Apakah ini cinta?

10 0 0
                                    

Kimmy menghentikan langkahnya dan sekarang posisinya saling berhadapan dengan Patrick.  Kimmy menatap Patrick yang berpostur lebih tinggi darinya dengan mendongakkan kepalanya, "Patrick Ferdian, gue udah bilang kan tadi? Ini udah malem dan lo perlu istirahat.  Praktek konsultasi dengerin curhat ga buka malem-malem, bro!" Dan Patrick pun tetap memaksa, "Tapi gue udah ga sakit, Kim.  Udah sembuh." "O iya?", ujar Kimmy sambil melanjutkan langkahnya menuju tempat parkir.  "Ya, tentu.  Tadi udah makan dan minum obat dan I feel good, now.", kata Patrick meyakinkan.  Sambil memakai jaket, sarung tangan dan helm, Kimmy memutar badannya karena Patrick masih berdiri di belakangnya.  "Are you sure?", tanyanya.  " Yeah, sure!", jawab Patrick cepat.  "How 'bout this?", tiba-tiba Kimmy menginjak kaki Patrick dan Patrick mengaduh kesakitan.  "Bye, Beruang Kutub! See you on next week!", teriak Kimmy yang langsung mengambil momen itu untuk segera menyalakan motor dan pergi meninggalkan Patrick.  "Dasar Kimimaki!!", umpat Patrick.

Jam menunjukkan pukul 22.05 WIB ketika Kimmy menghempaskan badan di kasur.  "Uhhhh...nyamannya ketemu bantal dan guling.", gumamnya dalam hati.  Bunyi notifikasi Blackberry Messager (BBM)  membuyarkan keheningan di kamar kostnya.  "Siapa lagi nih, malem-malem BBM?", gumamnya sambil melangkah ke meja belajar untuk mengambil hp yang masih berada di dalam tas ransel yang ia bawa kuliah tadi.  Ia membuka hp dan mendapati pesan singkat dari Patrick.  "Kimimaki, tega lo ya nginjek kaki gue! Sakit tau!!!!! Gue jadi sakit lagi :(", tulis Patrick.  "Ooo yeah, sakit lagi???? Perlu diinfus? :D", balas Kimmy.  10 menit berlalu namun belum juga ada balasan dari Patrick. Kimmy meletakkan hpnya dan memilih untuk tidur karena esok ia harus kembali bekerja.

Patrick masih sibuk menyiapkan baju dan segala macam yang akan ia bawa selama perjalanan dinasnya ke Makassar.  Sambil memasukkan baju dan keperluan lainnya ke dalam koper ia sempat bergumam dalam hati, "Seandainya, ada Anya pasti dia yang akan membereskan semua keperluanku ke luar kota."  Kemudian ia mengambil hp dan melihat pesan dari Kimmy.  Ia tersenyum melihat balasan dari Kimmy dan membalasnya, "Gue minta ganti rugi!" Ia meletakkan hpnya dan meneruskan memasukkan barang ke dalam koper.  Jam di ruang tv berdentang menandakan pukul 12 malam.  Patrick masih sibuk memeriksa dokumen-dokumen yang akan ia bawa esok hari.  Ia memastikan agar semuanya terbawa dan tidak ada satu pun yang tertinggal.  Di sela-sela kegiatannya itu, tiba-tiba notifikasi BBM berbunyi kemudian buru-buru ia memeriksa isi pesan yang masuk.  "Pasti dari Kimmy", pikirnya.  Ternyata BBM yang masuk dari Edo, "Gimana, Sob? Lo udah bilang ama Kimmy belum?"  Dia menggeleng-gelengkan kepala sambil tersenyum membacanya dan membalas BBM Edo, "Pengen tau banget ente, bro!  Udahlah gampang nanti ya. Gue mau tidur besok musti pagi-pagi ke airport." "Yaelah, ditanya gitu aja menghindar!", balas Edo cepat.  Patrick memilih tidak membalas pesan dari Edo dan meneruskan memasukkan semua dokumen yang sudah ia siapkan dan bergegas tidur.

Pukul 04.00 WIB Patrick sudah berada di bandara.  Ia menuju counter check in dan menyerahkan KTP kepada petugas.  "Bapak Patrick, kursi nomor 3C, ini boarding pass dan KTPnya.  Ruang tunggu di F6.", kata petugas check in sambil melingkari tulisan nomor kursi dan ruang tunggu yang tertera pada boarding pass.  Bergegas ia menuju ke ruang tunggu dan sebelumnya tak lupa ia mampir membeli kopi di kedai kopi yang sudah buka.  "Hot capuccino 1, curry ayam pastry 1.", pesan Patrick kepada kasir yang bertugas.  Kasir menyebutkan ulang pesanannya dan menyebutkan total yang harus ia bayar.  "Silakan duduk, Pak.  Pesanan akan kami antar.", ujar kasir sambil menyerahkan struk belanja dan nomor meja.  Patrick duduk di ujung dekat lorong tempat orang-orang yang akan menuju ruang tunggu berseliweran.  Ia membuka hp untuk sekedar membaca berita.  Tiba-tiba di depannya sudah berdiri seorang pria yang tak asing baginya.  "Hai, Trick! Apa kabar? Lama ga denger kabar lo!", sapa Adrian.  Adrian adalah teman akrab Patrick ketika mereka mengenyam pendidikan di S1 Tehnik Sipil.  Melihat kawan yang sudah lama tak terdengar kabarnya, Patrick bangun dari tempat duduknya dan menyambut Adrian dengan pelukan dan tos ala-ala anak kampus jaman dulu.  "Eh, Gimana kabar Anya dan Jesslyn?", tanyanya lagi.  "Baik, mereka ada di Bandung.", jawab Patrick.  "Ngomong-ngomong, lo mau ke mana Dri?", tanya Patrick.  "Gue mau ke Jogja ada proyek di sana.", ujarnya.  "Proyek apa?", tanya Patrick penasaran.  "Proyek bandara untuk pengganti yang sekarang, lokasinya di Wates, Kulon Progo.", jawab Adrian antusias.  "Wihhh...jadi tuhh, Dri?", tanya Patrick yang tak kalah antusias.  "Jadi donk! Udah sebulan ini gue bolak balik Jakarta-Jogja.  Tiap weekend balik ke Jakarta.", jelas Adrian.   "Lagi sibuk apa, bro sekarang?", tanya Adrian.  "Gue kuliah lagi S1 Hukum.", jawab Patrick.  "Hah!? Ngapain ambil S1 lagi kan lo ud S2 kenapa ga lanjut S3 aja?  Oh...gue tau...lo mau cari gebetan ya? Hahahahahha", tuduh Adrian.  "Ga, gue ambil Hukum karena memang buat bekal gue aja di kerjaan gue sekarang.  Banyak hal-hal yang bersinggungan dengan aturan dan hukum terutama untuk berhadapan dengan masyarakat", jawab Patrick.  Sementara pesanan Patrick sudah datang dan jam boarding sudah tiba, Patrick berpamitan kepada Adrian, "Gue duluan ya, Dri.  Ruang tunggu gue di F6.", kata Patrick sambil melambaikan tangan.  "Oke.  Kita lanjut BBMan ya!", teriak Adrian membalas.

Has llegado al final de las partes publicadas.

⏰ Última actualización: Jul 02, 2019 ⏰

¡Añade esta historia a tu biblioteca para recibir notificaciones sobre nuevas partes!

Love is youDonde viven las historias. Descúbrelo ahora