ONESHOT

32 3 0
                                    

Selamat datang di lapak oneshot ini! Cerita ini aku tulis berdasarkan kisah nyata yang ditambahkan sedikit bumbu. Jangan lupa play musik di atas! Happy reading!

*****

Dear Mr. Black Pepper,

Maaf aku makan jajan Ayam Pok pesananmu.

-------------------------------------------------------

2017

Matahari yang tepat diatas kepala dan suara dari dalam perut adalah tanda bahwa penghuni perutku harus dikasih makanan.

Aku dan dua kawanku berburu makanan di bazar kuliner sekolahku. Bazar kuliner ini diadakan oleh salah satu merek minuman berisotonik.

Pilihan kami bertiga jatuh pada kios Ayam Pok. Entah kenapa saat itu aku ingin jamur crispy barbeque ketimbang ayam crispy.

"Mbak, namanya ditulis di sebelah sini ya." Ibu penjual menyerahkan bungkus makanan padaku.

Selena Gemez

Aku tidak menulis nama asliku.

Kami menunggu sembari berbincang. Lalu aku melihat dia. Seorang laki-laki berperawakan tinggi dengan rambut yang rapi memesan sesuatu. Aku masih dapat mendengar suaranya meskipun agak terhalang oleh bisingnya acara sekolah.

"Bu, ayam crispy black peppernya satu, ya." Ucapnya.

Aku tidak terlalu memperhatikannya, melanjutkan percakapan lucu bersama kawan-kawanku. 10 menit kemudian pesanan kami jadi. Aku memakannya sambil berjalan kembali ke kelas.

"Gengs, cobain deh enak. Jamurnya kayak ayam! Tapi kok bukan barbeque ya?" Seruku.

"Yaelah, Dara. Ini mah emang ayam kalee." Ucap Eka setelah mencoba sepotong ayam.

"Tapi kan aku pesennya jamur crispy barbeque." Ucapku.

"Mau dikembalikan?" Tanya Siska.

"Mo dikembaliin begimana, Bambangg. Ini udah abis setengah bungkus." Sahut Eka.

"Oh iya ya." Siska yang dipanggil dengan nama ayahnya hanya cengar cengir pamer jigong.

"Eh aku balik ke Ayam Pok lagi, kok enak ya." Eka berlari kembali ke kios Ayam Pok

"Yee si Sugeng tadi ditawarin katanya acara diet." Siska mencibir kelakuan Eka yang terkadang plin plan.

"Itu di bungkusnya ada tulisanmu nggak?" Lanjut Siska.

"Ada tuh, di sebelah sini. Aku nulis Selena Gemez."

"Yaudah nggak usah dikembalikan, itu kesalahan ibunya, teledor sih beliau."

Aku lebih memilih mengisi perutku, namun rasa bersalah masih mengganggu hati.

-------------------------------------------------------

2019

Aku jalan-jalan di Mall X bersama Eka. Siska tak bisa ikut karena acara keluarga di luar kota. Tak terasa saat berjalan ternyata kami di depan kios ayam pok.

"Dara, mau ayam pok?"

Aku hanya menganggukkan kepala sebagai jawaban.

Kami memesan 3 bungkus ayam crispy black pepper. 2 bungkus milikku. Aku ingin 1 bungkus ayam pok menemaniku nonton film di rumah.

"Dar, inget nggak kejadian jamur black pepper-mu jadi ayam dua tahun lalu?" Tanya Eka.

"Bentar... Oh yang waktu itu ada bazar ya? Kenapa emang?"

"Waktu itu aku balik ke kios ayam pok, aku liat dia pesen lagi. Kayaknya ayam crispy black pepper yang waktu itu punya dia deh." Jelas Eka.

"Hah? Serius?"

"Banget."

Tiada percakapan lagi setelah itu. Kami berdua sibuk menyelami pikiran masing-masing sambil melihat manusia berlalu lalang dari lantai dua. Hingga beberapa menit kemudian, pesanan sudah di tangan kami. Aku membawa sekantung plastik berisi 2 bungkus ayam crispy black pepper. Eka yang mendapat panggilan telepon bahwa neneknya sakit tak bisa mengantarku pulang dan segera diminta ke rumah sakit.

"Buruan ke rumah sakit, Ka. Aku bisa naik ojek online kok, tenang aja."

"Aduh, Dar. Sori banget ya." Eka terlihat panik.

"Oke jangan panik, jangan ngebut. Hati-hati dijalan, oke?"

Eka hanya mengacungkan jari simbol ok sambil berlari menuju parkiran. Aku akan memesan ojek saat aku sampai di jalan raya. Aku ingin menikmati jalan kakiku.

Saat di parkiran aku melihat motor beserta plat nomor yang tidak asing.

Itu punya dia, Mr. Black Pepper.

Aku punya kebiasaan sejak kecil. Membawa sticky notes dan sebuah pena. Aku segera menulis sesuatu di selembar buku mini yang telah kusobek.

Dear, Mr. Black Pepper,

Maaf aku makan jajan Ayam Pok pesananmu. 2 tahun yang lalu, pas bazar kuliner di sekolah. Maaf aku nggak langsung kembalikan karena aku laper banget saat itu. Seandainya waktu itu aku kembalikan ayam pok mu. Mungkin kita bisa jadi teman?

Terimakasih, ayam crispy black peppernya waktu itu enak banget :)

-Selena Gemez

Aku memasukkan surat itu ke dalam plastik berisi ayam pok. Satu bungkusnya kuambil. Aku menggantungkan plastik berisi surat dan sebungkus ayam pok di gantungan sepeda motornya, lalu berjalan keluar.

Tak ada lagi rasa bersalah mengganjal di hati.

Baru beberapa langkah aku pergi sebuah sepeda motor berhenti tepat di sebelahku. Motor milik Mr. Black Pepper.

"Hai Selena Gemez, mau aku anterin pulang nggak?" Tanyanya sambil memamerkan deretan gigi putih.

Sosok perawakan lelaki jangkung yang kuingat setelah 2 tahun berlalu, tidak banyak berubah selain suaranya yang semakin berat.

Jantungku berdebar kencang saat melihatnya kembali. Dia masih nampak sama dengan mata coklat terangnya seperti dahulu.

"Boleh." Ucapku sembari mengulum senyum.


Tamat

Black Pepper [COMPLETE✓]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora