1. Terlahir kembali

26 9 0
                                    


An Qinlao (8 tahun) sedang duduk dikereta api. Hari ini hari kematian kakeknya. Di sampingnya ada bibinya Rose menemaninya. Kemana ayah dan ibunya? Ayahnya menghilang dan ibunya pergi entah kemana. Untuknya ada bibi yang cukup baik untuk merawatnya. Bibinya bilang, setelah kakek meninggal dia akan tinggal bersama neneknya. Hal itu karena bibinya akan menikah dan pergi ke luar kota. Dia tak mungkin membawa An Qinlao ataupun neneknya.

Setelah sampai di stasiun, mereka berdua menaiki bus untuk sampai di desa. Disana sudah banyak orang. karena beberapa hal, An Qinlao dan bibiya terlambat datang dan hanya bisa datang keesokan harinya. Hari ini adalah pembacaan warisan. Mereka semua berkumpul di aula. Kakek yang meninggal adalah kakek dari pihak ayahnya. Jadi otomasis warisan untuk ayahnya akan diberikan pada nya.

"Baiklah, aku akan membacakan wasiat dari Tuan Tua An."

Dalam surat wasiat dituliskan bahwa anak laki-laki mendapatkan dua bagian dan anak perempuan mendapatkan satu bagian. Kakeknya memiliki empat anak. Dua putra dan dua putri. Putra pertama, ayah An Qinlao sudah pergi. Kedua putri mereka sudah menikah. Pamannya yang termuda bekerja di kota. Mereka semua nya adah orang baik. Jadi tidak ada yang protes menganai warisan tersebut.

Tapi mereka sedikit bermasalah membiarkannya tinggal bersama nenek. Nenek mereka sudah tua, mereka tak mau nenek mereka terbebani karena mengurus seorang cucu.

"Apa yang perlu kau khawatirkan. Setelah kakek kalian pergi, aku akan kesepian di rumah. Biarlah aku di temani oleh Lao'er."

"Maafkan aku karena tidak bisa mengurusnya lagi. Tapi tenang saja. Lao'er adalah anak yang baik."

"Apa yang perlu di khawatirkan? Dia adalah cucuku sendiri. Lao, kau ingin tinggal disini dan menemani nenek?"

An Qinlao pun mengangguk. Dia tidak punya pilihan lain. Lagi pula tempat ini sangat tenang dan udaranya bersih. Desa ini adalah tempat yang bagus untuk tinggal.

"Qinlao. Kau harus baik tinggal di rumah nenek mu. Jangan membuat nenek mu sedih." ucap bibi nya sambil mengelus kepala dan pipinya.

Keesokan harinya, mereka semua pulang ke rumah mereka masing-masing di kota. Nenek tidak mau mengikuti salah satu dari mereka karena merasa tidak bisa beradaptasi dengan kehidupan desa. Nenek juga berkata tempat ini adalah tempat mereka pulang saat mereka lelah. Jadi tempat ini akan selalu dia jaga.

Rumah ini cukup besar untuk mereka tinggal berdua. Kamar miliknya ada di lantai dua, sedangkan neneknya di lantai satu. Sekarang neneknya sedang beristirahat di kamar. An Qin Lao pun hanya duduk dan mencoba memahami situasinya saat ini.

Apakah dia terlahir kembali? Mengapa ia ingat kehidupan nya sebelumnya?

An Qinlao sebenarnya sudah bereinkarnasi. Tapi dia masih memiliki kenangan kehidupan sebelumnya. Ingatan itu muncul saat di kereta api dua hari yang lalu. Di ingatannya dia adalah mahasiswa. Saat dia sedang bermain game, dia dan para pemain yang lain terjebak dalam dunia game. Setelah berjuang cukup lama dia akhirnya bisa keluar dari dunia game. Ingatan terakhirny adalah saat dia pulang bekerja seseorang menusuknya dengan pisau. Mungkin dia mati saat di tusuk.

An Qinlao masih cukup beruntung untuk bisa terlahir kembali. Di dunia ini dia memiliki keluarga. Tidak seperti dunia sebelumnya. Dunia ini juga berbeda. Tidak ada yang namanya dunia virtual disini. Tahun dan sejarahnya juga berbeda. An Qinlao juga memastikan ini bukan dunia game. Karena jika kau terluka kau bisa melihat darah. Jika kau mati, mayatmu tidak menghilang.

Sudah sore dan dia lapar. Neneknya masih tertidur karena kelelahan. An Qinlao pergi ke dapur. Dia melihat beberapa sayuran, telur dan beras. An Qinlao lalu memasak bubur, merebus telur dan mengoseng sayuran. Dia memasak cukup untuk dua orang. setelah menyajikan makanan di meja, tiba-tiba suara akrab bagaikan mimpi buruk terdengar.

[ TING! Bubur level satu 5 poin, oseng level satu 5 poin, rebus telur level satu 5 poin. ]

"......."

"Lao'er kau sedang apa?" duara nenek membuyarkan lamunannya.

"Aku memasak sedikit. Aku harap nenek suka." 'Sepertinya itu hanya imajinasiku saja. Oh menakutkan sekali.'

"Kalau kau lapar, kenapa kau tidak membangunkan nenek saja?"

"Nenek kelelahan."

"Kau memang anak baik."

"Cobalah nenek. Semoga garamnya pas."

"Ini enak, terima kasih Lao'er."

Mereka berdua pun makan dengan tenang. Setelah makan, An Qinlao mencuci piring dan membereskan meja.

[TING! Berbagi makanan dua kali poin makanan total poin 30]

[TING! Mencuci piring 5 poin]

"......."

'Ini...... Bukan dunia game, kan?'

YOU GET POINTSWhere stories live. Discover now