SAAT HARAP TLAH BERUBAH

11 2 0
                                    

Perlahan, kulihat senyuman dari bibirmu. Senyum yang selalu menemani hariku. Aku membalas senyuman itu.

"Selamat Pagi"

Sebuah sapaan yang biasa kamu berikan untuk memulai hariku. Kamu menghampiriku. Mengajakku untuk menjalani hari Bersama. Kita terbiasa tertawa. Tak jarang turun airmata. Semua terasa Bahagia. Karenamu, hariku menjadi bermakna. Tak ada yang mampu menggantikan dirimu. 

"Jangan pernah berhenti berharap. Ibarat sebuah nafas, jika kamu berhenti bernafas, kamu akan mati,"

Kalimat itulah yang selalu kuingat darimu. Kalimat itu membuat harapanku tumbuh. Saat gelap menyapa. Aku masih Berharap. 

Kamu mengakhiri hariku dengan ucapan "Selamat Malam. Semoga esok, kita masih bisa bertemu". Hingga kamu mengucapkan kalimat itu, aku masih terus Berharap.

Esok hari. Saat aku terbangun. Tak ada lagi sapaan 'Selamat pagi' darimu. Begitu pula dengan senyummu. Tak ku dapati senyummu pagi ini. Yang ada hanyalah sunyi. Yang dibalut dengan detik yang terus berlalu. 

Dimanakah dirimu? Mengapa aku tidak melihatmu?

Hingga aku tersadar. Aku tlah benar-benar Pergi. Aku tak lagi di dekatmu. Aku tlah Jauh darimu. Jika seperti ini. Mampukah aku untuk terus berharap? Sementara alasanku untuk berharap tlah Jauh entah dimana.

SETELAH HATI MENJAUHDove le storie prendono vita. Scoprilo ora