhenti sebentar memberi ketenangan kapada orang yang membuat kegaduhan tadi

"Tenangkan dirimu ia baik-baik saja"ucap yang lebih tua sambil mengelus bahu orang tersebut dan dibalas dengan senyuman, setelah mereka pergi kini tinggalah dua orang diruangan tersebut

"Hufttt maafkan aku karna tidak becuh menjagamu, harusnya aku memastikan bahwa ruangan tersebut luas dan.. Dan penonton yang tidak terlalu banyak ak.... "

"Sstttt ini bukan salahmu okey tenanglah aku baik-baik saja rose"belum sempat rose melanjutkan kalimatnya sudah dipotong oleh jari yang menempel di bibirnya, ya orang yang hampir saja mematahkan pintu tadi adalah rose ia benar-benar sangat khawatir dengan keadaan orang dihadapannya ini dan ia merasa sangat bersalah karna tidak dapat menjaganya dengan baik

"Tap.. Tapi jen... "Yaps orang yang ada dihadapan rose adalah Jennie dan belum selesai rose berbicara sudah di potong oleh jennie

"Sssttt sudahlah aku tidak apa"jawab Jennie menenangkan sambil tersenyum dan mengelus pipi kekasihnya dengan lembut agar dia bisa tenang, ya mereka adalah sepasang kekasih sudah 3 tahun mereka pacaran dan sampai saat ini hubungan mereka baik-baik saja tapi pasti adalah permasalahan sedikit dan mereka selalu menyelesaikannya dengan baik

"Tapi jen bagaimana aku bisa tenang? Melihat mu yang menahan sakit saat di atas panggung? Ahhh shit akan aku pastikan mereka tutup untuk selamanya"ucap rose penuh amarah tangannya terkepal kuat ia sungguh sangat marah sekarang

"Hey sudah lah sayang aku baik-baik saja dan apa itu tutup? Siapa yang akan tutup? " Jawab Jennie dengan penuh kelembutan dan mengelus tangan kekasihnya berharap bisa menetralkan emosi kekasihnya, ia tau sangat tau bagaimana sifat kekasihnya ini ia akan sangat marah jika itu menyangkut dirinya

"Lupakan, apa kamu sudah makan? Minum obat? Istirahat? "Tanya rose bertubi-tubi

"Hehe... Mode cerewetnya on, iya aku sudah melakukan semua itu sayang"jawab Jennie dan terkekeh kecil melihat kekasihnya yang dalam hitungan detik sudah berubah menjadi lembut dan perhatian terhadapnya, ia suka dengan rose yang seperti ini karna jika rose sudah marah ia akan sangat menyeramkan

"Hahhh...aku seperti ini hanya padamu sayang"jawab rose lelah

"Ya ya aku mengerti sebaiknya kamu istirahat karna pasti kamu sangat lelah"ucap jennie

"Rasa lelah ku akan hilang jika melihatmu tapi tidak dengan saat ini aku sangat khawatir"ucap rose khawatir

"....."tidak ada jawaban dari Jennie

"Jen"panggil rose

"....."tidak ada jawaban dari Jennie

"Jen"panggil rose lagi

"...."

"Sayangg.... Apa yang kamu pikirkan? Aku panggil dari tadi kok ga dijawab? Aku ga suka lihat kamu melamun kaya gini, ada yang mengganggu pikiranmu? "

"Ya? Tidak ada hanya saja maafkan aku karna membuatmu khawatir"ucap Jennie menundukkan menatap tangannya sendiri

"Hey sayang kamu tidak perlu meminta maaf sayang, disini yang patut disalahkan adalah aku karna aku tidak becuh dalam menjagamu maafkan aku nde"ucap rose dan menarik Jennie kedalam pelukannya

"Hiks... Hiks.. "Isak Jennie menangis dalam pelukan rose

"Sayang kamu nangis?? Pliss jangan buat aku tambah khawatir, apa ada yang sakit? Apa apa yang sakit katakan jen? "Ucap rose khawatir karna melihat kekasihnya menangis

"Hiks biarkan seperti ini dulu"jawab Jennie masi terisak

"Baiklah"ucap rose sambil mengelus punggung kekasihnya ini memberikan ketenangan

Sekarang Jennie sudah tertidur di pelukan rose,rose masih setia mengelus punggung Jennie dan ia akan menidurkan Jennie karna saat ini posisi Jennie duduk jadi ia ingin agar Jennie bisa tidur dengan nyaman setelah dirasa cukup ia keluar ingin menyelesaikan masalah ini segera tapi sebelum keluar ia menyempatkan mencium pucuk kepala Jennie dengan sayang.
Rose dengan wajah datar ia menghampiri manajernya

"Aku ingin oppa membatalkan semua kerja sama kita dengan mereka dan pastikan perusahaan mereka terkena pinalty"ucap rose dengan nada dingin dan wajah datar bahkan ia berbicara tanpa melihat lawan bicaranya. persetan dengan sopan santun pikirnya

"Ba... Baiklah akan oppa usahakan"ucap manajer terbata sungguh aura yang rose keluarkan sangat menyeramkan

"Bagus, ahh dan satu lagi lain kali oppa harus memastikan jika kita tampil di ruangan yang besar dan pengunjung yang tertib"ucap rose dan berlalu meninggalkan manajernya

.
.
.
.

TBC

Get well soon Jennie

Cerita terinspirasi dari kejadian kemaren :(
*eh bener ga si kemaren?

Maaf ya kalo kurang sreg atau gimana ini cerita pertama jadi maaf juga kalo misalnya ada yang berbelit-belit maaf juga kalo ada yang typo.....

Makasih sudah mampir

Thankyou

Sky.HIATUS.Where stories live. Discover now