Taste

14K 1.5K 737
                                    

Saat senja adalah waktu bagi para vampire keluar dari gedung dan mulai menikmati hari.

Rouge Moon Academy memang terletak di dalam hutan yang gelap dan sinar matahari yang berhasil menembusnya cukup minim. Akan tetapi kaum vampire memilih untuk keluar saat senja demi menghindari luka bakar akibat sinar matahari.

Seokjin adalah salah satu kaum vampire yang gemar pergi keluar saat hari sudah senja. Semua kelas sudah berakhir sebelum senja karena saat malam hari baik vampire maupun werewolf tidak boleh diganggu. Mereka perlu berburu.

Seokjin menaiki tangga menuju atap gedung kegiatan utama, gedung ini sudah sepi karena kelas sudah selesai dan sebagian besar penghuni akademi memilih berada di asrama atau di dalam hutan. Seokjin membuka pintu menuju atap dan melihat hamparan langit luas yang mulai berubah warna menjadi gelap.

Kaki Seokjin melangkah menuju pinggir atap dan meletakkan sikunya di atas pagar pembatas lalu menopang dagunya. Seokjin baru berdiri diam di sana selama dua detik sampai kemudian dia terhenti karena mencium bau darah. Seokjin menoleh dengan sangat cepat ke arah sumber bau dan melihat seorang pria sedang berdiri di sisi lain atap dengan pandangan terarah ke langit dan kedua tangan yang dimasukkan ke dalam saku celana.

Vampire memiliki kemampuan melihat jarak jauh yang luar biasa sehingga Seokjin tidak membutuhkan usaha lebih untuk menerka siapa orang itu walaupun kondisi atap sudah semakin gelap. Lagipula, aroma yang tercium sudah menjelaskan siapa itu. Dia werewolf, dan dia bukan werewolf biasa.

Itu Kim Namjoon, Alpha pack termuda dari salah satu klan werewolf besar yang bisa dibilang menguasai klan werewolf di sini.

Seokjin melihatnya berdiri diam dengan pandangan kosong di sana, darah menetes dari luka baru di tulang pipinya, sepertinya luka gores akibat pertarungan. Berbeda dengan vampire yang hampir tidak pernah terluka, werewolf lebih sering terluka dalam pertempuran dan Namjoon adalah Alpha, dia bertanggung jawab untuk keamanan seluruh packnya dan tidak jarang dia harus pergi melawan para pemburu yang bermaksud memusnahkan werewolf dan juga vampire.

Namjoon hanya berdiri diam di sana namun entah kenapa itu membuat Seokjin bergidik. Seokjin adalah vampire, dia sudah terbiasa dengan pesona karena pesonanya sendiri sangat berlebih. Seokjin terlampau indah untuk ukuran vampire biasa dan semua orang selalu terpesona akan kehadirannya, tapi kali ini, Seokjin merasa dialah yang terpesona akan kehadiran seseorang.

Didorong dengan perasaan baru itu, Seokjin melangkah maju menghampiri Namjoon. Dia melihat Namjoon bereaksi akan kedatangannya dan meliriknya tapi dia tidak mengatakan apa-apa. Seokjin menatap Namjoon dan Alpha itu justru terlihat lebih mempesona dalam jarak dekat.

"You wasted your blood, you know?" ujar Seokjin, dan dia melihat sebelah alis Namjoon terangkat.

"So?" ujar Namjoon dalam suara berat dan dalam yang membuat Seokjin tersentak kecil.

Seokjin mengumpulkan suaranya sebelum membuka mulut, "Yah, daripada kau membiarkan darahmu terbuang percuma, bagaimana kalau kau biarkan aku meminumnya?"

Seokjin tidak tahu darimana keberanian untuk menggoda itu berasal tapi dia merasa puas dengan dirinya sendiri.

Namjoon terdiam cukup lama dan Seokjin mendengar geraman rendah dari tenggorokannya. "I am a-goddamn-werewolf.." bisik Namjoon dengan geraman rendah.

TasteWhere stories live. Discover now